Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Dua Kekuatan Pemulihan Ekonomi DIY Lewat Pariwisata dan Pendidikan

Agus Utantoro
04/12/2020 06:55
Dua Kekuatan Pemulihan Ekonomi DIY Lewat Pariwisata dan Pendidikan
Pertemuan tahunan Bank Indonesia di Yogyakarta membahas pemulihan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (3/12/2020)(MI/Agus Utantoro)

SEKRETARIS Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji mengemukakan pemulihan perekonomian di Daerah Istimewa Yogyakarta akibat pandemi covid-19 akan bertumpu pada dua kekuatan. Yakni pariwisata dan pendidikan,

"Pariwisata dan pembukaan perkuliahan secara tatap muka," kata Kadarmanta saat menghadiri pertemuan tahunan Bank Indonesia di Yogyakarta, Kamis (3/12).

Baskara mengatakan, pariwisata bagi perekonomian di Daerah Istimewa Yogyakarta akan menggerakkan roda perekonomian. 

"Menghidupkan banyak sektor, tidak hanya UMKM saja," lanjutnya. 

Hal sama juga pada perkuliahan. Ia mengatakan pembukaan kuliah secara tatap muka akan ikut mendorong pemulihan ekonomi di DIY. Menurut Baskara, Gubernur DIY sebelumnya sudah memberi kesempatan bagi perguruan tinggi untuk membuka perkuliahan secara tatap muka.

"Tentunya menerapkan protokol kesehatan secara ketat," terang Kadarmanta.

Ditegaskan DIY telah menggariskan antara menjaga kesehatan dan meningkakan perputaran roda ekonomi harus berjalan seiring berkeseimbangan. 

"Ini yang menurut Bapak Gubernur, menjaga keseimbangan waras dan wareg. Waras berarti tetap menjaga kesehatan dan wareg berarti kenyang atau perekonomian berjalan normal," tegasnya.

Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Hilman Tisnawan optimistis perekonomian DIY ke depan akan bertumbuh lebih baik. Bank Indonesia DIY  memperkirakan pertumbuhan ekonomi DIY 2020 
akan kontraksi pada kisaran 2,3-1,9% (yoy).

"Namun, kami meyakini ekonomi DIY pada 2021 akan segera recovery dengan proyeksi pertumbuhan yakni 3,9-4,3% (yoy)," kata Hilman.

Inflasi DIY 2020 diperkirakan rendah pada kisaran 1,3-1,7% (yoy). Sejalan dengan penurunan kinerja ekonomi, capaian inflasi DIY tersebut masih lebih rendah dibanding sasaran 3,1% 
(yoy). Pada 2021, katanya, perbaikan kinerja ekonomi berpotensi meningkatkan inflasi, utamanya dari kelompok inti dan harga pangan.  Namun kami memperkirakan, inflasi DIY 2021 akan berada di sekitar titik tengah sasaran inflasi.

Di sisi makroprudensial, stabilitas sistem keuangan di DIY masih terjaga baik selama pandemik Covid-19. Hingga saat ini kemampuan korporasi DIY dalam menghasilkan laba (rentabilitas) maupun likuiditas masih relatif baik. Dari sisi lembaga intermediasi, Bank Indonesia telah melonggarkan likuiditas melalui Quantitative Easing. Saat ini likuiditas perbankan di  DIY lebih dari cukup, sehingga mampu untuk mendukung restrukturisasi kredit yang terdampak pandemi.

"Kami meyakini, perbaikan ekonomi pada 2021 akan mendorong intermediasi perbankan di DI," tegasnya.

Pada sisi Sistem Pembayaran, Bank Indonesia DIY selalu menjaga kelancarannya baik secara tunai maupun non tunai. Digitalisasi sistem pembayaran terus kami lakukan dengan menggunakan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) sebagai akselerator inklusi keuangan. Bahkan, jelasnya pengguna QRIS di DIY meningkat lebih dari 200% dibandingkan dengan akhir tahun 2019. Potensi penggunaan terus diperluas kepada UMKM, pasar tradisional hingga kotak amal digital di tempat-tempat ibadah. 

baca juga: Bandung Risiko Tinggi, Warga Dilarang Keluar Masuk Kota

Selain itu, untuk mengakselerasi penggunaan transaksi non tunai pada transaksi pemerintah, Bank Indonesia DIY bersama empat Pemkab, yaitu Sleman, Bantul, Gunungkidul dan Kulonprogo telah membentuk TP2DD (Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah). TP2DD Sleman merupakan TP2DD pertama di Indonesia dan sering mendapat apresiasi di tingkat nasional.

"Ke depan, kami tetap meyakini Sinergi merupakan kata kunci untuk pemulihan ekonomi dari pandemi ini. Bank Indonesia DIY bersama dengan Pemerintah Daerah, OJK, Akademisi, Asosiasi, Pelaku Usaha dan para mitra kerja akan terus duduk bersama dalam perumusan kebijakan. Dengan sinergi itulah DIY menunjukkan ketahanan menghadapi dinamika Covid-19 maupun ekonomi global," pungkasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya