Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
KEPALA Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida menyatakan, pihaknya berhasil memotret penampakan dua kubah lava Merapi dengan drone pada 17 Februari 2020. Kubah lava tersebut berada di lava 1997.
Volume kubah lava di tengah kawah sebesar 426.000 m3 dan kubah lava Barat Daya kawah sebesar 390.000 m3. "Kecepatan pertumbuhan rata-rata sebesar 10.000 m3/hari," terang Hanik, Jumat sore (19/2).
Baca juga: Tokoh Komunitas Berperan Penting Cegah Penyebaran covid-19
Hanik juga mengingatkan, Gunung Merapi kembali erupsi sejak 4 Januari 2021. Aktivitas erupsi berupa guguran lava dan awanpanas sejauh maksimal 3.500 m dengan rata-rata <1.000 m. Sejak 7 Januari sampai dengan saat ini telah terjadi 97 kali awan panas.
"Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km," terang dia. Potensi lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau sejauh maksimal 3 km dari puncak.
Hujan abu juga sudah sering terjadi di sekitar Gunung Merapi. Oleh sebab itu, masyarakat dan pemerintah daerah agar mengantisipasi bahaya lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
"Daerah di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," terang dia.
Namun, jika terjadi perkembangan erupsi yang mengarah ke daerah tersebut dan mengharuskan untuk menjauh kembali, setidaknya masyarakat sudah memanfaatkan waktu yang ada dengan baik. Hal ini sesuai dengan konsep Living harmony dengan Merapi. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved