Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Terbukti Efektif, ETLE Diharapkan Bisa Dipasang di Semua Daerah

Mediaindonesia.com
23/5/2021 15:45
Terbukti Efektif, ETLE Diharapkan Bisa Dipasang di Semua Daerah
Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Pol Istiono (tengah) saat mengecek random tes Swab antigen di pos penyekatan KM 34 tol Cikampek.(Dok.Mabes Polri)

INOVASI berbasis teknologi yang diterapkan Kepolisian Republik Indonesia berupa ETLE menunjukkan keandalan dan manfaatnya. Yang terbaru, dengan ETLE polisi bisa menangkap pria berinisial ZO, yang diduga sebagai pelaku tabrak lari atas seorang pedagang mie ayam di Jalan Sudirman, Jakarta. Wajah, mobil beserta pelat nomornya terekam kamera ETLE.

"Sekali lagi ETLE bisa membuktikan efektivfatasnya," kata Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Sambodo Purnomo Yogo, Sabtu (22/5) lalu, merespons temuan tersebut. Dalam foto rekaman tersebut, wajah pelaku terekam jelas di kamera ETLE. Dari foto tersebut ZO terlihat seorang diri di dalam mobil saat peristiwa tabrak lari terjadi.

Baca juga: Polisi Temukan Mobil Bodong Saat Tilang Elektronik di Surakarta

"Dari sini kita bisa mengungkap pelat nomor (mobil pelaku) tersebut. Kemudian kita bisa mengungkap siapa pengendaranya pada malam kejadian," ujar Sambodo.

Saat menanggapi kabar tersebut Koordinator Aliansi Mahasiswa dan Milenial Indonesia (AMMI), Nurkhasanah mengakui bahwa perangkat ETLE memang canggih dan teknologi itu bisa digunakan bukan untuk hanya untuk penilangan. Untuk itu menyarankan agar teknologi harus segera disebar ke seluruh penjuru Tanah Air.

Apalagi di tengah pandemi covid-19 saat ini yang belum juga lenyap. Ia menegaskan, sukar untuk tidak mengatakan inilah solusi tepat di tengah pandemi covid -19 yang memaksa semua orang menjaga jarak. Nurkhasanah menunjuk,  dengan penerapan ETLE yang segera menjangkau seluruh provinsi di Indonesia, akan menghindarkan kerumunan orang sebanyak lebih dari 6 juta orang setahun dalam sidang sidang tilang di pengadilan.  Padahal itu berpotensi menularkan covid-19.

Tidak sekadar mencegah kerumunan, sistem digital Polri yang meminimalisasi kontak langsung antara petugas dan pengguna lalu lintas, juga bisa menjadi gerbang pembuka bagi Polri untuk menjadi institusi yang bersih dan bebas korupsi dan suap. “e-TLE dan system digital terpadu Polri menutup peluang terjadinya pungli di jalanan, yang pada gilirannya akan menghapus stigma buruk polisi dalam hal pungli, sebagaimana di masa lalu kita dengar,” kata Nurkhasanah.

“Jika melihat manfaatnya yang banyak dan tepat guna, kita berharap perangkat canggih bisa terpasang di semua daerah,” kata Nurkhasanah dalam keterangannya, Minggu (23/5).

Menurut Nurkhasanah, hanya dalam waktu sekitar tiga bulan, ETLE terus menunjukkan efektivitasnya. Prestasi paling mutakhir adalah rekaman pelaku tabrak lari seorang pedagang keliling mie ayam di Jalan Sudirman, Jakarta.

Dalam catatannya, hanya dua hari sejak pemakaiannya di Bandung, Jawa Barat, kepolisian berhasil merekam 5.000 pelanggaran. Selama sebulan pemakaian, di Makassar ETLE mencatat 52 ribu pelanggaran; sebulan beroperasi di Jawa Tengah terekam 11 ribu pelanggaran. Hanya dalam beberapa hari sejak pengoperasian, ETLE merekam 1.500 pelanggaran di Palembang, serta banyak lagi catatan lain dari seluruh Indonesia yang menegaskan betapa efektifnya ETLE.

“Di Riau, ETLE bahkan merekam tiga oknum polisi, salah satunya perwira berpangkat Kompol sedang nyabu di dalam mobil,” kata Nurkhasanah. Dengan demikian, kata Nurkhasanah, ETLE tidak hanya merekam pelanggaran lalu lintas, melainkan pula merekam terjadinya tindak pidana yang meresahkan dan mengganggu keamanan masyarakat.

Untuk itu, ia sekali lagi mengapresiasi Polri dalam inovasi tersebut. “Semua ini tak bisa dilepaskan dari sosok Kapolri Listyo Sigit Prabowo, sebagai pemberi arah semua langkah inovasi Polri serta Kepala Korlantas Polri Irjen Pol Istiono yang mengimplementasikan Program 100 Hari Kapolri ini.”

Sebelumnya, Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono mengungkapkan jajaran Korlantas masih terus berusaha agar penerapan ETLE bisa rampung di 34 Polda se-Indonesia. Dia mengatakan, sistem tilang elektronik terintegrasi dari Polres, Polda, hingga Korlantas Polri.

"Secara teknis di lapangan kita terus bekerja untuk merampungkan program ini secara bertahap hingga 34 polda nanti terpasang semua. Di semua titik yang perlu kita pasang ETLE tentunya berdasarkan maping dan analisis kita. Titik mana yang paling krusial dan perlu kita pasang e-TLE di situ," ujar Istiono, Selasa (23/3).

"Penerapan tilang elektronik sudah berlaku di 12 polda di Indonesia. Terdapat 244 kamera pemantau baru yang terpasang. Lalu tahap berikutnya dipasang di 10 Polda," ucapnya.

Dalam soal optimalisasi teknologi tersebut Nurkhasanah menunjuk bagaimana Kapolri tidak ragu untuk mengambil opsi teknologi dalam membantu Polri melaksanakan tugas  pelayanan dan perlindungan masyarakat tersebut. “Teknologi itu jelas ada. Persoalannya, kepemimpinanlah yang menentukan dengan tegas apakah teknologi itu akan dioptimalkan untuk membantu tugas pelayanan, atau justru dibiarkan mubazir tak digunakan,” kata Nurkhasanah.

Ditambah dengan para pembantu Kapolri yang juga berani mengambil manfaat teknologi demi kemaslahatan warga masyarakat, yang kemudian diimplementasi secara nasional oleh  Korlantas Polri.  (Ant/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya