Headline

Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Kebutuhan Nakes Mendesak

Akhmad Safuan
15/12/2020 04:05
Kebutuhan Nakes Mendesak
Seorang petugas tenaga kesehatan mengenakan APD lengkap di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta.(ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

BERBAGAI daerah kini mengalami kekurangan tenaga kesehatan (nakes) seperti dokter dan perawat untuk melayani pasien covid-19 yang terus bertambah di tempat karantina ataupun rumah sakit.

Keluhan itu, misalnya, diungkapkan oleh Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bangka Belitung, Mikron Antariksa. Mikron mengatakan pihaknya kini akan meminta bantuan pemerintah pusat untuk mengirim relawan medis. “Total tenaga kesehatan di Babel ada 5.834 orang, tapi yang terlibat hanya 20%, sementara jumlah pasien terus naik sehingga kami kewalahan. Nanti relawan itu akan membantu para tenaga kesehatan,” ujar Mikron, kemarin.

Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Kota Salatiga, Jawa Tengah, Siti Zuraidah menjelaskan penyebab kekurangan nakes selama ini, selain karena jumlah pasien bertambah, jumlah tenaga kesehatan malah menurun akibat banyak yang ikut terpapar covid-19 serta porsi pekerjaan yang lebih besar.

“Mereka diikutkan dalam berbagai kegiatan seperti testing massal, tracing kasus, dan lainnya. Bisa dibayangkan, jika ada 40 orang positif covid-19, tracing terhadap mereka yang kontak erat sekitar 800 orang. Itu butuh cukup banyak tenaga kesehatan,” ungkap Siti Zuraidah.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku sudah mendapat laporan soal kekurangan ruang isolasi dan tenaga kesehatan. Langkah yang diambil ialah menambah tenaga kesehatan serta ruang ICU dan isolasi di rumah sakit. “Sudah ada 64 rumah sakit mengajukan penambah an 914 perawat dan 26 dokter,” ujarnya.

Senada, Wali Kota Bogor Bima Arya Su giarto menyebut pihaknya sedang merekrut 63 perawat baru. “Jadi masalahnya ada tiga. Pertama tempat tidur, kedua alat kesehatan, dan ketiga tenaga kesehatan. Per hari ini masih cukup. Tapi kalau bulan depan terus naik, ya tidak bisa,” ungkapnya.

Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui Dinas Kesehatan Jawa Barat juga ikut merekrut tenaga kesehatan untuk melayani pasien di tempat isolasi.

Jumlah dokter dan perawat yang direkrut sebanyak 30 orang untuk isolasi terbaru di sebuah hotel di Kecamatan Cipedes.

Sumber: Kementerian Kesehatan RI/Tim Riset MI-NRC

 


Perbanyak tempat

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pihaknya mengusulkan kepada pemerintah pusat tentang strategi dan beberapa opsi lokasi gedung tambahan yang akan dipergunakan untuk isolasi mandiri pasien covid- 19. Termasuk kemungkinan ada tambahan lagi dari TNI Angkatan Darat, yakni Kantor Pusdik dan Secapa Kota Bandung yang akan dipinjam-pakaikan selama satu bulan.

Pihaknya pun akan segera menganalisis rasio gedung tambahan dengan ketersediaan tenaga kesehatan. Menurut Kang Emil, jumlah gedung dengan sumber daya manusia tidak seimbang. “Apabila ada kekurangan SDM, akan subsidi silang dengan kota atau kabupaten yang kasusnya rendah,” ujarnya di Bandung, kemarin.

Jika masih belum cukup, Komite Kebijakan Covid-19 Jabar akan meminta bantuan TNIPolri untuk mengaktifkan tenaga kesehatan mereka. Di samping itu, pihaknya akan mengaktifkan relawan yang telah direkrut dan sangat mungkin menambah lebih banyak lagi.

Dengan strategi matang dan berbagai opsinya, Kang Emil yakin semuanya berjalan lancar sehingga rasio keterisian tempat tidur bisa turun. Saat ini tingkat keterisian tersebut mencapai 75%.

Sementara itu, Pemerintah Kota Cirebon memperpanjang kontrak dua hotel yang digunakan sebagai tempat isolasi mandiri karena meningkatnya jumlah pasien covid-19. Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Agus Mulyadi, menjelaskan pihaknya telah menyiapkan total dana dari anggaran Dinkes Kota Cirebon sekitar Rp2 miliar untuk perpanjangan sewa hotel, alokasi tenaga kesehatan, serta kesiapan sarana dan prasarana sebesar Rp1,6 miliar. Selain itu, masih ada alokasi untuk melakukan testing sebesar Rp500 juta. (RF/DD/AD/BY/UL/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya