Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MAMUJU saat ini bak 'kota mati'. Warga ibu kota Sulawesi Barat itu berbondong-bondong meninggalkan permukiman dan mengungsi ke tempat tinggi. Suasana di sana juga belum kondusif akibat gempa 6,2 SR kemarin dinihari yang mengakibatkan 35 orang meninggal dunia dan ratusan orang luka-luka.
Aktivitas di dalam Kota Mamuju saat ini juga masih terbatas. Proses evakuasi belum bisa menyentuh ke semua titik terparah. Selain karena sudah memasuki malam dan listrik belum berfungsi, cuaca pun tidak mendukung. Pasalnya, sedari sore hujan tak kunjung berhenti membasahi Mamuju hingga saat ini.
Salah satu warga Mamuju, Trisno R, mengatakan masyarakat di Mamuju cemas bercampur rasa ketakutan menyusul adanya informasi bahwa akan ada gempa bumi susulan yang lebih besar daripada yang sebelumnya.
Akibatnya, banyak masyarakat di kota itu memilih untuk meninggalkan permukiman mereka dan mengungsi ke tempat tinggi karena takut gempa bumi yang disusul tsunami terjadi.
“Sudah banyak orang naik ke perbukitan mengungsi. Keluarga saya juga sudah saya amankan ke sana,” akunya saat dihubungi melalui sambungan telepon seluler dari Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah, tadi malam.
Trisno mengaku suasana di Mamuju mencekam. Informasi yang simpang siur beredar itu membuat rasa ketakutan di tengah masyarakat meninggi.
Parahnya, selain banyak yang mengungsi ke tempat tinggi, banyak juga yang memilih mengungsi ke Kabupaten Mamuju, Pasangkayu, hingga ke Kota Palu, Sulawesi Tengah.
“Sampai sekarang jalanan keluar Mamuju itu macet karena banyak orang mau keluar kota,” terangnya.
Warga Mamuju lainnya, Abdul Majid, menambahkan, saat ini situasi di Mamuju memang belum kondusif. Tidak ada aktivitas lain yang bisa dilakukan warga kecuali mengungsi.
“Kami ini sekeluarga keluar Mamuju menuju Palu untuk mengungsi ke rumah keluarga. Takutlah kami karena ada informasi mau gempa bumi susulan dan tsunami,” ungkapnya saat ditemui singgah makan bersama keluarganya di salah satu warung makan di Topoyo.
Majid menyebutkan rumah yang di tempatinya di dalam kota retak di beberapa bagian. Begitu pun beberapa rumah tetangganya. Tidak hanya itu, beberapa perkantoran termasuk Kantor Gubernur yang sempat dilihatnya rusak parah. Begitu pun dengan beberapa fasilitas umum di dalam kota.
“Banyak rumah rusak di dalam kota, termasuk rumah kami. Itu semua bikin kami keluar meninggalkan Mamuju. Sebenarnya bukan takut, tapi kami cemas saja kalau benar gempa susulan. Apalagi, sampai tsunami,” paparnya. (M Taufan SP Bustan/X-10)
Pihaknya juga telah memberangkatkan tim SAR untuk mengevakuasi gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat.
Gempa susulan signifikan juga dapat memicu adanya longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rockfall), sehingga masyarakat di kawasan perbukitan dengan tebing curam agar perlu waspada.
Selanjutnya seluruh ahli waris korban bencana meninggal dunia akan diberikan santunan dengan nilai yang sama.
Padahal sebaran stasiun seismik BMKG sudah cukup baik di daerah tersebut.
Baznas telah mengirimkan tim medis dan tim tanggap bencana dari Jakarta untuk membantu proses evakuasi korban bencana gempa bumi di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat.
Kemendikbud mendata terdapat 10 sekolah di Kab Majene, 14 sekolah di Kab Mamuju dan 3 sekolah di Kab Mamasa yang rusak akibat gempa
Saat ini tersangka telah dititipkan di Rumah Tahanan Negara Klas IIB Mamuju Provinsi Sulawesi Barat untuk dilakukan pemeriksaan dan pengembangan oleh Penyidik Balai Gakkum KLHK
Saat ini, sudah ada tiga alat berat yang dikerahkan, untuk melakukan pembersihan dua titik longsor untuk membuka akses di tiga desa tersebut dan bantuan sementara terus dikerahkan.
Gempa sebelumnya terjadi pada Kamis (14/1) yang juga dirasakan kuat di beberapa kabupaten.
Kebutuhan mendesak saat ini berupa sembako, selimut dan tikar, tenda keluarga, pelayanan medis dan terpal.
Gempa Majene yang merusak dan gempa pemicu tsunami destruktif tahun 1969 sama sama dibangkitkan oleh sesar naik mamuju.
Mensos Tri Rismaharini juga telah memerintahkan jajarannya untuk secepatnya mengirimkan personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) dari wilayah sekitarnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved