Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Sulsel Ekspor Besar-Besaran

LINA HERLINA
07/12/2020 04:20
Sulsel Ekspor Besar-Besaran
Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, bersyukur ikut berkontribusi dalam ekspor serentak yang dimotori Kementerian Perdagangan RI.(MI/Lina Herlina )

GUBERNUR Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, bersyukur ikut berkontribusi dalam ekspor serentak yang dimotori Kementerian Perdagangan RI bersama 15 daerah lain kendati saat ini masa pandemi covid-19.

“Sulsel patut bersyukur, di masa pandemi pun kita masih bisa melakukan ekspor. Kita salah satu yang memiliki komoditas terbesar di Indonesia melalui 31 perusahaan ekspor dengan tujuan 15 negara,” ungkap Nurdin Abdullah di Pelindo IV Makassar, kemarin.

Komoditas yang dominan diekspor Sulsel melalui ke-31 perusahaan, yaitu mineral nikel, rumput laut, dan kemiri. Total nilai pelepasan sebesar US$6,78 juta.

Menyinggung soal komoditas kopi dari Sulsel, ia mengutip penyampaian Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia masih berada di peringkat kedelapan sebagai produsen.

“Bapak Presiden sudah menyampaikan beberapa hal soal informasi kita sebagai produsen kopi, kita masih di peringkat kedelapan,” lanjutnya.

Nurdin ingin provinsi yang dipimpinnya suatu hari nanti dapat dominan mengekspor komoditas perikanan sebab Sulsel dikenal sebagai daerah maritim. Namun, untuk bisa dominan mengekspor ikan, lanjutnya, perlu didukung fasilitas armada yang memadai serta keterampilan nelayan
yang meningkat.

Nonmigas

Sebelumnya, Mendag Agus Suparmanto menjelaskan, Presiden Joko Widodo telah melepas ekspor dari 133 pelaku usaha, baik skala besar maupun kecil dan menengah di 16 provinsi pada Jumat (4/12). “Nilai ekspor dari ke-133 perusahaan mencapai US$1,64 miliar atau setara dengan Rp23,75 triliun,” tuturnya.

Pelepasan secara serentak merupakan upaya meningkatkan ekspor nonmigas sekaligus memotivasi pelaku usaha agar semakin bersemangat.

“Kegiatan ini menjadi langkah percepatan ekspor nonmigas di masa pandemi, termasuk pemulihan ekonomi nasional pada 2021,” terang Agus.

Pelepasan ekspor serentak kali ini menjadi perhatian karena terdapat sejumlah pelaku usaha yang tercatat sebagai perdana serta sejumlah pelaku usaha lainnya berhasil mendiversifikasi produk ekspor mereka. Dari total 133 pelaku usaha yang ikut, terdapat 54 UKM. Sebanyak 7 pelaku UKM menorehkan ekspor produk makanan olahan, seperti emping belinjo, jamu herbal, mi telur, kemiri olahan, produk cengkih, tempat tidur untuk sapi, dan lidi nipah.

Sebanyak 11 pelaku UKM lainnya berhasil mendiversifi kasi produk ekspor baru, seperti karagenan, furnitur, dan produk dekorasi rumah dari bahan baku berkelanjutan, seperti kursi dari limbah kayu, gazebo untuk resor internasional, serta minyak jelantah.

Kemendag mendorong pelaku UKM terus berinovasi dan mengembangkan produk-produk mereka agar semakin banyak UKM dapat menembus pasar internasional.

“Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk terus hadir bagi para pelaku UKM agar mereka dapat meningkatkan daya saing semakin kompetitif di pasar global,” lanjut Agus.

Selanjutnya, ada 79 perusahaan non-UKM, 1 masih perdana dengan produk udang beku dan cerutu. Tujuh perusahaan mendiversifi kasi dengan produk olahan boga bahari, pakaian perempuan bersulam, konstruksi, pasta gigi, dan sabun, dengan tujuan Asia, Eropa, dan Amerika. (N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya