Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Siswa SMA 3 Yogya Pentas Drama Virtual Usir Kejenuhan

Ardi Teristi Hardi
15/7/2021 12:39
Siswa SMA 3 Yogya Pentas Drama Virtual Usir Kejenuhan
Para pelajar SMAN 3 Yogyakarta saat latihan drama The Ethereal : Look Beyond What You Can See di halaman sekolah dengan tetap prokes.(MI/Ardi Teristi Hardi)

PADA suatu malam, seorang tamu tak diundang datang ke sebuah kastil untuk mencari tempat berteduh dari badai. Usai berteduh, sang tamu memberikan setangkai mawar ajaib kepada Pangeran Adam, si empunya kastil yang kaya raya.

Namun, Adam bertindak kasar dan penuh kesombongan. Sang tamu yang buruk rupa dan menjijikkan diusir oleh Sang Pangeran.
Ternyata sang tamu adalah penyihir wanita nan cantik dan mengutuk kastil dan seisinya. Hingga suatu saat hadirlah sosok Belle,
seorang gadis desa yang baik dan memiliki ketulusan hati, yang mengubah segalanya.

Secuil kisah tersebut ditampilkan dalam pentas teater musikal berjudul The Ethereal : Look Beyond What You Can See yang ditampilkan oleh Teater Jubah Macan SMAN 3 Yogyakarta. Pertunjukan teater yang berdurasi hampir dua jam tersebut pun mampu menarik animo netizen dengan ditonton lebih dari 488 ribu sejak tayang perdana pada 3 Juli 2021 hingga 15 Juli 2021.

"Kami menyiapkan pentas ini sekitar 10 bulan," terang Yunintria Imtihanaah, sutradara utama kepada Media Indonesia, Selasa (13/7).

Ia mengaku tidak mudah menyiapkan pertunjukan tersebut. Pasalnya, pementasan harus beradaptasi dengan protokol kesehatan dan aturan
pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Alhasil, pentas teater pun hanya bisa disaksikan secara virtual.

baca juga: Yogyakarta

Oleh sebab itu, pertunjukan harus dikemas secara berbeda agar penonton bisa betah menikmati pertunjukan yang berdurasi sekitar dua jam tersebut. Pasalnya, pengalaman menonton teater di depan layar monitor tentu jauh berbeda dengan pengalaman menonton teater secara langsung.

"Kami mengambil konsep film agar lebih menarik saat ditonton secara online," kata dia.

Pertunjukan teater secara tradisional dipadukan dengan teknik pengambilan gambar ala film agar menghasilkan tayangan yang menarik.

Kamera tidak dipasang statis di satu tempat, tetapi ditempatkan di beberapa  tempat sehingga gambar yang didapat lebih dinamis dan menghidupkan suasana.

Yunintria mengaku, banyak pelajaran berharga yang didapatnya dan teman-teman dari penggarapan teater The Ethereal. Selain hal-hal teknis
yang menyangkut produksi. Ia banyak belajar tentang organisasi, bekerjasama, saling menghargai, semangat pantang menyerah, dan ketulusan dalam berproses.

Protokol kesehatan

Yunintria menceritakan, persiapan pementasan The Ethereal sampai memakan  waktu 10 bulan karena harus menyesuaikan dengan berbagai aturan protokol kesehatan pada masa pandemi Covid-19. Alhasil, mereka tidak bisa sering-sering bertemu dan berlatih secara tatap muka. Pertemuan dan latihan tatap muka hanya dilakukan sekitar tiga minggu sekali.

Pertemuan tatap muka pun tidak bisa dilakukan lama-lama, hanya sekitar 1 jam. Latihan sebagian besar dilakukan di rumah masing-masing dan lewat daring. Latihan tatap muka tetap dibutuhkan untuk menyingkronkan dengan pemain lain dan menyesuaikan dengan format pertunjukan.

Semua yang terlibat dalam pementasan juga harus berkomitmen untuk menjaga kesehatan masing-masing, dari mulai membatasi mobilitas hingga isolasi  mandiri selama seminggu setiap akan latihan tatap muka dan pementasan.

Pementasan dan pengambilan gambar, terang Yunintria, dilakukan dua hari, 29 dan 30 Mei. "Saat pementasan, (pemain dan kru yang terlibat) dibagi menjadi beberapa shift (agar tidak ada kerumunan)," kata dia.

Salah satu aktor dalam pertunjukan ini, Ananda Deva Arjuna menyampaikan, terbatasnya waktu berlatih dengan tatap muka menjadi salah satu kendala yang dihadapi. "Ya saya membangun chemistry dengan saling mengenal teman lawan main saya, mengenal tokoh yang diperankannya, lewat telpon, berdiskusi, chating, dan video online," ungkap Deva yang berperan sebagai Lumiere.

Deva pun berharap, pertunjukan yang ditampilkan Teater Jubah Macan bisa menghibur dan menginspirasi banyak orang. Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMAN 3 Yogyakarta, Suhirno mengapresiasi kreativitas para siswanya yang tergabung dalam Teater Jubah Macan. "Komitmen mereka sangat kuat untuk pertunjukan ini, termasuk menaati aturan-aturan protokol kesehatan," papar dia.

Ia menyebut, selama produksi hingga pementasan, para siswa dalam pengawasan pihak sekolah. Semua sudah mendapat perizinan, dari mulai pihak kepolisian  hingga masing-masing orang tua siswa.

Ia menyebut, kegiatan yang dilakukan oleh Teater Jubah Macan merupakan bagian dari penguatan karakter buat siswa di SMAN 3 Yogyakarta. "Dengan kegiatan ini, mereka mendapatkan pengalaman lain (saat sekolah) dalam hal organisasi, disiplin, dan tanggung jawab," kata dia.

Pada masa pandemi, aktivitas siswa menjadi sangat terbatas karena harus menaati protokol kesehatan yang ketat dan aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat. Dengan semangat, kreativitas, dan tanggung jawab, siswa-siswa Teater Jubah Macan di SMA N 3 Kota Yogyakarta dapat beradaptasi dengan situasi yang ada. Mereka tetap bisa produktif dengan menggelar pentas teater yang menerapkan protokol kesehatan secara ketat. (N-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya