Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DALAM rangka penguatan nilai-Nilai kebangsaan di tengah maraknya paham radikalisme, Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan atau Dirjen Strahan Kemenhan bekerja sama dengan Kodim 1608/Bima melaksanakan sosialisasi penguatan nilai-nilai kebangsaan.
Penguatan nilai kebangsaan ini bertujuan dalam rangka penangkalan paham radikalisme untuk meningkatkan rasa nasionalisme, kesadaran berbangsa dan bernegara serta menumbuhkan nilai-nilai patriotisme.
Kegiatan Sosialisasi dari Dirjen Strahan Kemhan RI digelar di Makodim 1608/Bima Korem 162/Wira Bhakti , Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kegiatan sosialisasi ini diadakan dalam rangka penguatan nilai-nilai kebangsaan dalam rangka penangkalan radikalisme untuk meningkatkan rasa nasionalisme, kesadaran berbangsa dan bernegara, serta nilai-nilai patriotisme.
Kegiatan ini juga dapat meningkatkan pengetahuan dan kecintaan terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Selain itu, kegiatan juga bertujuan memupuk rasa mental dan keberanian untuk berkompetisi secara jujur dan sehat dan memiliki kecintaan terhadap Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.
Dalam sambutannya, Dandim 1608/Bima Letkol Inf Teungku Myustafa Kamal mengatakan,"Radikalisme merupakan persoalan serius dan menjadi ancaman yang potensial bagi kondusivitas serta stabilitas keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)."
"Berkembangnya beragam bentuk ancaman tersebut telah mendorong kita untuk mampu merealisasikan tugas-tugas kita sebagai warga negara agar dapat menangkal adanya berbagai ancaman baik itu dari dalam maupun dari luar dan itu bukan tanggung jawab pemerintah atau aparat pemerintah saja," jelasnya dalam keterangan pers, Senin (25/10)
"Namun juga menjadi tanggung jawab bersama seluruh komponen bangsa Indonesia, oleh karena suatu kebanggaan hari ini kita dapat hadir dan menerima sosialisasi dari Tim Ditjen Strahan Kemenhan RI," ujar Teungku Myustafa.
Sementara itu, Kolonel Inf Gema Repelita, S.H., M.Si. yang sehari hari menjabat sebagai Kasubdit Hannirmil Ditrah Komhan Ditjen Strahan Kemenhan RI yang sekaligus sebagai ketua Tim sosialisasi menyampaikan, bahwasanya tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah sebagai upaya untuk menghasilkan generasi muda yang memiliki kecintaan kepada Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.
"Serta generasi muda yang memiliki sikap mental dan pemahaman terhadap Pancasila dan nilai-nilai kebangsaan," kata Gema.
"Selain itu dari sosialisasi ini akan dapat meningkatkan kewaspadaan kita terhadap penyebaran paham Radikalisme yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa baik itu paham radikal kanan maupun radikal kiri termasuk terorisme," ungkapnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut, para tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh masyarakat termasuk akademisi, salah satunya Bapak Dr. Ridwan S.H. M.H. yang menjabat sebagai Ketua STIH Muhammadiyah sekaligus sebagai salah satu narasumber yang diundang. (RO/OL-09)
Tujuan kerja sama untuk memberikan pembinaan dan pemahaman tentang ideologi Pancasila di kalangan generasi muda, khususnya mahasiswa yang berkuliah di UPI Kampus Cibiru.
Untuk Kota Bandung yang masyarakatnya heterogon baik suku, agama, ras, sehingga Pancasila sebagai konsensus bernegara dapat menjadi pemersatu
Maarten Paes memiliki darah Indonesia dari kakek dari garis keturunan ayahnya yang lahir di Pare, Indonesia, 20 Maret 1940 silam.
Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat mengatakan momen lebaran dan mudik harus menjadi salah satu momentum untuk mneingkatkan rasa persatuan dan persaidaraan antar anak bangsa.
Pancasila dapat menjadi basis normatif dan identitas kolektif dalam membangun Indonesia sebagai sebuah tatanan politis yang demokratis.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) baru saja menyatakan siaga tempur di wilayah perairan Kepulauan Natuna dan sekitarnya.
Pancasila lahir menjadi dasar negara kesatuan Republik Indonesia melalui jalan yang panjang dengan penyatuan berbagai pemikiran dan impian para tokoh pendiri bangsa ini.
Dalam aksinya, mereka kompak membawa bendera Indonesia seraya menegaskan bahwa NKRI adalah harga mati.
Aksi simpatik ini sekaligus menunjukkan wujud dari kecintaan para jawara Banten terhadap NKRI dan dukungan penuh kepada Polri dalam menjalankan tugas-tugasnya.
AKSI unjuk rasa 1812 yang dilakukan ratusan anggota Nasional AAliansi ntikomunis (ANAK NKRI) di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, kemarin
Pembekalan materi wawasan kebangsaan, wawasan, keagamaan dan wawasan kewirausahaan juga ikut diberikan terhadap para napiter tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved