Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
NELAYAN di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (15/4), mulai mengumpulkan serpihan perahu milik mereka yang hancur dan tenggelam akibat dihantam siklon seroja pekan lalu. Antara lain di perkampungan nelayan Oeba, Kelurahan Fatubesi dan area Pelabuhan Perikanan, Kelurahan Tenau.
Di Tenau terdapat sedikitnya 150 perahu nelayan hancur dan tenggelam, sedangkan di Oeba, sekitar 20 perahu nelayan tenggelam. Di dua lokasi tersebut, nelayan yang perahunya rusak, ramai-ramai menyelam untuk mengevakuasi serpihan perahu dari dalam air, seperti bodi, tiang, mesin, dan pukat.
"Perahu saya hancur dan tenggelam besama dua mesin 30 pk, saat ini mesin belum bisa diangkat," kata Ali Umar, nelayan di Oeba yang kehilangan satu dari dua perahu miliknya.
Ali mengatakan, saat badai, ratusan perahu nelayan berlabuh di kolam labuh Tempat Pelelangan Ikan Oeba, sebanyak 20 perahu di antaranya hancur dan tenggelam karena terbentur dermaga dan perahu lain, sedangkan puluhan perahu lainnya mengalami kerusakan ringan.
Baca juga: Pesan WA BMKG Selamatkan Warga Kampung Nelayan dari Siklon Seroja
Nelayan lainnya, Stefan Boger, kehilangan perahu berkapasitas 10 GT tenggelam di kolam labuh Pelabuhan Tenau Kupang. Di lokasi itu, tercatat 150 perahu nelayan hancur dan tenggelam.
"Setiap hari kami menyelam untuk menarik kembali lampara dan mesin perahu yang masih ada di dasar laut. Ada puluhan mesin saat ini belum bisa diangkat," katanya.
Stefan bersama nelayan lainnya sudah minta bantuan ekscavator untuk mengangkat mesin perahu, tetapi bantuan yang ditunggu belum juga datang.
"Perahu sudah hancur. Kami berharap bantuan perahu dan alat tangkap dari pemerintah, apalagi sebagian besar teman-teman mempunyai kredit di koperasi dan bank," ucapnya.(OL-5)
Kerja sama ini merupakan komitmen JNE untuk terus bermanfaat bagi masyarakat luas
Kecelakaan laut yang terjadi di Pantai Batu Hiu itu menimpa tiga nelayan. Satu nelayan bisa diselamatkan,
Upacara adat itu merupakan bentuk rasa syukur para nelayan di Desa Ciwaru atas hasil tangkapan ikan. Acaranya rutin digelar setiap tahun.
Terjebaknya ke 75 nelayan itu akibat terjangan gelombang tinggi yang memutus jembatan terbuat dari bambu, pada Rabu (16/10)
Kegiatan mencari ikan dilaut tetap dilakukan meski kondisi cuaca saat ini sangat tidak bersahabat dan mengancam jiwa.
Di tengah laut cuaca bisa cepat berubah atau yang awalnya cerah tiba-tiba turun hujan deras disertai angin kencang dan petir, sehingga membahayakan keselamatan nelayan.
Badai Surigae menjadi badai terbesar melanda Samudra Pasifik selama April. Suhu laut yang meningkat akan menjadi pemicu munculnya banyak badai di wilayah Samudra Pasifik.
Korban tewas akibat badai yang melanda Filipina dalam beberapa hari terakhir telah meningkat menjadi 98 orang.
Korban tewas akibat badai dahsyat yang memicu banjir dan tanah longsor di seluruh Filipina telah mencapai 150 orang, seperti dilaporkan pejabat bencana Kamis, (3/11).
SIKLON tropis Ilsa menerjang Australia Barat Laut dengan angin terkuat yang pernah tercatat di negara tersebut.
OTORITAS Pengelolaan Perikanan Australia (AFMA) mengatakan tidak akan menuntut sekelompok nelayan Indonesia yang ditemukan terdampar di lepas pantai setelah Topan Tropis Ilsa bulan lalu.
Badai siklon Biparjoy diprediksi akan menjadi badai yang parah dan tiba di antara Mandvi, Provinsi Gujarat, India, dan Karachi, Pakistan, pada Kamis (15/6) malam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved