Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Was-was Itu Hilang, BBM Satu Harga di Muba jadi Penyelamat

Dwi Apriani
27/10/2020 21:33
Was-was Itu Hilang, BBM Satu Harga di Muba jadi Penyelamat
Seorang konsumen mengisi BBM di SPBU 24.307.178 di Babat Toman, Musi Banyuasin, Selasa (27/10).(MI/Dwi Apriani)

KENDARAAN roda empat berkecepatan 80 kilometer per jam, melaju dari Sekayu menuju Babat Toman di Musi Banyuasin mampu menembus satu jam. Lika-liku jalan lintas Musi Banyuasin-Lubuklinggau memuat pengemudi, Endang,41, harus berhati-hati. Apalagi jalan yang bersebelahan dengan sungai itu ada longsor di beberapa titik badan jalan.

Selama bertahun-tahun melintasi jalan tersebut, tidak pernah terlihat adanya SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum). Namun tepat berada di Desa Sungai Angit, Kecamatan Babat Toman, Musi Banyuasin, pada Selasa (27/10), ada pemandangan yang berbeda. Dimana sebuah SPBU dengan area yang sangat luas berada di kanan jalan.

Ada lima dispenser di SPBU tersebut, dengan masing-masing terdapat dua jenis bahan bakar yang dijual. Mulai dari Premium, Bio Solar, Pertalite, Pertamax dan Dexlite.

‘’Untuk menuju ke Lubuklinggau, kami para sopir rental biasanya mengisi bahan bakar full tangki di Sekayu, karena itu adalah daerah terakhir dengan SPBU. Nanti ketemu lagi dengan SPBU sekitar 4-5 jam kemudian. Kalau sampai kehabisan bahan bakar dijalan, mampuslah kami,’’ ujar Endang, Selasa (27/10).

Diakuinya, jarak dari Sekayu ke Lubuklinggau mencapai sekitar 140 kilometer. Bagi pengendara, akan menyulitkan jika tidak ada fasilitas SPBU di sepanjang jalan itu. Sebab jika harus mengandalkan bahan bakar yang dijual eceran akan sangat mengkuatirkan.

‘’Harganya beda jauh, mana lagi tidak jelas kualitasnya. Ini kan Musi Banyuasin, kaya akan hasil minyak bumi, khawatirnya bahan bakar minyak yang dijual itu adalah minyak olahan atau suling ilegal. Malah bukan minyak asli dari olahan Pertamina,’’ ucapnya.

Tahu adanya BBM satu harga di Babat Toman, Endang mengaku lega. Sebab kekuatiran selama ini sudah teratasi.

‘’Jadi tidak takut lagi sulit cari bahan bakar minyak, kalau SPBU di Babat Toman sudah ada. Manalagi ada Bio Solar dan Premium, jadi sangat memberikan keuntungan bagi kami para sopir travel ini. Jadi SPBU ini seperti menjadi penyelamat kami saat kehabisan bahan bakar minyak,’’ ucapnya.

 Baca juga : Masa Libur Panjang, Polda Jateng Siapkan 1.700 Personel

Thamrin, salah satu tokoh masyarakat Babat Toman mengaku, selama bertahun-tahun masyarakat di Babat Toman pasrah untuk tidak bisa merasakan adanya penyediaan bahan bakar minyak.

‘’Kalau kami mau membeli BBM, kami harus ke Sekayu yang jaraknya 38 kilometer. Karena kalau ke arah Lubuklinggau jaraknya tidak memungkinkan karena lebih panjang sekitar 90-an kilometer. Sudah bertahun-tahun kami merasa seperti  benar-benar berada di desa tertinggal,’’ ucapnya.

Namun saat ini, SPBU 24.307.178 sudah hadir di Babat Toman, sehingga masyarakat setempat bisa merasakan BBM satu harga yang menjadi program Presiden Joko Widodo.

‘’Jujur inilah yang diinginkan masyarakat. Kami berada di lumbung migas, namun SPBU tidak ada disini selama ini. Sekarang sudah ada dan masyarakat lebih mudah mendapatkannya,’’ ucapnya.

Kebahagiaan itu dialami masyarakat di Babat Toman yang di dominasi para petani kelapa sawit, karet, dan nelayan. Sehingga untuk kendaraan yang dipakai akan sangat membutuhkan bahan bakar minyak yang berkualitas.

‘’Selama ini kita semua memanfaatkan eceran. Mau tidak mau, itu yang membuat kendaraan milik masyarakat banyak yang rusak. Bukan hanya masyarakat Muba, ini kan juga jalan perlintasan Kabupaten Muba dan Lubuklinggau, banyak pengendara juga yang membutuhkan bahan bakar minyak. Harapan kami SPBU ini akan mampu membantu masyarakat untuk mendapat BBM berkualitas,’’ ujarnya.

Bukan hanya itu, Thamrin berharap dengan adanya SPBU ini akan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat yang selama pandemi covid-19.

Berkah bagi Rakyat Muba

Bupati Musi Banyuasin, Dodi Reza Alex Noerdin mengatakan, di daerahnya pada 2018 sudah ada BBM satu harga yang berada di Kecamatan Lalan dan tahun ini dibuka BBM satu harga di Kecamatan Babat Toman.

‘’BBM satu harga ini sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan akses bahan bakar minyak yang sama harganya dan sama kualitasnya dengan di perkotaan. Masyarakat kami yang sebagian besar adalah petani sangat menyambut baik keberadaan BBM satu harga ini. Ini berkah bagi rakyat Muba,’’ ucapnya.

Menurutnya keberadaan BBM satu harga di Babat Toman sangat tepat karena SPBU terakhir hanya berada di Sekayu dan SPBU berikutnya ada di Lubuklinggau. Jarak keduanya sekitar 140 kilometer.

‘’Keberadaan BBM satu harga di Babat Toman ini adalah tepat, karena bisa menjadi penengah diantara kabupaten. Memang di daerah (Muba) mendapat akses ke SPBU sulit karena jaraknya jauh, tidak semudah di kota yang hampir setiap kilometer ada SPBU. Aksesibilitas masyarakat untuk mendapatkan BBM sangat penting,’’ jelasnya.

Ditambahkan Komite BPH Migas, Ahmad Rizal, BBM satu harga adalah program dari Presiden Joko Widodo. Berbeda dengan penyalur biasa, lembaga penyalur BBM Satu Harga harus benar-benar tepat. Artinya semua pengusaha bisa menjadi penyalur biasa selagi ekonomi layak dan mendapat izin dari Pertamina. Namun mereka tidak bisa menyalurkan premium dan solar secara bebas. Melainkan ada perhitungan sendiri.

‘’Jadi untuk menjual premium dan solar,ada banyak penilaiannya. Harus diusulkan dulu ke MOR baru ke Pusat. BBM satu harga pasti untuk masyarakat bukan hanya bisnis,’’ jelasnya.

Keberadaan BBM satu harga ini tentunya agar masyarakat bisa menikmati bahan bakar mihyak dengan jarak dekat dan dengan harga yang serupa serta kualitas yang terjaga.

Baca juga : Kementan Siapkan Tujuh Strategi Antisipasi La Nina

‘’Jika sebelumnya untuk mendapatkan BBM di SPBU jauh sekali, sekarang sudah dekat. Harganya sama, kualitasnya terjamin,’’ ujarnya.

Rizal menyebut Bupati atau Walikota bisa mengusulkan kepada BPH Migas jika daerahnya  membutuhkan BBM satu harga.

‘’Harapan kami dengan adanya BBM satu harga ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat dan memacu pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut,’’ ucapnya.

Satu Harga Target Pertamina

Sementara, Sales Area Manager Sumsel-Babel Sadli Ario Priambodo menuturkan, saat ini target Pertamina untuk membangun BBM satu harga di Sumsel sudah terpenuhi. Saat ini sudah ada lima BBM satu harga di Sumsel, diantaranya Lalan (Muba), Kecamatan Nibung (Musi Rawas Utara), Babat Toman (Muba), Karang Jaya (Musi Rawas Utara) dan Rawas Ilir (Musi Rawas Utara).

‘’Target untuk Sumsel sudah terpenuhi, rencananya akan ada dua BBM satu harga lagi yang akan kita bangun di tahun depan yakni di Keluang dan Plakat Tinggi,’’ ucapnya.

Sadli menjelaskan, dengan adanya BBM satu harga bisa membantu masyarakat dalam mendapatkan bahan bakar berkualitas.

‘’Harapan kami masyarakat bisa dapat BBM dengan harga yang sama. Informasi yang kami terima, selama ini Premium di Babat Toman ini dijual sekitar Rp10.000-12.000 per liter dan Solar sekitar Rp7.000-8000 per liter. Jadi sekarang masyarakat bisa beli langsung di SPBU tanpa was-was, tanpa kuatir,’’ ucapnya.

Diakuinya, untuk kuantitas tidak usah diragukan karena bahan bakar minyak ini didatangkan langsung dari terminal fuel di Kertapati.

‘’Karena memang dari terminal fuel Kertapati ke Babat Toman ini bisa diakses dengan darat dan jaraknya hanya berkisar 6-7 jam saja,’’ pungkasnya. (OL-2)

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya