Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Hitung Matang Belajar Tatap Muka

Faishol Taselan
02/12/2020 04:20
Hitung Matang Belajar Tatap Muka
Murid SMP Negeri 1 Surabaya mengikuti pelaksanaan tes usap (swab) di Surabaya, Jawa Timur, pekan lalu.(ANTARA FOTO/Moch Asim)

WALI KOTA Tri Rismaharini sudah berencana membuka sekolah tatap muka di Surabaya, Jawa Timur, awal Desember ini. Persiapan sudah dilakukan sejak akhir November lalu.

Di antaranya melakukan tes usap untuk 5.000-an siswa kelas 9 dari 17 SMP negeri dan swasta. Dari jumlah itu, ternyata tes hanya diikuti 3.600 siswa. Hasilnya, 36 siswa positif terinfeksi. Pemerintah kota tidak mau gegabah. Rencana pembukaan sekolah tatap muka pun dievaluasi.

“Saat ini, yang kami lakukan ialah melakukan penelusuran kepada orang-orang di sekitar 36 siswa tesebut. Para siswa yang terinfeksi sudah menjalani isolasi mandiri dan sebagian lainnya dirawat,” ujar juru bicara Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara, kemarin.

Di Jepara, Jawa Tengah, salah satu SMP swasta sudah mengelar belajar tatap muka. Namun, baru sepekan melaksanakan, 15 siswa dipastikan terinfeksi, setelah tes usap dilakukan terhadap 156 pelajar dan guru.

Dinas Pendidikan Jepara sendiri baru melaksanakan simulasi, kemarin. Simulasi tetap dilakukan di 73 SMP negeri dan swasta.

“Dari 97 SMP, simulasi baru dilakukan di 73 sekolah. Kami menerapkan protokol kesehatan ketat selama simulasi berlangsung,” kata Kepala Dinas Pendidikan Agus Tri Harjono.

Masih di Jawa Tengah, meski belum menerapkan belajar tatap muka, 3 guru di SMP Negeri 3 Jekulo, Kabupaten Kudus, meninggal dunia setelah dipastikan terjangkit covid-19.

“Kami memastikan tidak ada siswa yang melakukan kontak langsung dengan mereka, karena pembelajaran masih dilakukan secara daring,” kata Kepala SMPN 3 Jekulo, Wiwik Purwati.

Sejumlah sekolah di Kabupaten Temanggung juga sudah melaksanakan simulasi belajar tatap muka.

“Namun, karena Temanggung kembali memasuki zona merah, Bupati M Al Khadziq sudah menginstrusikan peng­hentian simulasi belajar tatap muka,” ujar juru bicara Satgas Covid-19, Gotri Wijianto.

Meninggal dunia

Sejumlah peristiwa kembali menjadi peringatan bagi warga untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Di Yogyakarta, Kepala Dinas Sosial Agus Sudarjat jadi korban keganasan virus Korona ini.

Ia meninggal dunia dalam usia 55 tahun, kemarin. Sebelumnya, Agus sempat dirawat di RSUD Kota Yogyakarta dan dipindah ke RSUP dr Sardjito. “Almarhum telah mengabdi selama 32 tahun,” kata Wakil Wali Kota Heroe Poerwadi.

Kemarin, Wali Kota Malang Sutiaji mengumumkan dirinya terpapar covid-19. Ia melakukan tes usap dan hasilnya dinyatakan positif, Senin (30/11) malam. “Setelah 20 November menjalani sejumlah kegiatan kedinasan, saya merasa kondisi fisik kurang sehat. Hasil tes cepat non reaktif, namun tes usap positif,” jelasnya.

Ia mengaku belum tahu asal muasal terinfeksi virus. “Saya minta masyarakat ja­ngan kendur menerapkan 3M,” harapnya.

Dokter Suparjo, Kepala Dinas Kesehatan Temanggung, Jawa Tengah, juga dibuat tak berdaya oleh covid-19. Ia harus menjalani perawatan dan diisolasi di rumah sakit.

“Kami sudah melakukan tes usap terhadap 30 staf dinas kesehatan dan masih menunggu hasilnya. Kondisi kepala dinas telah membaik,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Khabib Mualim.

Seperti wilayah lain di Jawa Tengah, peningkatan kasus baru juga terus terjadi di Temanggung. Khabib mengakui sulit untuk melacak sumber penularan yang membuat sang kepala dinas terpapar.
“Sekarang ini semua orang berisiko terpapar dan menularkan covid-19.” (AS/TS/AT/YH/BN/DW/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya