Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
SEPERTI sapu lidi, jika disatukan dan diikat bisa menjadi kuat. Bisa pula digunakan untuk menyapu dengan baik. Kekuatan sapu lidi yang disatukan itu menggambarkan keberadaan Sehati, komunitas kaum hawa di Kota Bogor yang terus berjuang selama pandemi covid-19.
Sehati bukan sembarang komunitas. Sehati merupakan sekumpulan perempuan tangguh yang bergerak gesit memberikan sokongan, baik materi maupun nonmateri bagi orang-orang tak mampu yang terdampak wabah korona. Bak sapu lidi, mereka selalu berusaha menciptakan sesuatu keindahan, kenyamanan, kebahagiaan, dan kesejahteraan.
Tangguh, karena sebenarnya rata-rata usia mereka sudah di atas 50 tahun. Tidak berlebihan jika mereka disebut strong women (perempuan kuat), strong mom (ibu yang kuat) karena semua anggota yang tergabung statusnya single parent (orangtua tunggal).
Anggotanya saat ini ada 15 orang. Mereka berdomisili di Perumahan Menteng Asri, Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Mereka ialah ibu tua tunggal yang ditinggal mati suaminya.
Sehati terlahir di masa pandemi, tepatnya Juni lalu. Meski jauh sebelumnya ada Cahaya Hati, yayasan yang kebetulan digagas orang yang sama, Citra Hasanudin, 54.
Penggerak Sehati ini merupakan ibu tiga anak yang ditinggal sang suami (meninggal) sejak 8 tahu lalu. Dia ialah pensiunan sebuah perusahaan BUMN di Jakarta. Citra sudah menjalani atau aktif bergerak sebagai pegiat sosial selama lebih dari 20 tahun.
Citra menuturkan kegiatan Sehati berawal dari obrolan santai dengan sejumlah ibu-ibu tetangganya. Tepatnya pada Desember 2019, kemudian dibuatlah grup percakapan Whatsapp. "Jadi saya dengan ibu-ibu kumpul. Saya banyak kegiatan, banyak ide. Bikin grup dong, kita yang single-single parent. Cuma saya bilang gini, ibu-ibu kalau cuma bikin grup Whatsapp, gampang. Kita enggak ngerumpi, kita enggak ngomongin politik," katanya.
Setelah dua bulan, imbuhnya, muncul ide kegiatan donasi beras. Saat itu, warga di sana mengumpulkan beras dan dapatlah 3 ton beras yang kemudian dibagi menjadi 600 kantong. Oleh Citra (Cahaya Hati) bantuan itu disalurkan ke warga yang tinggal di Kelurahan Menteng.
Tak terasa, sejak digagas, hingga November ini, kegiatan itu sudah berjalan 6 bulan. Sudah puluhan RW, bahkan ribuan orang disentuh mereka. (DD/J-2)
Sandi mengungkapkan kegiatan ini rencananya akan dilaksanakan setiap bulan dengan materi yang beragam.
Ada beberapa langkah antisipatif yang mulai diterapkan Puskesmas Warungkondang untuk mencegah penyebaran covid-19.
Munculnya kembali covid-19 tentu perlu diantisipasi. Karena itu, saat ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memitigasi penyebaran covid-19, terutama pada sektor pariwisata.
Saat ini, kelima pasien tersebut hanya bergejala ringan. Mereka sedang melakukan isolasi mandiri di rumah.
Bupati memastikan terpaparnya warga tersebut saat yang bersangkutan berada di luar daerah.
Galeri menjadi catatan sekaligus spirit agar warga Jabar tak gentar, namun tetap waspada menghindari penularan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved