Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
PERTUNJUKAN sebuah drama musikal bukanlah sekadar hiburan, melainkan panggung nyata tempat mimpi-mimpi kecil menemukan ruang untuk tumbuh. Karena itu, seorang anak harus memiliki mimpi setinggi-tingginya sehingga memiliki semangat untuk terus menggapai mimpi mereka.
"Saya dulu juga anak jalanan, pernah jadi pemulung, gelandangan, bahkan makan dari sisa teman. Tapi saya tetap bermimpi. Dengan doa orang tua dan tekad kuat, akhirnya saya bisa menjadi profesor. Jadi adik-adik, tetaplah semangat. Tembuslah mimpi-mimpimu!” ungkap Kak Seto, pemerhati anak dan tokoh inspiratif, terkait pertunjukan drama musikal bertajuk Menembus Batas Mimpi yang akan dipentaskan anak-anak prasejahtera dalam rangkaian peringatan Hari Anak Nasional 2025.
Drama musikal yang akan digelar pada Sabtu (2/8) di Gedung Qahal Ceria, Jakarta Barat, akan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Wawa Lukman Official dalam dua sesi yakni pukul 09.00–12.00 Wib dan 13.00–16.00 Wib. Drama musikal tersebut diproduksi oleh Wawa Lukman, seorang penulis lagu, pendiri Kemilau Emas Anak Indonesia, sekaligus podcaster yang dikenal peduli pada dunia anak-anak.
Bersama timnya, Wawa melibatkan 50 anak binaan untuk membawakan kisah perjuangan meraih mimpi di tengah keterbatasan, yang diiringi tiga lagu ciptaannya yakni Anak Indonesia, Mimpiku, dan Bersama Kita Bisa. “Setiap anak adalah emas yang berharga. Mereka berhak bersinar dan mendapat dukungan, apa pun latar belakangnya,” ujar Wawa, yang juga bertindak sebagai produser kreatif.
Dalam menjaring para pemain, Wawa bekerja sama dengan Yayasan Qahal Ceria yang dipimpin Nita Sihendra, sosok yang telah lama membina anak-anak dari komunitas marginal melalui pendidikan dan kesenian. Proses pelatihan dilakukan dengan memperhatikan semangat dan kemauan belajar anak-anak, meski fasilitas sangat terbatas.
"Ini bukan sekadar pertunjukan, tapi bukti bahwa mimpi bisa diraih siapa pun, asal diberi kesempatan,” ungkap Nita.
Sejumlah figur publik turut hadir memberikan dukungan dan motivasi langsung, di antaranya Kak Seto, Fara Dillah, Rara Sudirman, serta Rani (Mama Rara). Sebagai salah satu bintang tamu, Rani menitip pesan kepada orang tua para peserta. "Ayah Bunda, dukung terus setiap cita-cita anak-anak kita. Sebut nama mereka dalam setiap doa. Yakinlah bahwa doa yang tulus dari orang tua akan membawa anak-anak kita pada cita-citanya!" kata Rani.
Acara ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Anwa Land Peduli, Sari Kresna Kimia, Orang Tua, Cimory, dan Antangin Junior. Lebih dari sekadar perayaan Hari Anak Nasional, Wawa berharap, pertunjukan ini menjadi gerakan nasional untuk membuka ruang ekspresi dan kreativitas anak-anak prasejahtera, sekaligus menumbuhkan keyakinan bahwa mimpi bukan milik anak-anak dari keluarga mampu saja. (H-2)
Sebagian besar produksi film Pengin Hijrah dilakukan di tiga kota di Uzbekistan. Toshkent, Samarkan, dan Bukhara
Setelah sukses dengan tiga musim pertunjukan di tahun 2017, 2018, dan 2022, Musikal Petualangan Sherina kembali hadir dengan produksi terbarunya pada 11-20 Juli 2025.
Drama musikal ini sukses digelar pada Januari lalu. Saat dilakukan penayangan di Taman Ismail Marzuki setidaknya ada 1.800 penonton yang terbagi dalam dua sesi.
School Production ini menjadi platform yang nyata bagi siswa untuk mengembangkan diri melalui kerja tim, tanggung jawab, ekspresi kreatif, dan kepemimpinan.
Kisah ini mengikuti perjalanan Sanghyang Guruminda, seorang pangeran dari kahyangan yang menentang takdirnya dan dikutuk untuk hidup di bumi sebagai lutung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved