Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Akibat Perburuan Liar, Populasi Harimau Sumatra Semakin Menyusut

Yoseph Pencawan
31/8/2020 19:25
Akibat Perburuan Liar, Populasi Harimau Sumatra Semakin Menyusut
Harimau Sumatra sedang bermain bola di Jatim Park 2(ANTARA FOTO/Ari Bayu)

BALAI Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Sumatra Utara menyatakan perburuan liar Harimau Sumatra masih terjadi di wilayahnya sehingga populasi satwa liar itu di Sumut semakin menyusut.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut Hotmauli Sianturi mengungkapkan, secara keseluruhan atau di wilayah Sumatra, populasi Harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) tersisa 400-600 ekor.

"Populasi di Sumut lebih memprihatinkan lagi, kami perkirakan hanya tersisa sekitar 33 ekor," ujar Hotmauli, Senin (31/8).

Dia menjelaskan, sedikitnya populasi "raja hutan" itu diakibatkan beberapa hal. Penyebab yang pertama adalah perburuan liar. Penyebab kedua yang paling mengurangi jumlah populasi harimau ini yaitu akibat terjerat secara tidak sengaja oleh masyarakat.

"Biasanya, harimau yang terjerat itu terjadi secara tidak sengaja. Masyarakat berniat ingin menjerat babi, tetapi yang masuk jeratan harimau," terang Hotmauli.

Sebelumnya, Hotmauli menyampaikan konflik antara Harimau Sumatra dengan warga kembali terjadi di Sumut dan kali ini berada di Desa Tapus Sipagimbal, Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapanuli Selatan.

Konflik sebenarnya sudah terjadi sejak bulan Mei 2020. Konflik sempat surut, tetapi belakangan ini kembali marak. Pada Sabtu (15/8), harimau kembali memangsa seekor kambing ternak warga di areal permukiman.

Tim BBKSDA Sumut turun ke lokasi pada Sabtu (22/8), dan bersama-sama dengan petugas Koramil setempat, pihak kecamatan dan masyarakat memasang perangkap (kandang jebak).

Baca juga: Konflik Harimau Sumatra dengan Warga Kembali Terjadi di Tapsel

Upaya yang dilakukan tim berhasil. Pada Senin (24/8), Harimau Sumatra tersebut masuk ke dalam perangkap. Selanjutnya harimau itu dievakuasi dan diobservasi ke Sanctuary Harimau Barumun Nagari untuk menjalani pengecekan kondisi kesehatan oleh tim BBKSDA dan tim medis dari Sanctuary Harimau Barumun.

Bila hasil pemeriksaan akhir tim medis menyatakan kondisi harimau sudah dalam keadaan sehat serta direkomendasikan layak untuk dilepasliarkan, maka BBKSDA Sumut akan melepasliarkan ke habitatnya.

Menurut Hotmauli, pada dasarnya konflik harimau dengan masyarakat tidak akan terjadi bila habitat satwa ini tidak terganggu.

Apalagi pada dasarnya setiap masyarakat adat mempunyai kearifan tersendiri sebagai proteksi mereka terhadap harimau.

"Namun kearifan itu saat ini banyak yang tidak dilakukan lagi," tuturnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik