Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Disabilitas di Temanggung Dibekali Ketrampilan Coffee Shop

Tosiani
30/6/2021 12:45
Disabilitas di Temanggung Dibekali Ketrampilan Coffee Shop
Seorang disabilitas intelektual berlatih menyajikan pesanan ke konsumen di kafe yang dikelola BBRSPDI Kartini Temanggung, Rabu (30/6).(MI/Tosiani)

PELATIHAN kopi untuk kalangan disabilitas di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BBRSPDI) Kartini Temanggung, Jawa Tengah dialihkan menjadi pelatihan coffee shop. Peserta pelatihan juga diperluas tidak hanya untuk penyandang disabilitas intelektual, namun juga untuk disabilitas fisik.

Semula pelatihan kopi dirintis sekitar tahun 2018 lalu guna membantu perkembangan dan kemandirian disabilitas intelektual yang bersekolah di BBRSPDI dengan mendatangkan pelatih kopi dari praktisi kopi. Pihak BBRSPDI malah sempat berupaya menyusun kurikulum kopi untuk kepentingan pelatihan tersebut.

Mulai tahun 2021 ini pelatihan yang diberikan berupa coffee shop dan disabilitas berkesempatan langsung mempraktekannya hasil pelatihan di Kafe D'tel milik BBRSPDI yang juga berlokasi di Jalan Kartini Temanggung.

Dwi Cahyono,30, Instruktur Kopi dari BBRSPDI Kartini Temanggung menerangkan, pelatihan kopi yang diberikan sebelumnya hanya sekitar manual brew dan hanya pengetahuan tentang kopi saja. Disabilitas juga diberi pengertian mengenai teori, filsafat dan jenis-jenis kopi.

Adapun pada pelatihan coffee shop ini juga menyangkut penjualan. Selain pengetahuan kopi, para peserta juga diberi pelatihan basic powder, soda, dan teh untuk diracik menjadi minuman. Peserta pelatihan juga langsung praktek membuat minuman dan menyajikannya pada konsumen yang datang. Serta cara penjualan dan melayani konsumen secara umum.

"Coffee shop ini mengikuti perkembangan pasar karena belakangan manual brew sudah terlihat berkurang peminatnya,"kata Dwi, Rabu (30/6) di Temanggung. Ia mengatakan, pihak BBRSPDI juga mendatangkan pelatih dari pengelola coffee shop daerah Magelang. Tutor tersebut secara khusus melatih pembimbing atau pelatih dari BBRSPDI. Kemudian meneruskannya memberi pelatihan pada disabilitas.

Disabilitas peserta pelatihan coffee shop angkatan pertama sebelumnya dari program atensi untuk penyandang disabilitas fisik dari daerah Grobogan. Namun program itu sudah selesai dan salah seorang pesertanya sudah berhasil membuka, mengelola kedai kopi sendiri di daerah asalnya, Grobogan. Peserta pelatihan yang masih tersisa saat ini adalah siswa dari BBRSPDI, juga melalui program atensi yang akan menjalani pelatihan selama satu bulan.

"Pelatihan juga meliputi setting mesin, timbangan, meracik minuman dan pelayanan pada konsumen,"ujar Dwi.

Abdul Haris, salah seorang penyuluh sosial BBRSPDI Kartini Temanggung menambahkan, untuk menunjang pelatihan coffee shop, pihak sekolah telah menggelontorkan dana sebesar Rp 64 juta untuk membuat Kafe D'tel di tahun 2019. Kemudian pada tahun 2020 ditambahkan modal Rp 34 juta untuk menambah pengadaan peralatan kopi.

Kafe D'tel yang digawangi para disabilitas di bawah bimbingan penyuluh dari BBRSPDI ini beroperasi dari pul 10.00 wib hingga pukul 22.00 wib. Rata-rata kunjungan konsumen ke kafe ini kurang dari 100 orang per hari.

"Karena langsung praktek penjualan, anak anak penyandang disabilitas jadi lebih mandiri dan percaya diri. Kalau sebelumnya pada pelatihan kopi, selain membuat kopi hitam, mereka hanya bisa membuat varian latte dan vietnam drip, sekarang bisa membuat lebih banyak jenis minuman,"kata Haris.

Adi Prasetyo Aji,24, disabilitas intelektual peserta pelatihan coffee shop asal Desa Ndirat, Kecamatan Kranggan, Temanggung mengaku amat senang berlatih membuat aneka minuman pada pelatihan coffee shop. Dari total 26 menu minuman yang akan diperoleh dalam pelatihan, enam menu diantaranya sudah berhasil ia kuasai. Enam menu itu adalah single origin, matcha, latte, coklat, capucino, dan kopi gula aren.

"Saya merasa senang, tiap kali menjajal menu baru seperti ada tantangan baru. Target saya 26 menu minuman akan saya kuasai semua. Lalu saya berniat akan membuka kafe sendiri juga di rumah,"kata Adi. (OL-13)

Baca Juga: Muncul Klaster Baru, Ketua RW di Bekasi Diizinkan Lakukan Lockdown

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya