Kota Sukabumi tidak Usulkan Terapkan PSBB

Benny Bastiandy
08/1/2021 18:16
Kota Sukabumi tidak Usulkan Terapkan PSBB
Ilustrasi(DOK MI)


KOTA Sukabumi, Jawa Barat, tidak mengajukan usulan akan menerapkan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun, berbagai upaya pengendalian terus dilakukan karena jumlah kasus konfirmasi positif covid-19 terus bertambah.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Rita Fitrianingsih, mengatakan menyusul akan diberlakukannya kembali PSBB di Jawa dan Bali pada 11-25
Januari, hingga saat ini Kota Sukabumi dipastikan tidak melakukan penerapan tersebut. Menurut Rita, penentuan PSBB kali ini sudah ditetapkan pemerintah pusat.

"Tidak (mengajukan usulan PSBB) karena daerahnya sudah ditetapkan," kata Rita dihubungi Media Indonesia, Jumat (8/1).

Hal senada diungkapkan Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Sukabumi, Wahyu Handriana. Menurutnya, hingga kini belum ada keputusan mengajukan usulan PSBB atau tidak. Apalagi tren penambahan kasus konfirmasi covid-19 di Kota Sukabumi akhir-akhir ini terpantau cenderung stabil.

"Belum diputuskan (mengusulkan PSBB atau tidak). Untuk penambahan kasus, saat ini terpantau stabil. Tidak terus meningkat," kata Wahyu.

Jika melihat kondisi saat ini, kemungkinan Kota Sukabumi tidak akan mengajukan usulan PSBB bersamaan daerah lain di Jawa Barat mulai 11-25 Januari. Apalagi, kata Wahyu, resiko kewaspadaan penyebaran di Kota Sukabumi sekarang berada di zona kuning atau rendah dari sebelumnya zona oranye.

"Menurut penilaian zonasi dari Satgas Provinsi Jabar, sekarang (Kota Sukabumi) zona kuning," jelasnya.

Sementara itu, data terbaru dari Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Sukabumi, per Jumat (8/1) terjadi penambahan pasien konfirmasi positif sebanyak 31 orang. Hal ini membuat total pasien konfirmasi positif di Kota Sukabumi hingga saat ini sebanyak 2.101 orang.

Dari jumlah itu, sebanyak 1.540 orang (73,29%) sudah selesai menjalani isolasi atau dinyatakan sembuh dan 495 orang pasien lainnya masih menjadi isolasi mandiri maupun perawatan di rumah sakit. "Untuk kematian ada 66 orang yang meninggal dunia atau sekitar 3,1%," ucap Rita.

Sementara untuk kasus suspek, terdapat sebanyak 1.345 orang. Sebanyak 984 orang dinyatakan sembuh dan 361 orang masih menjalani isolasi. Sedangkan kasus probable terdata sebanyak 18 orang. (R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya