Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Kunjungi Kaltara, Jokowi Tanam Mangrove dengan Sejumlah Dubes

Dhika Kusuma Winata
19/10/2021 15:45
Kunjungi Kaltara, Jokowi Tanam Mangrove dengan Sejumlah Dubes
Presiden Jokowi melakukan aksi penanaman mangrove bersama sejumlah duta besar di Kalimantan Utara.(Dok. akun IG @jokowi)

PRESIDEN Joko Widodo menanam mangrove bersama sejumlah duta besar (dubes) negara sahabat dan masyarakat di Desa Bebatu, Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara. 

Penanaman mangrove di wilayah tersebut menjadi upaya rehabilitasi untuk menjaga ekosistem dan melindungi dari kerentanan. "Kita tanam kembali, sehingga yang pertama ini akan menjaga dari gelombang air laut, intrusi air laut, kemudian juga menjaga habitat dari spesies di hutan mangrove," ujar Jokowi, sapaan akrabnya, Selasa (19/10).

Adapun kedatangan Kepala Negara mendapat sambutan meriah dari masyarakat, pegiat lingkungan dan kelompok tani. Para dubes yang turut menanam mangrove bersama Jokowi, yakni Dubes Ceko Jaroslav Dolecek beserta istri, Dubes Cili Gustavo Nelson Ayares Ossandon, Dubes Finlandia Jari Sinkari. 

Baca juga: Pemerintah Luncurkan Peta Mangrove Nasional Tahun 2021

Kemudian, ada Wakil Dubes Brasil Daniel Barra Ferreira dan Country Director Bank Dunia Satu Kahkonen. Presiden menjelaskan di Kalimantan Utara terdapat 180 ribu hektare hutan mangrove yang akan direhabilitasi. Pemerintah dikatakannya menargetkan rehabilitasi mangrove di Kalimantan Utara sekitar 600 ribu hektare dalam tiga tahun.

"Target kita dalam tiga tahun ke depan, agar kita perbaiki, kita rehabilitasi sebanyak 600 ribu hektare dari total luas hutan mangrove, yang merupakan hutan mangrove terbesar di dunia (seluas) 3,6 juta hektare," imbuh Presiden.

Baca juga: Indonesia Dipuji Atas Komitmen Atasi Perubahan Iklim Dunia

Di Desa Bebatu yang menjadi lokasi penananam mangrove, Jokowi sempat disambut prosesi adat tepung tawar. Ketua Adat Tidung, Armansyah Ali, bersama Ketua Adat Brusu, Hendrik, menyambut Presiden setelah turun dari kapal cepat, yang membawanya dari helipad dermaga. 

Dalam prosesi penyambutan tersebut, Ketua Adat memercikkan air dan memberikan ikat kepala khas daerah bernama sesingal tidung. Dalam bahasa adat setempat, prosesi tepung tawar disebut dengan timug bensaluy.

"Timug itu air, bensaluy itu pendingin. Beras kuning ini satu keagungan kami di Kalimantan, sebagai ucapan syukur kepada pendatang," ungkap Armansyah.(OL-11)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya