Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
JELANG puncak kemarau Oktober 2020, titik panas atau hotspot di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus bermunculan. Sesuai laporan BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Kamis (27/8) pukul 07.00 Wita, terpantau 59 titik panas di 17 kecamatan di tujuh kabupaten yakni Alor, Ende, Kupang, Ngada, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, Sumba Timur, dan Timor Tengah Utara.
Jumlah titik panas yang terpantau satelit tersebut lebih banyak jika dibandingkan laporan Rabu (26/8) sebanyak 10 titik di lima kabupaten yakni Ende, Kupang, Sumba Timur, Sikka. dan Alor.
Baca juga: Pembangunan Bandara Ngloram Blora Dilakukan Secara Padat Karya
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Agung Sudiono Abadi menyebutkan hotspot terbanyak berasal dari Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang sebanyak 16 titik, dan Kecamatan Lewa, Sumba Timur sebanyak 11 titik.
Menurutnya, jumlah titik bukan jumlah sebaran titik api atau kebakaran.
"Informasi sebaran titik panas merupakan indikator awal kebakaran lahan serta dapat dimanfaatkan dalam deteksi area terbakar. Citra satelit tersebut hanya menilai suhu sekitar yang diinterpretasikan sebagai titik panas," katanya. (OL-6)
Penurunan luas karhutla dimulai sejak 2015 seluas 2,6 juta hektare, menjadi 1,6 juta hektar (2019), 1,1 juta hektare (2023), dan 24.154 hektare pada 2024.
Menggunakan smartphone sebagai hotspot untuk berbagi koneksi internet memang sangat praktis, terutama saat Anda tidak memiliki akses Wi-Fi atau ketika sedang dalam perjalanan.
Ratusan titik panas atau hotspot indikator kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) semakin banyak di Pulau Sumatera. Dari pantauan terakhir satelit, terdeteksi sebanyak 179 titik panas.
JUMLAH titik panas atau hotspot Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Bangka Belitung (Babel) terus berkurang karena sudah di gugur hujan.
Terjadi peningkatan jumlah titik panas (hotspot) di beberapa wilayah di Kalimantan Barat (Kalbar), sampai 6 September terpantau ada 2.466 titik panas di Kalbar.
KLHK pun mencatat adanya penurunan jumlah titik panas atau hotspot pada periode Januari sampai Agustus tahun ini dibanding periode yang sama tahun 2023.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved