Akses Air Bersih Untuk Warga Sikka masih Jadi Kendala

Gabriel Langga
03/11/2020 08:09
Akses Air Bersih Untuk Warga Sikka masih Jadi Kendala
Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo bersama OPD membahas akses air bersih dan stunting di Kabupaten Sikka, NTT.(MI/Gabriel Langga)

HINGGA saat ini Pemkab Sikka, NTT masih menghadapi masalah akses air bersih untuk warganya. Kekurangan air bersih menjadi pemicu masih ditemukan kasus stunting di sana.Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo mendesak agar semua pihak serius dalam mengatasi masalah air bersih di wilayahnya. 

"Soal air tidak main-main, kita kerjakan dengan sungguh-sungguh, akar persoalan dari stunting itu adalah air. Ini para pakar sudah mengambil
kesimpulan seperti itu. NTT stunting karena kekurangan air bersih," ujar Bupati Robi Idong sapaan akrab Roberto Diogo, Selasa (2/11).

Ia juga meminta Perumda Wairupan untuk membantu mengatasi masalah stunting di Kabupaten Sikka dengan berkolaborasi lintas sektor. 

"Semua orang membutuhkan air. Semua orang butuh air bersih. Kabupaten Sikka ini butuh air bersih. Kita mau urus stunting, ya kita perlu air bersih," papar Bupati Robi.

Direktur Perumda Wairpuan, Fransiskus Laka menjelaskan bahwa Pemkab Sikka memberika daftar sebanyak 2.250  masyarakat berpenghasilan rendah harus mendapatkan akses air bersih. Saat ini sudah terpasang 2.146 saluran air bersih ke warga berpenghasilan rendah.

"Ada 9 rumah yang menolak dipasang pipa PDAM karena beberapa alasan. Tiga di antaranya menolak menjadi pelanggan. Dua di antaranya terjadi pendobelan nama dalam satu rumah karena ada sejumlah kepala keluarga. Dan empat rumah di Desa Hepang, Kecamatan Lela belum bisa terpasang pipa air karena jaringan yang disiapkan dari dana pokir tidak terealisasi," terang Frans Laka.

Frans Laka juga menambahkan bahwa dari 2.146, gugur 25 karena terjadi masalah teknis di lapangan.

"Sehingga yang ada itu 2.125. Selain itu, kendala berikutnya yakni adanya survei dari BPKP untuk memastikan pembayaran rekening karena diwajibkan untuk membayar rekening 2 bulan untuk menjadi lampiran.  Namun hingga saat ini beberapa pelanggan belum membayar," lanjutnya.

baca juga: Kasus Covid-19 di Klaten, 22 Pasien Sembuh

Selain itu, terjadi provokasi di lapangan bahwa air Perumda Wairpuan gratis. Namun Perumda menegaskan pemasangan pipa yang gratis sedangkan warga tetap harus membayar langganan air PDAM.

"Kami sementara berkoordinasi dengan pihak pemerintah desa dan kecamatan, bahwa pemasangan pipa gratis sesuai sosialisasi awal," jelasnya.gratis sesuai dengan sosialisasi awal. Kami akan selesaikan persoalan-persoalan di beberapa titik," pungkasnya. (OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya