Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Jumlah Pengungsi Gunung Merapi Meningkat

Agus Utantoro
08/11/2020 22:02
Jumlah Pengungsi Gunung Merapi Meningkat
Ilustrasi(Antara)

DIDUGA khawatir dengan keselamatannya sendiri, jumlah pengungsi dari Kalitengah Lor, Desa Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman melonjak. Pada awalnya, kata Panewu Cangkringan, Suparmono, yang diungsikan adalah kelompok rentan yang jumlahnya 133 orang.

‘’Namun pada hari Minggu, jumlah yang mengungsi menjadi 177 orang,’’ katanya.

Mereka yang masuk ke Barak Pengungsian Desa Glagaharjo, ujarnya, selain kelompok rentan, bertambah dengan kelompok orang dewasa lainnya.

Menurut Suparmono, para pengungsi awal adalah kalangan rentan antara lain lansia, ibu hamil anak balita dan difabel serta odgj (orang dengan gangguan jiwa).

‘’Ini yang kami ungsikan pada tahap awal setelah status Gunung Merapi dinaikkan setingkat lebih tinggi dari Waspada ke Siaga,’’ katanya.

Namun diakui pada Sabtu malam, banyak yang kemudian datang ke barak untuk ikut mengungsi.

‘’Ya mereka tetap diterima,’’ katanya.

Selain menempati Barak Glagaharjo, para pengungsi itu kemudian ditempatkan di SD Muhammadiyah Cepitsari yang bersebelahan dengan Balai Desa dan Barak Glagaharjo.

Para pengungsi ini, imbuh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo, semuanya dalam kondisi sehat.

‘’Ada tiga lansia yang melaporkan kurang enak badan, namun hal biasa,’’ katanya.

Joko mengemukakan, para pengungsi terus dipantau kesehatannya oleh tim kesehatan dan relawan. Bahkan, lanjutnya, mereka juga secara rutin diperiksa suhu, tekanan darah dan lainnya. Namun sejauh ini belum ada rencana melakukan pemeriksaan rapid test diantara para pengungsi baik secara keseluruhan maupun sampel.

Menurut Joko, Dusun Kalitengah Lor, sampai saat ini tercatat sebagai Kawasan pemukiman yang masih zona hijau.

‘’Artinya apa? di lingkungan tinggal mereka belum ada kasus covid-19,’’ jelasnya.

Bupati Sleman Sri Purnomo memerintahkan agar para pengungsi ini dijaga dari kemungkinan penularan covid-19 dengan penerapan protocol kesehatan pencegahan covid-19 yang ketat.

Salah satu upayanya, ujarnya, para pengungsi ini menempati bilik-bilik berukuran 150 X 200 cm. Dengan penempatan diharapkan akan mengurangi persentuhan atau mereka akan tetap menjaga jarak.

Baca juga : Ada Wacana Reklamasi 60 Ha Lahan Eks Galian C Jadi Danau Buatan

‘’Kami juga menyediakan tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun dalam jumlah yang memadai,’’ katanya.

Para pengungsi lanjutnya juga harus selalu mengenakan masker.  ‘’Yang lebih  penting lagi adalah menjaga mereka agar tidak terkena. Kalau terinfeksi berarti dari luar,’’ katanya.

Bupati juga berharap siapa pun yang berkunjung termasuk relawan harus dapat menjaga diri. Nantinya dimungkinkan para pengunung ini akan menjalani pemeriksaan suhu, wajib cuci tangan dan wajib mengenakan masker serta jaga jarak.

Pengungsian Ternak

Menyinggung ternak khususnya sapi milik warga Kalitengah Lor, Panewu Cangkringan, Suparmono menjelaskan, lebiuh dari 200 ekor sapi akan diungsikan ke lokasi yang aman.

Untuk sai perah akan ditempatkan di kendang-kandang komunal khusus untuk sapi perah, sedangkan yang laionnya akan ditempatkan di kandang yang dibangun di lapangan depan tempat pengungsian.

‘’Karena untuk sapi perah, jika kandangnya tidak memenuhi persyaratan tertentu, produksi susu akan menurun tajam. Berbeda dengan sapi penggemukan yang tidak terlalu terpengaruh,’’ jelasnya.

Sementara dengan naiknya status Gunung Merapi, Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) menutup sementara sejumlah objek wisata di lereng Gunung Merapi (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya