Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
KABUPATEN Teluk Bintuni, Papua Barat merupakan kabupaten terbesar yang meliputi 21% dari komposisi keseluruhan provinsi. Negeri Sisar Matiti itu bukan hanya kaya dengan potensi biota mangrove dan sumber daya alam (SDA) tak terbaharukan, namun dari kultur masyarakat asli yang gemar bertanam palawija,
Teluk Bintuni menyimpan potensi perkebunan yang luar biasa. Kabupaten ini memiliki luas 20.841 km2. Dimana dengan luasan tersebut, masih banyak lahan tidur yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat langsung.
Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw, melihat potensi ini untuk beberapa komoditas yang bisa menjadi efek berantai untuk memenuhi visi misi Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni, yakni Mewujudkan Teluk Bintuni yang Maju, Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing.
“Pada perjalanan dinas yang saya lakukan ke Jakarta dan beberapa daerah bulan kemarin, sempat kami berdiskusi semi-riset dengan pihak dari Institut Pertanian Bogor untuk melihat potensi kebun kopi di Teluk Bintuni. Ternyata Teluk Bintuni ini bisa punya potensi untuk memiliki varian kopi yang unik. Tapi nanti hal ini akan diriset lebih lanjut,” ujar Petrus dalam keterangannya
Menurut Petrus, ada beberapa distrik di Teluk Bintuni yang cocok untuk dikonsentrasikan menjadi sentra dari produksi kopi khas Teluk Bintuni. Petrus melihat potensi perkebunan kopi ini sebagai upaya penyelarasan visi misi kabupaten, dengan potensi munculnya industri-industri baru di Teluk Bintuni, nantinya.
“Ke depan ini kan akan ada industri petrokimia dan lainnya di Teluk Bintuni. Nah potensi industri ini saya lihat ke depan, akan membuat Teluk Bintuni semakin ramai. Dari ramainya Teluk Bintui ini, tentunya harus dibarengi dengan munculnya sebuah potensi baru. Saya melihat industri kopi di Teluk Bintuni sebagai salah satu potensi yang harus dimunculkan,” imbuhnya.
Bupati Teluk Bintuni sekaligus calon petahana yang kerap dipanggil Piet ini mengatakan bahwa, potensi industri kopi bisa menjadi geliat ekonomi baru yang diselaraskan dengan perubahan demografi Teluk Bintuni nantinya, setelah industri Petrokimia dan lainnya mulai berdiri.
Baca juga : Wujudkan Ketahanan Pangan, Babel Siap Tingkatkan Pemanfaat Lahan
“Industri kopi di Indonesia, bahkan dunia ini kan dari dulu tidak pernah mati. Bahkan sekarang begitu banyaknya warung kopi yang menjamur kan ? Nah Bintuni ini punya potensi lahan tidur. Jika pandemi ini selesai, kita segera garap itu perkebunan untuk melihat hasilnya. Nantinya potensi ini tentu akan menjadi geliat tersendiri. Misalnya dengan adanya perkebunan kopi, nanti coffee shop-coffee shop juga akan bertebaran di kabupaten ini untuk melayani potensi keramaian di Teluk Bintuni akibat munculnya industri Petrokimia di depan,” katanya.
Menurutnya, dari industri kopi akan memunculkan tiga potensi profesi yang akan memaksimalkan pembangunan SDM di Teluk Bintuni. Ini merupakan potensi pengenalan pariwisata Teluk Bintuni.
“jika transfer pengetahuan itu sudah berjalan, maka kita Teluk Bintuni, akan punya potensi profesi baru. Dari pelaku-pelaku perkebunan kopi baru, ahli tester baru, barista-barista baru. Nah Barista-barista dari Teluk Bintuni, ini akan kita sertakan pada perhelatan-perhelatan kopi di Indonesia dan dunia, katakanlah mereka merupakan duta pariwisata dan duta kopi.
Piet mengaku, untuk memperkenalkan varian kopi Teluk Bintuni memang butuh waktu, tapi ia yakin bisa melakukannya. Dengan berpasrtisipasi di ajang perkopian Indonesia dan internasional, orang akan semakin mengenal Teluk Bintuni, dengan semakin dikenalnya Teluk Bintuni di ajang kopi ini, bisa lebih memperkenalkan lagi tentang keindahan mangrove di sana.
"Jadi ini paket lengkap. Bintuni bergeliat, bukan hanya dari industri SDA tak terbaharukan, tapi potensi palawija dan pariwisata juga kita punya. Apalagi sekarang kita sedang bangun hotel bintang empat. Ini pas, sudah,” lanjutnya.
"Ya kita doakan pandemi ini supaya segera berakhir, agar potensi kopi ini bisa kita garap secepatnya. Makanya masyarakat itu juga harus konsisten dan patuh pada protokol kesehatan, ingat 3M, Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak. Tuhan sayang Teluk Bintuni,” pungkasnya. (RO/OL-7)
Festival ini menampilkan berbagai atraksi budaya seperti tarian tradisional, musik daerah, dan pameran kerajinan tangan, serta bazar Ekraft UMKM.
Masyarakat Papua Barat mendatangi kantor KPK dan Kejagung untuk melakukan klarifikasi dan memberikan informasi hasil investigasi terkait Gubernur Papua Barat Dominggus Madacan.
BENCANA tanah longsor dan banjir bandang Pegunungan Arfak, tepatnya di Kampung Jim, Distrik Catubouw, Papua Barat menelan belasan korban jiwa.
Jumlah keseluruhan korban dalam peristiwa itu sebanyak 24 orang, terdiri atas lima orang selamat, 16 korban meninggal dunia, sedangkan tiga korban lainnya belum berhasil ditemukan.
Brimob melakukan pencarian Iptu Tomi Samuel Marbun, anggota yang dilaporkan hilang sejak 18 Desember 2024 di kawasan Kali Rawa, Distrik Moskona, Kabupaten Teluk Bintuni.
Buku Cahaya Fajar dari Balik Gunung Mbaham mengupas perjalanan kepemimpinan Ali Baham Temongmere (ABT), pejabat Papua Barat yang mengedepankan pembangunan berbasis budaya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved