Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
DALAM peringatan hari pers ke-74, selain menyelenggarakan kegiatan kepedulian dengan pembagian masker gratis, Aliansi Jurnalis Nagekeo juga memberikan catatan sikap terhadap beberapa kasus korupsi dan kriminal yang telah ditangani oleh pihak Kejaksaan Negeri Ngada dan Kepolisian Resort Nagekeo.
Dalam sikap tersebut, Doni Moni selaku Ketua Aliansi Jurnalis Nagekeo bersama sejumlah rekan media di Nagekeo mengatakan kawan-kawan jurnalis merasa kecewa karena hingga kini kasus penyidikan dugaan korupsi masker dan handrub di Dinas Kesehatan Nagekeo, tidak ada kejelasan. Pasalnya, hingga kini sudah 3 bulan belum ada penetapan tersangka oleh pihak Kejaksaan.
Baca juga: Siswa Disabilitas Intelektual Jalani Observasi di Temanggung
“Sudah 3 bulan dan sudah ada 2 alat bukti apa penyebanya sehingga kasus ini berlarut-larut tidak ada tersangka, harus jelaskan ke publik dan jurnalis biar clear sehingga publik tidak menyalahkan kami karena telah memberitakan kasus ini namun tidak ada akhir atau ujungnya,” kata Doni.
Para Jurnalis merasa tidak ada keseriusan oleh pihak Kejaksaan dalam penanganan kasus korupsi tersebut.
Pasalnya, sejak kasus ini mencuat ke permukaan, awal mulanya pihak jurnalis diundang mengikuti konferensi pers oleh pihak Kejaksaan Negeri Ngada dalam rilis kasus dugaan korupsi masker dan hand rub di Dinas Kesehatan Nagekeo serta dugaan korupsi di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nagekeo. Namun, diam hingga kini tanpa ada kejelasan.
Dalam sikap yang disampaikan itu, Doni menambahkan, keterlibatan kawan-kawan ketika memberitakan dugaan korupsi di Dinas Kesehatan dan BPBD Nagekeo atas undangan pihak Kejaksaan dalam konferensi pers. Ketidakjelasan terhadap kasus korupsi di Dinas Kensehatan dan BPBD Nagekeo, publik menduga bahwa pihak jurnalis juga ikut mendiamkan kasus ini padahal sejatinya jurnalis juga masih menunggu pihak Kejaksaan menjelaskan kejelasan kasus tersebut.
“Dalam momen hari pers ini kami jurnalis harus menjadi penyambung suara untuk pemberatasan korupsi dan jalan kebenaran sebagai prinsip utamanya jurnalis,” imbuhnya.
Dedi Ingga, Divisi Hukum dan Advokasi, Aliansi Jurnalis Nagekeo, mengatakan sejak awal pihak Kejaksaan meminta teman teman media untuk turut terlibat mengawal kasus korupsi ini karena itu para jurnalis meminta pihak Kejaksaan menjelaskan kejelasan kasus ini, karena sudah menjadi sorotan publik.
Sehingga tidak ada persepsi yang berkembang seolah-olah jurnalis ditunggangi atau dimanfaatkan oknum-oknum yang berkepentingan terhadap kasus ini. Padahal dalam kasus ini pihak kejaksaan yang telah memulai terlebih dahulu membuka ke publik dengan mengadakan konferensi pers.
“Jangan jadikan media sebagai alat untuk menaikan popularitas pihak-pihak yang diuntungkan dalam kasus korupsi masker dan handrub maupun BPBD Nagekeo dan menghakimi pihak yang terlibat dalam proyek tersebut. Keterlibatan kawan- kawan media selain diundang saat konferensi pers juga diminta oleh kejaksaan untuk mengawal dan membantu mengungkap kasus tersebut,” kata Dedi.
Jurnalis lain Bernad Sapu menyatakan pihak kejaksaan pun harus tegas mengeluarkan sikap secepat mungkin ke publik agar, bila saja tidak menemukan adanya bukti penyelewengan atau korupsi dalam pengadaan masker dan hand rub pihak kejaksaan sebaiknya menerbitkan surat perintah pemberhentian penyidikan agar kasus ini tidak berlarut-larut dan merugikan pihak dinas kesehatan dan rekanan setrta harus meminta maaf ke publik secara terbuka karena telah menuduh tanpa bukti kuat.
“Bila tidak cukup bukti pihak kejaksaan harus mengeluarkan SP3 dan pemulihan nama baik, serta permintaan maaf terhadap pihak-pihak yang dirugikan dalam kasus korupsi di Dinas Kesehatan maupun di BPBD Nagekeo, serta pada para jurnalis, secara terbuka selama satu bulan,” tegasnya.
Selain memberikan sikap pada pihak kejaksaan, Aliansi Jurnalis Nagekeo juga bersikap terhadap pihak Kepolisian Resort Nagekeo, atas beberapa kasus hukum dan kriminal yang belum ada kejelasan hingga kini.
“Pihak Polres juga harus juga benar serius menangani beberapa kasus kriminal seperti bunuh diri yang telah terjadi bebrapa kali terjadi namun belum diketahui hasilnya seperti apa serta beberapa kasus lain, seperti kebakaran ruang farmasi, penyerangan rumah jabatan kapolres,” tegas Doni, Ketua Aliansi Jurnalis Nagekeo. (OL-6)
Bagi Maksi dengan penghasilan yang pas-pasan selepas pensiun, pupuk subsidi yang relatif terjangkau berupa NPK dan Urea, cukup membantu ketahanan pangan keluarganya.
TIN tampak semringah di ruang tunggu Rumah Sakit Pratama Raja sekitar pukul 8.00 Wita. Ia penuh harap matanya yang kabur bisa tersentuh dokter spesialis mata.
Festival One Be menjadi target agar bisa masuk Kharisma Event Nusantara.
DALAM melestarikan peradaban kampung Dinas Pariwisata Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar Festival Nagekeo One Be yang akan berlangsung 24-26 September ini.
DI bawah rimbun pohon trambesi, pada lapak kecil, Anastasia Enga dengan mata sayu tampak penuh harap. Matanya sesekali menatap kiri dan kanan. Sesekali ia menatap kosong ke depan persawahan.
Calon petahana Yohanes Don Bosco Do serta wakilnya Marianus Waj bertekad menjadikan Nagekeo sebagai jantungnya Pulau Flores dengan memajukan sektor pariwisata dan pertanian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved