Empat Strategi Bisnis Pelindo 1 Garap Ceruk Pasar Marine Service

Yoseph Pencawan
09/6/2021 18:42
Empat Strategi Bisnis Pelindo 1 Garap Ceruk Pasar Marine Service
(MI/Yoseph P)

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), atau Pelindo 1, menerapkan empat strategi bisnis dalam menjalankan layanan jasa kepelabuhanan yang menjadi fokus kinerja perseroan pada tahun ini. Secara garis besar, optimalisasi bisnis jasa kepelabuhanan (marine service) dilakukan dengan mengembangkan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (PIE).

"Lalu melakukan intelligent marketing, memperluas networking dengan bekerja sama dan bergabung dalam komunitas internasional serta mengaplikasikan Internet of Things (IoT)," ungkap Direktur Operasional dan Komersial Pelindo 1 Ridwan Sani Siregar, Rabu (9/6).

Dia menerangkan, marine service menjadi fokus kinerja bisnis perseroan pada tahun ini karena wilayah kerja Pelindo 1 berada di tengah Selat Malaka.

Baca Juga: Pelindo 1 Catatkan Penaikkan 10% Arus Petikemas di Triwulan I 2021

Sebagaimana diketahui, Selat Malaka merupakan jalur perdagangan tersibuk dunia yang dilintasi hingga 80.000 kapal per tahun. 
"Karena itu kegiatan marine service merupakan hal yang sangat penting," ujar Ridwan Sani.

Untuk mendorong fokus kinerja tersebut Pelindo 1 pun menerapkan empat strategi bisnis yang sejak awal tahun diimplementasikan.

Pertama, mereka mengembangkan layanan pemanduan dan penundaan kapal di Kuala Tanjung PIE yang memiliki potensi besar untuk tumbuh dan berkembang secara cepat. 

Berada di tengah jalur utama Selat Malaka yang dilewati 25% komoditas perdagangan dunia dan didukung hinterland yang kuat di 10 provinsi di Pulau Sumatra. Kondisi geografis itu menjadikan Kuala Tanjung PIE memiliki posisi yang strategis.

Kuala Tanjung PIE juga berpotensi besar menjadi simpul penting dalam jaringan logistik dan supply chain global. Kuala Tanjung PIE sendiri terdiri dari dua bagian yang saling terintegrasi. Yaitu Kawasan Pelabuhan (Kuala Tanjung Multipurpose Terminal) dan Kawasan Industri (Kuala Tanjung Industrial Zone).

Strategi kedua adalah kegiatan intelligent marketing yang dilakukan dengan penekanan pada identifikasi pelanggan. Terutama di wilayah Batam, Karimun dan perairan Selat Malaka.

Dalam strategi ini Pelindo 1 juga meningkatkan pasar pelayanan kegiatan ship to ship (STS) di cabang pelabuhan Tanjung Balai Karimun dan Pulau Nipah, Provinsi Kepulauan Riau. Perseroan melaksanakan kegiatan labuh jangkar (anchorage area) di Perairan Nipah dengan alih muat (ship to ship) dan pencucian kapal (tank cleaning).

Perseroan juga melakukan pencampuran bahan (blending), pengisian minyak atau air bersih (bunker) serta berlabuh jangkar (logistic supply, Laid Up & Ship Chandler). Kegiatan-kegiatan itu dikerjakan  sesuai dengan izin yang diterbitkan Kementerian Perhubungan. Hal yang sama juga dilaksanakan di Perairan Tanjung Balai Karimun.

Ridwan Sani optimistis STS transfer di Karimun dan Nipah bisa terus berkembang. Mereka juga akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan pemilik kapal dan melakukan direct marketing kepada customer untuk masuk ke Karimun maupun Nipah.

Pelindo 1 juga sedang mengevaluasi regulasi perairan Iyu Kecil Nongsa sehingga dapat dilakukan pelayanan marine advisory untuk menjamin keselamatan kapal saat melintasi perairan tersebut.

Perairan Iyu Kecil Nongsa merupakan bagian dari perairan Selat Malaka dengan perlintasan kapal yang padat, dangkal, dan sempit, sehingga diperlukan wajib pandu di perairan tersebut. Status wajib pandu di daerah itu akan memberi rasa aman dan nyaman serta mengurangi pencemaran laut akibat kecelakaan kapal yang melintasi perairan tersebut. 

Adapun strategi ketiga yakni memperluas networking dengan melakukan kolaborasi dan partnership. 

Dalam hal ini perseroan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Salah satunya adalah PT Kawasan Industri Dumai (KID). Kolaborasi kedua pihak ditandai dengan penandatanganan naskah kerja sama operasi pelayanan jasa pemanduan, penundaan dan jasa lain, di Jakarta pada Maret 2021.

"Kerja sama ini dilakukan untuk kegiatan pelayanan kapal di tersus (terminal khusus) milik PT KID - Pelintung dalam jangka waktu selama lima tahun," ungkap Ridwan Sani.

Hal ini, menurut dia, sekaligus bentuk komitmen Pelindo 1 dalam pemenuhan kewajiban sebagai operator pelabuhan dalam memberi kepastian Keselamatan Pelayaran.

Sedangkan strategi keempat adalah penerapan IoT pada sektor bisnis marine service. Dalam strategi ini perseroan terus menginisiasi dan mengembangkan sejumlah layanan digital di seluruh lingkungan kerjanya.

Layanan digital yang didesain khusus bagi para pengguna jasa agar mendapatkan akses dengan mudah, aman dan di mana saja. Layanan digital yang dikembangkan antara lain i-Marine dan Port Operation Command Center (POCC).

Sistem i-Marine dapat membantu pengguna jasa membuat perencanaan tambat, layanan online meeting dan informasi posisi kapal. Sistem ini juga melayani pemanduan dan penundaan secara online, air kapal, dispatching pilot assignment dan tugboat secara real time.

Adapun sistem POCC digunakan sebagai pusat kendali dan koordinasi pelayanan kapal dan terminal serta monitoring antrean kapal. 

Atas berbagai fungsinya tersebut kedua layanan digital berkontribusi signifikan dalam mendukung bisnis kepelabuhanan. Antara lain memaksimalkan ketepatan perencanaan penambatan, meningkatkan kinerja operasional dan memastikan tercapainya one day billing.

Kemudian ketepatan dalam koordinasi dan pengambilan keputusan serta menyediakan informasi jadwal kegiatan kapal, bongkar muat, dan kegiatan operasional pelabuhan lain secara real time. (YP/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya