Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

PMI Pasok Listrik ke Pengungsian

Djoko Sarjono
16/11/2020 02:00
PMI Pasok Listrik ke Pengungsian
Relawan PMI menyiapkan sarana prasarana air bersih di lokasi pengungsi erupsi Gunung Merapi.(MI/Djoko Sarjono)

IKA terdampak erupsi Gunung Merapi, sejumlah titik seperti posko atau tempat lain saja mengalami gangguan (terputus) listrik. Karena itu, Palang Merah Indonesia (PMI) mengerahkan armada khususnya, mobil elektrik, ke sejumlah lokasi terdampak bencana di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

“Mobil elektrik yang kami kerahkan ini untuk membantu memasok listrik jika di lokasi terdampak itu pasokan listriknya terganggu,” kata Sekretaris Jenderal PMI Pusat Sudirman Said saat dihubungi, Sabtu (14/11).

Mobil elektrik PMI, lanjutnya, akan melakukan mobilisasi ke berbagai titik yang membutuhkan pasokan listrik. Pengerahan mobil eletrik itu, menurut Sudirman, untuk membantu pemerintah dalam upaya mempercepat penanggulangan bencana dan melayani masyarakat.

“Pasokan listrik di lokasi bencana sangat penting di saat masa tanggap darurat, seperti untuk penerangan dan kebutuhan lainnya. Maka dari itu, personel yang ditugaskan untuk mengoperasionalkan mobil elektrik PMI harus berkeliling ke sejumlah lokasi yang pasokan listriknya terganggu,” tambahnya.

Menurut Sudirman, sejak awal terjadi bencana erupsi Gunung Merapi, pihaknya sudah mendistribusikan sejumlah paket bantuan, dari family kit, alat pelindung diri (hazmat, masker, dan face shield), hingga mendirikan dapur umum dan mengerahkan kendaraan taktis.

Bagian Logistik PMI Pusat, Ilham Huznul, mengatakan mobil elektrik yang dikerahkan PMI sebanyak satu unit dan sudah beroperasi di sejumlah titik di lokasi bencana erupsi Gunung Merapi.

“Mobil elektrik sudah digunakan di posko Desa Lencoh, Kabupaten Boyolali, dan jika kondisi baterai terisi penuh, bisa memasok listrik untuk posko selama empat hari,” jelasnya.


401 pengungsi di Klaten

Pengungsi warga kawasan rawan bencana (KRB) III Gunung Merapi di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, terus bertambah. Hingga Sabtu (14/11) pukul 21.00 WIB, jumlah pengungsi mencapai 401 orang.

Untuk menampung para pengungsi itu, Pemerintah Kabupaten Klaten menyiapkan tiga tempat evakuasi sementara (TES) di Balai Desa Tegalmulyo, Balai Desa Balerante, dan GOR Kalimosodo.

Saat ini, pengungsi yang ditampung di TES Balai Desa Tegalmulyo sebanyak 128 orang dan di Balai Desa Balerante 273 orang. Sebaliknya di GOR Kalimosodo yang disiapkan di Desa Sidorejo belum terisi.

Humas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten Nur Tjahjono Suharto menjelaskan pengungsi yang ditampung di Balai Desa Tegalmulyo berasal dari Dukuh Canguk, Sumur, dan Pajegan.

Adapun pengungsi yang tinggal sementara di lokasi penampungan Balai Desa Balerante ialah warga Dukuh Sambungrejo, Ngelo, Ngipiksari, Gondang, dan Sukorejo.

“Sementara itu, jumlah ternak sapi milik warga Desa Balerante yang sudah diungsikan sebanyak 124 ekor,” paparnya, kemarin.

Seperti diberitakan, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menaikkan status aktivitas Gunung Merapi dari waspada level II menjadi siaga level III pada 5 November 2020.

Arus pengungsian terjadi sejak Jumat (6/11) atau sehari setelah penetapan status siaga Gunung Merapi tersebut. (X-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya