Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
PARA petani di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah keluhkan harga gabah hasil panen Masa Tanam (MT) I yang terus terjun bebas sejak Februari lalu. Sebelumnya petani sempat menikmati harga gabah (GKP) di atas Rp5.000/kg, dan belakangan ini terus merosot hingga tinggal Rp3.600-Rp3.700/kg.
"Permainan tengkulak memang semakin menjengkelkan dan meresahkan. Petani rugi besar, karena ongkos produksi terus naik, ketika panen malah merugi," ungkap Sudarmo petani asal Masaran,Kamis (4/3).
Ketua KTNA Sragen Suratno mengatakan, Bulog memang harus cepat campur tangan menyerap panen MT I seluas 41 ribu hektar, yang diperkirakan baru berakhir pertengahan April nanti. Jika tidak maka panen petani menjadi tidak berharga dan menyengsarakan.
"Pada akhir Januari lalu harga gabah cukup menggembirakan, karena masih di atas Rp 5000. Tapi mulai Februari terus menurun, sempat Rp 3900, tapi kemudian merosot lagi hingga kisaran Rp 3700. Tapi memang produktivitas per patok menurun. Ini mungkin yang membuat penebas memainkan harga. Alasannya, hasil gabah juga tidak sesuai harapan, mau mereka dapat 5 ton, tetapi hasil tebas cuma 3 ton atau 4 ton," ujar dia.
Sukarno, petani asal Desa Plupuh, Kecamatan Plupuh juga menyatakan kemasgulannya terkait panen oadi MT I ini.
"Kalau normal, mestinya satu hektar bisa mendapatkan Rp30 juta- Rp35 juta. Tapi panen kali ini per hektar hanya Rp15 juta- Rp17 juta. Padahal ongkos produksi naik, karena pupuk subsidi terbatas dan kita beli pupuk non subsidi dan masih ditambah biaya pestisida," keluh dia.
Kegelisahan petani itu membuat Luluk Nur Hamidah, legislator Komisi V DPR RI sangat prihatin dan mendesak Bulog cepat campur tangan, dengan menyerap gabah petani.
"Bulog harus cepat turun ke lapangan. Segera normalkan harga, agar panen tidak membuat petani rugi," kata dia saat reses di Sragen.
Pada bagian lain Ketua KTNA Sragen Suratno mengaku telah mendatangi Bulog Surakarta, agar terjun ke hanparan panen petani.
"Sudah ada pergerakan. Kemarin di sejumlah desa kecamatan Gondang, Bulog sudah membeli gabah (GKP) dengan harga Rp4.200/kg. Ini sudan lumayan, mudah mudahan pembelian Bulog dilakukan di banyak desa dan kecamatan," kata tokoh petani Sragen ini.
baca juga: Luapan Anak Sungai Bengawan Solo Banjiri Dua Kecamatan
Sementara itu, Kepala Bulog Surakarta Ninik Setyowati menyatakan pihaknya sudah terjun ke lapangan, untuk melakukan pembelian gabah panen petani. Langkah lembaga cadangan beras pemerintah ini, sementara telah membeli 710 ton gabah.
"Kalau kualitas kadar air maks 25 persen dan hampa maks 10 persen, Bulog berani beli Rp4.200. Tapi maaf kalau kualitas di bawah itu, ya di bawah Rp4.200. Kita membeli berdasar HPP yang regulasi diatur permendag 24 th 2020. Sebelumnya masih ketentuan Inpres," imbuh Ninik.
Yang jelas, lanjut dia, Bulog akan berusaha melakukan stabilisasi harga, agar petani bisa mendapatkan harga panen yang baik. Target serapan atau pengadaan Bulog Surakarta tahun 2021 adalah 48.997 ton setara beras. (OL-3)
Bulog Surakarta menyatakan sangat mencukupi, karena stok di gudang se-Solo Raya saat ini mencapai 82 ribu ton lebih.
STOK beras di gudang Bulog akhirnya menembus 4 juta ton yang berhasil tercapai pada 29 Mei 2025. Dari jumlah itu 2,4 juta ton di antaranya berasal dari serapan gabah/beras produksi domestik.
PERUM Bulog mencatat serapan gabah dan beras menembus lebih dari 2,1 juta ton per Mei 2025. Bulog memastikan kualitas beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tetap terjaga
petani merasa senang karena Bulog menerima GKP dengan harga baik, yakni Rp6.500 per kilogram.
PERUM Bulog telah menyerap 2.023.063 ton beras dari petani lokal. Serapan itu disebut merupakan angka tertinggi sepanjang Januari–Mei selama 58 tahun berdirinya Bulog.
Ia menjelaskan, gabah yang diserap diwujudkan untuk bantuan pangan pada masyarakat.
MENJELANG perayaan Imlek 2025, Pemerintah Kota (Pemko) Batam melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) mengambil langkah proaktif untuk memastikan ketersediaan bahan pokok.
Pemerintah melalui Bapanas membangun kios pangan di berbagai daerah sebagai bagian dari upaya sinergis dalam stabilisasi pasokan dan harga pangan.
Harga pangan yang relatif stabil di level tinggi telah mengikis daya beli masyarakat. Kondisi itu akan semakin buruk jika ke depan ada kenaikan biaya lain.
Komoditas seperti jagung yang memiliki potensi besar dalam mendukung perekonomian nasional.
Satgas Pangan Polri menyarankan agar pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tingkatkan pasar murah dalam menjaga stabilisasi harga jelang Idul Fitri.
WAKIL Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan siklus panen di sejumlah daerah penghasil beras memberi harapan untuk menstabilkan harga di pasaran yang saat ini fluktuatif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved