Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Banjir Tenggelamkan Asa Petani

Surya Sriyanti
21/5/2021 21:35
 Banjir Tenggelamkan Asa Petani
Dua ibu rumah tangga berjalan di tengah rendaman banjir di Kalimantan Tengah(ANTARA/Makna Zaezar)

 

HARAPAN petani di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, buyar. Musim panen yang sudah di depan mata dipastikan gagal.
"Banjir sudah merendam persawahan sejak lima hari lalu. Tanaman padi dipastikan gagal panen, karena membusuk direndam banjir," tutur Kepala Desa Lempuyang, Muksin, kemarin.
Gagal panen membuat petani harus menanggung kerugian hingga Rp5 miliar. Luas lahan yang terendam banjir mencapai 3.500 hektare.
Meski sudah lima hari merendam persawahan, air tidak menunjukkan tanda-tanda akan surut. "Bahkan, air cenderung semakin tinggi, karena hujan deras juga terus turun," tambah Muksin.
Banjir di musim kemarau ini menjadi yang terparah dalam 10 tahun terakhir. Sebelumnya, banjir beberapa kali datang, tapi tidak mendatangkan kerugian sebesar saat ini.
Muksin mengaku khawatir banjir akan memengaruhi produksi beras dari desanya. Lampuyang dikenal sebagai lumbung beras terbesar bagi Kabupaten Kotawaringin Timur.
"Kami khawatir hujan akan terus turun beberapa hari ke depan. Jika terjadi, kawasan yang terdampak akan semakin meluas. Tidak hanya persawahan, tapi juga pemukiman," lanjutnya.

Bangun infrastruktur


Ancaman banjir juga menakutkan bagi Rusma Yul Anwar. Bupati Pesisir Selatan, Sumatra Barat, itu, kukuh mengajukan dana tanggap darurat sebesar Rp 40,5 miliar kepada pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) V.
"Dana digunakan untuk penanganan banjir di Batang Tapan, Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan. Sungai itu membutuhkan normalisasi dan perkuatan tebing, supaya masyarakat terbebas dari bencana banjir," tegasnya.
Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Doni Gusrizal berharap penanganan banjir di Ranah Ampek Hulu Tapan segera terealisasi. ""Selama ini, banjir selalu menerjang Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan."
Penanganan banjir juga jadi konsentrasi Pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Mereka berencana membangun sabo dam untuk mencegah banjir bandang yang sering terjadi di Kecamatan Kulawi.
Kemarin, pemkab bersama Balai Wilayah Sungai Sulawesi III dan tim verifikasi Japan Internasional Cooperation Agency, melihat dua sungai di wilayah itu, yakni Sungai Magila dan Tamurai.
"Peninjauan terebut guna menyusun rencana teknis pembangunan sabo dam
melalui bantuan JICA Jepang," terang Wakil Bupati Sigi, Samuel Y Pongi.
Pemerintah dan masyarakat, kata Samuel, berharap agar perencanaan teknis di Sungai Magila dan Sungai Tamurai itu segera dilaksanakan.
"Fokus kita ialah keselamatan masyarakat Desa Bolapapu agar terhindar dari bencana banjir bandang, seperti yang pernah terjadi," ungkapnya.
Di Bali, pemerintah Provinsi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah menyusun dokumen kajian risiko bencana. Mereka melibatkan 80 peserta dari berbagai unsur.
"Dokumen ini sangat penting karena mengingat Bali rentan bencana. Dokumen akan menjadi panduan bagi pemerintah dan masyarakat sipil dalam penanggulangan bencana," ungkap Kepala Pelaksana Harian BPBD Bali Made Rentin. (YH/TB/OL/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya