Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
STADION Gelora Samador yang menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, tak terawat. Kekumuhannya membuat malu warga di Sikka. Padahal lokasinya berada di tengah Kota Maumere.
Stadion ini pernah jadi saksi perhelatan pertandingan beberapa cabang olahraga, kini memprihatinkan dengan pemandangan yang jorok. Stadion yang disinggahi Paus Yohanes Paulus II di tahun 1988 telah berubah menjadi tempat warga buang hajat.
Bukan itu saja, stadion Gelora Samador yang dikerjakan pada masa Bupati Paulus Samador da Cunha sekaligus stadion terbesar di Nusa Tenggara Timur waktu itu, kini dijadikan tempat ternak hewan bagi warga sekitarnya.
Seperti disaksikan langsung mediaindonesia.com, Senin (19/1), saat berada di dalam stadion Gelora Samador. Ada salah satu bangunan yang berada di dalam stadion tak terurus penuh dengan kotoran manusia. Entah siapa yang membuang kotorannya. Mungkin tidak terawat sehingga bisa dijadikan tempat buang kotoran manusia.
Ditambah lagi, stadion saat ini sudah seperti hutan belukar yang dipenuhi dengan rumputan liar yang tumbuh subur. Sungguh sangat memperhatikan. Akibatnya, stadion itu sekarang sudah dihuni hewan ternak seperti kuda, kambing dan sapi. Mungkin sang pemilik hewan ternak itu ingin membantu pemerintah dengan membersihkan rumput yang ada di dalam dengan membiarkan hewan peliharaan mereka diikat di tengah-tengah lapangan.
Dari pemandangan di luar stadion, mediaindonesia.com melihat pemandangan yang kurang menarik. Disekeliling stadion itu dipenuhi semak belukar hingga menjulang tinggi dan dindingnya dipenuhi coretan oknum tidak bertanggung jawab.
Akibatnya stadion Gelora Samador yang berada di jantung Kota Maumere yang tak terurus ini, sangat mengganggu pemandangan mata bagi warga Sikka yang melintas. Bukan itu, kalau ada warga dari luar yang melintas sekitar stadion itu, pasti menjadi pembicaraan mereka ketika kembali ke daerah asalnya.
Stadion Gelora Samador yang menjadi catatan sejarah ini setiap pergantian Bupati Sikka pasti tidak ada kepedulian mengubah wajah stadion ini ke arah yang lebih baik.
Entah kepedulian siapa yang mau mengurus dan bertanggung jawab atas stadion itu yang menjadi di tempat kebanggaan masyarakat Kabupaten Sikka ini.
Salah satu warga Kota Maumere, Ignasius mengatakan sudah sejak lama Stadion Gelora Samador tidak pernah dirawat dan tak terurus. " Kalau saya tidak heran lagi. Tapi bagaimana kalau wisatawan atau orang luar yang datang, bisa kapok datang ke sini," pungkas Ignasius. (OL-13)
Baca Juga: Cuaca Buruk, Bencana di Sumsel Harus Diwaspadai
Kematian tragis ibu hamil Maria Yunita dan bayinya di Kabupaten Sikka, NTT, memicu kecaman keras dari masyarakat dan organisasi masyarakat sipil di wilayah tersebut.
Pemerintah Daerah Kabupaten Sikka mendukung penuh pelaksanaan Festival Maumerelogia 5 yang akan berlangsung pada 15-24 Mei 2025.
Sebanyak empat orang yang diduga sebagai aktor intelektual di balik kasus Hak Guna Usaha (HGU) Tanah Nangahale di Kecamatan Talibura, Kabupaen Sikka, dilaporkan ke Polda NTT.
SEJAK tanggal 25 Januari 2025 hingga hari ini, publik masih dikejutkan oleh drama tanah HGU Nangahale di Maumere, Kabupaten Sikka-Flores.
Gempa dan tsunami yang pernah melanda Teluk Maumere, Kabupaten Sikka pada 12 Desember 1992 silam masih menyisakan jejak geologi yang patut menjadi pembelajaran.
SEKTOR pariwisata sangat potensial untuk menambah pendapatan masyarakat serta meningkatkan kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved