Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KASUS kematian bagi kelompok usia produktif maupun lansia di Kota Tasikmalaya di tengah pandemi Covid-19 mengalami kenaikan pada pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat hingga perpanjangan Level 4. Peningkatan tersebut diketahui paling banyak belum dilakukan vaksinasi dan memiliki penyakit penyerta.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra, mengatakan angka kematian usia produktif berada di Kota Tasikmalaya selama masa PPKM darurat dan perpanjangan level 4 mencapai 11 kasus kematian. Para pasien diketahui memiliki penyakit penyerta yakni hipertensi dan diabetes dari usia 20-29 orang ada 4 orang, usia 30-39 tahun 7 orang.
Baca juga: Semangati Warga Isoman, Pemkot Palembang Beri Bantuan Pangan
"Angka kematian usia kelompok produktif di Kota Tasikmalaya pada masa PPKM darurat dan dilanjutkan Level 4 memang jumlahnya itu 11 orang. Namun, pada usia 40-49 tahun ada 31 orang dan pralansia usia 50-59 berjumlah 60 orang dari total keseluruhan 223 orang, tapi kasus kematian disebabkan lantaran mereka belum divaksin dan diangka tersebut 13 orang sudah divaksin tapi merek memiliki penyakit penyerta," katanya, Kamis (5/8).
Asep mengatakan, kelompok produktif yang meninggal dunia terkonfirmasi positif Covid-19 paling banyak memiliki penyakit penyerta dan masih belum dilakukan vaksinasi tetapi kematian tersebut masih kecil dibandingkan lansia dari umur 60 tahun ke atas jumlahnya 120 orang.
"Angka kematian di Kota Tasikmalaya selama ini paling banyak lansia usia 60 tahun ke atas masih mendominasi dan mereka kebanyakan memiliki penyakit penyerta mulai diabetes dan hipertensi menjadi faktor pemberat. Karena, untuk sekarang, pencapaian vaksinasi bagi mereka baru 19%, artinya edukasi terus dilakukan supaya angka kematian bagi pasien lansia bisa ditekan," ujarnya.
Menurutnya, angka kematian kasus Covid-19 memang terus mengalami peningkatan dan tercatat presentase angka kematian pasien positif Covid-19 untuk sekarang ini mencapai 3,62% yang berasal dari lansia berumur 60 tahun ke atas memiliki penyakit penyerta.
Namun, bagi mereka sebetulnya bisa bertahan jika sudah divaksin untuk meningkatkan daya tubuh dari serangan virus korona.
"Untuk kelompok produktif yang meninggal dunia setelah divaksin akan memburuk kalau mereka tidak menerapkan protokol kesehatan apalagi yang memiliki penyakit penyerta. Akan tetapi, kami berupaya agar usia 20 sampai 59 tahun tersebut harus selalu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas karena rata-rata dari mereka yang sudah divaksin itu merasakan dirinya sudah sehat," paparnya. (OL-6)
PEMERINTAH Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, masih menunggu instruksi Pemerintah Pusat untuk melakukan penanganan Covid-19.
Presiden Joko Widodo akan membubarkan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 setelah pemerintah resmi mencabut status kedaruratan pandemi di Indonesia.
Jika memungkinkan, kapan pun berada di ruang publik atau di gedung, pastikan ventilasi alami dengan membuka jendela.
Langkah ini untuk mengoptimalkan kebijakan berlapis dengan pendekatan digital demi pengendalian covid-19, termasuk antisipasi masuknya virus varian baru ke Indonesia.
PROGRAM vaksinasi Covid-19 terus berlanjut di Sumatra Selatan, difokuskan untuk kalangan pelajar.
PELAKSANAAN protokol kesehatan (prokes) Covid-19 harus menjadi kewajiban dalam keseharian masyarakat, untuk menghadapi potensi sebaran varian baru virus korona di tanah air.
Meskipun survei serologi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan antibodi pada penerima booster pertama, hal itu tidak serta merta mengabaikan booster kedua
Vaksin booster kedua sangat penting untuk meningkatkan imunitas masyarakat yang pada booster pertama memiliki jarak yang jauh.
Terbitnya vaksin dengan platform mRNA tersebut menambah pilihan vaksinasi primer untuk anak dengan rentang usia 6 bulan sampai kurang dari 12 tahun, selain vaksin Sinovac/Coronava
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved