Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Harga Gabah Terjun Bebas, Petani Sragen Menjerit

Widjajadi
04/3/2021 10:37
Harga Gabah Terjun Bebas, Petani Sragen Menjerit
Petani Plupuh panen padi MT I, harus berlomba dengan tikus dan masih dihadang harga gabah yang terua merosot.(MI/Widjajadi)

PARA petani di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah  keluhkan harga gabah hasil panen Masa Tanam (MT) I yang terus terjun bebas sejak Februari lalu. Sebelumnya petani sempat menikmati harga gabah (GKP) di atas Rp5.000/kg, dan belakangan ini terus merosot hingga tinggal Rp3.600-Rp3.700/kg.

"Permainan tengkulak memang semakin menjengkelkan dan meresahkan. Petani rugi besar, karena ongkos produksi terus naik, ketika panen malah merugi," ungkap Sudarmo petani asal Masaran,Kamis (4/3).

Ketua KTNA Sragen Suratno mengatakan, Bulog memang harus cepat campur tangan menyerap panen MT I seluas 41 ribu hektar, yang diperkirakan baru berakhir pertengahan April nanti. Jika tidak maka panen petani menjadi tidak berharga dan menyengsarakan.

"Pada akhir Januari lalu harga gabah cukup menggembirakan, karena masih di atas Rp 5000. Tapi mulai Februari terus menurun, sempat Rp 3900, tapi kemudian merosot lagi hingga kisaran Rp 3700. Tapi memang produktivitas per patok menurun. Ini mungkin yang membuat penebas memainkan harga. Alasannya, hasil gabah juga tidak sesuai harapan, mau mereka dapat 5 ton, tetapi hasil tebas cuma 3 ton atau 4 ton," ujar dia.

Sukarno, petani asal Desa Plupuh, Kecamatan Plupuh juga menyatakan kemasgulannya terkait panen oadi MT I ini. 

"Kalau normal, mestinya satu hektar bisa mendapatkan Rp30 juta- Rp35 juta. Tapi panen kali ini per hektar hanya Rp15 juta- Rp17 juta. Padahal ongkos produksi naik, karena pupuk subsidi terbatas dan kita beli pupuk non subsidi dan masih ditambah biaya pestisida," keluh dia.

Kegelisahan petani itu membuat Luluk Nur Hamidah, legislator Komisi V DPR RI sangat prihatin dan mendesak Bulog cepat campur tangan, dengan menyerap gabah petani.

"Bulog harus cepat turun ke lapangan. Segera normalkan harga, agar panen tidak membuat petani rugi," kata dia saat reses di Sragen.

Pada bagian lain Ketua KTNA Sragen Suratno mengaku telah mendatangi Bulog Surakarta, agar terjun ke hanparan panen petani. 

"Sudah ada pergerakan. Kemarin di sejumlah desa kecamatan Gondang, Bulog sudah membeli gabah (GKP) dengan harga Rp4.200/kg. Ini sudan lumayan, mudah mudahan pembelian Bulog dilakukan di banyak desa dan kecamatan," kata tokoh petani Sragen ini.

baca juga: Luapan Anak Sungai Bengawan Solo Banjiri Dua Kecamatan 

Sementara itu, Kepala Bulog Surakarta Ninik Setyowati menyatakan pihaknya sudah terjun ke lapangan, untuk melakukan pembelian gabah panen petani. Langkah lembaga cadangan beras pemerintah ini, sementara telah membeli 710 ton gabah.

"Kalau kualitas kadar air maks 25 persen dan hampa maks 10 persen, Bulog berani beli Rp4.200. Tapi maaf kalau kualitas di bawah itu, ya di bawah Rp4.200. Kita membeli berdasar HPP yang regulasi diatur permendag 24 th 2020. Sebelumnya masih ketentuan Inpres," imbuh Ninik.

Yang jelas, lanjut dia, Bulog akan berusaha melakukan stabilisasi harga, agar petani bisa mendapatkan harga panen yang baik. Target serapan atau pengadaan Bulog Surakarta tahun 2021 adalah 48.997 ton setara beras. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya