Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Kloter Pertama Pengungsi Ile Lewotolok Dipulangkan Pemerintah

Alexander P. Taum
03/1/2021 22:04
Kloter Pertama Pengungsi Ile Lewotolok Dipulangkan Pemerintah
Ritual Keru Baki sambut warga dari pengungsian.(MI/Alexander P. Taum)

PEMERINTAH Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (2/1/2021), memulangkan kloter Pertama Pengungsi erupsi Gunung Ile Lewotolok dari Posko Utama halaman eks kantor bupati.

Kloter pertama pengungsi yang dipulangkan tersebut yakni 8 KK atau 24 jiwa yang selama lebih dari sebulan menempati tenda D, asal Desa Bunga Muda, Kecamatan Ile Ape.

Para pengungsi yang terdiri dari anak-anak dan perempuan tersebut menggunakan dua minibus milik Pemda, dikawal mobil Patroli Polisi dan sebuah pick up milik BPBD.

Pemulangan berlangsung pukul 16.47 Wita, disaksikan Asisten II Setda Lembata, Wenseslaus Ose Pukan, Kepala Kesbangpolinmas, Ansel Bahy, Kepala Bapelitbangda, Said Kopong serta Kalak BPBD, Thomas Tipdes.

Kalak BPBD Kabupaten Lembata, Thomas Tipdes usai pemulangan perdana 8 KK pengungsi Ile Lewotolok, Sabtu (2/1/2020) mengatakan, pemulangan tersebut sesuai SK Perpanjangan masa tanggap darurat kedua yang ditetapkan sejak 27 Desember 2020 dan berlaku sampai dengan 2 Januari 2021.

''Dari Koordinasi yang dilakukan bersama Forkopimda, tokoh masyarakat, tokoh adat, serta Camat dan Kepala Desa di Dua Kecamatan, sudah disepakati warga pengungsi berada di posko pengungsian sampai tanggal 2 Januari 2020, setelah itu kita urus pemulangan dengan mempertimbangkan progres erupsi yang ada,'' ujar Kalak BPBD Kabupaten Lembata, Thomas Tipdes.

Tipdes menyebutkan, Pos Pengamat Gunung Api (PPGA) tidak merekomendasi untuk pemulangan pengungsi. Pemulangan warga pengungsi itu menjadi kewenangan Pemerintah.

''Koordinasi terakhir dengan Pos Pengamat Gunung Api (PPGA) memberikan informasi bahwa eskalasi Gunung Ile Lewotolok mulai menurun. Tetapi dari aspek kebencanaan kita masih siaga. Selalu siaga bisa juga di rumah dan dari pengungsian. Sekarang dipulangkan karena memang sudah akhir masa perpanjangan masa tanggap darurat kedua,'' ujar Kalak BPBD Kabupaten Lembata, Thomas Tipdes.

Disebutkan, sebanyak 6.974 jiwa pengungsi berasal dari 15 desa terdampak erupsi Ile Lewotolok, 29 November 2020 lalu, akan dipulangkan mulai besok. Pemerintah menyediakan 30 kendaraan untuk pemulangan lanjutan besok. Namun demikian, Sebagian warga telah memilih kembali ke kampung halaman secara mandiri.

Kalak BPBD menjelaskan, masih ada perpanjangan tanggap darurat namun hanya berlaku bagi Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur. PVMBG merekomendasi, Desa Jontona adalah desa yang berada di jalur bukaan kawah Gunung Ile Lewotolok. Desa yang berada di tenggara Gunung Ile Lewotolok itu paling rentan jika sesewaktu keadaan memburuk akibat erupsi eksplosif.

Lebih dari 2.000 jiwa, warga Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur hingga saat ini masih diinstruksikan untuk bertahan di posko pengungsian. Sedangkan Warga pengungsi yang telah dipulangkan juga diinstruksikan untuk selalu siaga.

Ironisnya, warga di lereng Gunung Ile Lewotolok masih khawatir dengan erupsi kecil disertai suara gemuruh disertai dentuman yang menggetarkan rumah. Meski tidak nyaman, warga mengaku tetap kembali namun dalam kondisi siaga.

Bahkan, karena eskalasi letusan gunung yang fluktuatif, sejumlah warga desa memilih untuk mengungsi ke kebun yang berada dekat kampung halaman mereka. (PT/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya