Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
SEMUA wilayah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, rawan kekeringan menyusul prediksi bakal segera memasukinya musim kemarau. Saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat telah berkoordinasi dengan relawan tangguh bencana (retana) maupun camat dan kepala desa segera memetakan potensi kerawanan tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cianjur Dedi Supriadi, mengatakan BPBD tidak mau berspekulasi dengan tidak memerhitungkan potensi kebencanaan di suatu wilayah. Artinya, kewaspadaan terhadap potensi kerawanan bencana harus dilakukan komprehensif di semua wilayah.
"Memang, sampai saat ini kita belum menerima laporan wilayah mana saja yang berpotensi rawan kekeringan saat kemarau nanti. Makanya, kami mewaspadai potensinya di semua wilayah," kata Dedi di sela kegiatan sosialisasi pengelolaan risiko bencana di Cianjur, Kamis (27/5).
Berbagai upaya antisipasi sedang dipersiapkan BPBD menghadapi prediksi memasukinya musim kemarau. Termasuk menggencarkan sosialisasi menjaga lingkungan alam kepada masyarakat.
"Kearifan lokal sangat diperlukan mengantisipasi bencana kekeringan saat kemarau. Kalau kita bisa menjaga alam, maka alam pun akan menjaga kita. Contoh, jangan melakukan penggundulan atau penebangan pohon sembarangan. Pepohonan akan berfungsi mengikat air sehingga bisa mencegah longsor saat musim hujan dan menyimpan air saat kemarau," jelas Dedi.
Selain mengantisipasi potensi dampak kemarau, BPBD juga sampai saat ini masih fokus mengantisipasi berbagai potensi dampak curah hujan tinggi. Sejumlah bencana hidrometeorologi masih terjadi di Cianjur menyusul masih terjadinya hujan kurun beberapa waktu terakhir.
"Kalau kita melihat data dari BMKG, memang masih terjadi hujan. Kemarin saja kita, beberapa hari lalu, informasi dsri BMKG bahwa Cianjur harus waspada potensi banjir. Ini artinya masih ada kemungkinan curah hujan tinggi di Kabupaten Cianjur," bebernya.
Namun, lanjut Dedi, pada prinsipnya BPBD harus selalu siap dan siaga menghadapi berbagai potensi kebencanaan. Karena itu, diperlukan peningkatan kapasitas kepada Retana yang selama ini menjadi mitra BPBD dalam penanggulangan kebencanaan.
"Kami punya 1.832 retana yang tersebar dj 360 desa dan kelurahan di 32 kecamatan. Masing-masing desa dan kelurahan memiliki 5 orang retana serta masing-masing kecamatan punya 1 orang korcam," imbuhnya.
Peran dan fungsi Retana bakal menjadi garda terdepan mencegah dan menanggulangi seandainya terjadi bencana di suatu daerah. Dibentuknya retana didasari juga pertimbangan mempercepat penanganan saat terjadi
bencana. "Karena itu, Retana merupakan garda terdepan BPBD Kabupaten Cianjur," pungkasnya. (BK/OL-15)
"Kami juga sudah mempersiapkan anggaran untuk operasional truk tangki penyuplai air bersih yang jumlahnya ada lima unit dengan kapasitas 5.000 liter dan 4.000 liter,"
AKIBAT tidak turun hujan dan krisis air saluran irigasi, kekeringan lahan sawah di Kabupaten Pidie, Aceh, semakin parah.
Di Desa Ceurih Kupula, Desa Pulo Tunong, Desa Mesjid Reubee dan Desa Geudong, puluhan ha lahan sawah mengering. Lalu tanah bagian lantai rumpun padi pecah-pecah.
SEBANYAK 10,25 hektare lahan pertanian di Tanah Datar terdampak kekeringan, dan 5,25 hektare di antaranya sudah dinyatakan puso atau gagal panen.
SIUMA menggunakan sensor kelembaban tanah berbasis IoT yang terkoneksi langsung ke grup WhatsApp petani, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan irigasi secara real time.
PERUBAHAN pola cuaca semakin nyata di Indonesia. Peneliti BRIN Erma Yulihastin, mengungkapkan bahwa musim hujan saat ini tak lagi berjalan secara reguler.
Eliminasi TBC memerlukan kekompakan dan sinergi lintas sektor.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, mengungkapkan hanya ada 384 kelas sekolah tingkat SMA/SMK yang akan diisi rombongan belajar (rombel) 38 sampai 50 siswa dari 801 kelas.
Festival Kerukunan di Desa Pabuaran, Kerukunan bukan Proyek Elite
Tetapi, dari 27 wilayah Jawa Barat hanya ada dua wilayah yang diprakirakan akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi pada siang hari.
Sebanyak 338 ribuan siswa diterima di SMA, SMK dan SLB negeri se-Jawa Barat (Jabar) dalam sistem penerimaan murid baru (SPMB) tahap satu hingga dua.
Penambahan rombel juga hanya diterapkan di sekolah tertentu yang siswa-siswinya masuk kategori miskin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved