Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Jumlah Pengungsi Merapi Terus Bertambah

Ardi Teristi
12/11/2020 02:25
Jumlah Pengungsi Merapi Terus Bertambah
Pekerja menutup stupa menggunakan terpaulin di kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jateng, kemarin.(ANTARA FOTO/ANIS EFIZUDIN)

SEJAK Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menetapkan status aktivitas Gunung Merapi dari Waspada (level ll) ditingkatkan menjadi Siaga (level lll) pada 5 November 2020 pukul 12.00 WIB, jumlah pengungsi di Sleman terus bertambah.

Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto, hingga kemarin jumlah pengungsi tercatat sebanyak 203 orang.

“Jumlah itu mengalami peningkatan dari hari-hari sebelumnya karena tidak hanya kelompok rentan yang mengungsi, tetapi juga orang dewasa dan keluarga mereka,” ujarnya saat menerima kunjungan kerja Komisi A DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kemarin.

Joko mengatakan pihaknya melayani dan menyediakan kebutuhan dasar para pengungsi. BPBD Sleman menyiapkan 12 barak pengungsian dan ada 22 barak lagi yang dikelola desa.

“Selain itu, kami juga menyiapkan pengungsian hewan ternak, termasuk perawatan dan penyediaan pakan ternak. Anggaran kita siapkan sekitar Rp6,7 miliar sampai akhir bulan. Saat ini masih ada anggaran belanja tidak terduga Rp20 miliar yang kita siapkan,” tambahnya.

Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, mengingatkan bahwa penanganan pengungsi Gunung Merapi harus dilakukan dengan protokol covid-19.

“Pemda harus menyiapkan segala sesuatu, mulai SDM, infrastruktur, sarana, hingga prasarana,” katanya saat meninjau Posko Pusat BPBD Sleman di Pakem, Sleman.

Di tempat terpisah, Camat Cangkringan, Suparmono, mengatakan pengungsi erupsi Gunung Merapi di barak pengungsian Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, membutuhkan lebih banyak masker medis atau masker bedah sekali pakai. Sebabnya, banyak di antara pengungsi merupakan lansia dan cukup kesulitan untuk mencuci masker kain.

Selain soal masker medis, lanjut Suparmono, sebanyak 294 ekor ternak di Dusun Kalitengah Lor, Kalurahan Glagaharjo, juga belum diungsikan ke tempat yang lebih aman sejak status Merapi menjadi siaga.

“Total ternak terdiri atas 200 ekor sapi perah dan 94 sapi pedaging. Sampai saat ini baru 56 yang telah diungsikan,” jelasnya.

Sementara itu, Balai Konservasi Borobudur (BKB) berinisiatif menggunakan terpal kaulin untuk menutupi stupa dan lorong Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Upaya ini menghindarkan bagian candi dari potensi abu vulkanis, seperti yang terjadi pada erupsi 2010.

Sumber: BPPTKG/Antara/Tim MI/Riset MI-NRC

 

 


Guguran lava

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, melalui keterangan resminya, menyatakan Gunung Merapi di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah mengeluarkan guguran lava, Rabu (11/11) pagi, dengan jarak luncur 700 meter ke arah Kali Senowo.

“Guguran lava itu tercatat keluar dari Gunung Merapi pada pukul 3.58, 4.04, dan 5.13. Namun, secara visual hanya terpantau satu kali dari Pos Babadan selama periode pengamatan pukul 00.00- 06.00,” ujarnya.

Selain guguran lava, lanjut Hanik, pihaknya juga mencatat 13 kali gempa guguran di gunung itu dengan amplitudo 3-48 mm dan durasi 12-83 detik, 7 gempa hembusan dengan amplitudo 3-7 mm dan durasi 12-21 detik, 79 gempa fase banyak dengan amplitudo 2-24 mm dan durasi 7-12 detik, serta 6 kali gempa vulkanis dangkal dengan amplitudo 46-70 mm dan durasi 13-25 detik.

Di sisi lain, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebutkan seluruh pihak terus bersiaga dengan status Gunung Merapi yang naik. Kesiapsiagaan juga termasuk menghadapi skenario luncuran awan panas yang disebut akan mengarah ke wilayah tertentu akibat angin. “Skenario sudah ada semua. Jadi, kalau arahnya ke Magelang, ya Magelang siap. Makanya kemarin saya tengok tiga-tiganya baik di Klaten, Boyolali, Magelang. Semua mesti siap,” ujarnya seusai acara Central Java Business Forum. (HT/WJ/TS/Ant/X-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik