Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Aksi Cegah Stunting di Kabupaten Kupang Dimulai Dari Remaja

Palce Amalo
25/8/2020 11:09
Aksi Cegah Stunting di Kabupaten Kupang Dimulai Dari Remaja
Perwakilan dari empat puskesmas di Kabupaten Kupang, NTT mengikuti Training of Trainer fasilitator Aksi Bergizi di Kantor Dinas Kesehatan.(MI/Palce Amalo)

DINAS Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur bersama United Nations Children's Fund (Unicef) memulai tahapan pelaksanaan  program Gizi Remaja yang di sebut Aksi Bergizi dengan sasaran utama remaja putri, sebagai upaya untuk menurunkan dan mencegah stunting di daerah itu, Selasa (25/8).

Kegiatan Aksi Bergizi berlangsung dalam tiga tahap yakni Training of Trainer (ToT) fasilitator Aksi Bergizi tingkat kabupaten yang terdiri dari lintas sektor dalam wadah TP-UKS Kabupaten yakni Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Bappeda yang berlangsung pada 24-28  Agustus. Selanjutnya akan dilanjutkan dengan pelatihan fasilitator tingkat kecamatan untuk staf usaha kesehatan sekolah (UKS), puskesmas, dan guru aksi bergizi di sekolah model pada September 2020.

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi Aksi Bergizi di sekolah model yang dijadwalkan Oktober 2020 jika kegiatan belajar mengajar di sekolah sudah kembali normal. Para siswa di sekolah tersebut akan bekali alat bantu permainan aksi bergizi.mUntuk kegiatan ToT fasilitator diikuti perwakilan dari empat puskesmas yakni Oesao, Batakte, Naiobat, dan Tarus. 

"Stunting di Kabupaten Kupang lumayan besar sehingga aksi inovasi ini diharapkan penanganan stunting menjadi lebih terarah dan terfokus," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang, dokter Robert Amaheka.

Dengan menggelar Aksi Bergizi, dokter Robert Amaheka berharap pada 2024, balita stunting turun antara 10-12 persen. Sesuai rilis terakhir Februari 2020, dari 26.204 balita yang diukur, 7.891 orang di antaranya stunting tersebar di 26 kecamatan. Nutrition Officer Unicef Perwakilan NTT Blandina Bait mengatakan pelaksanaan aksi bergizi untuk mendorong kebiasaan sarapan pagi bersama di sekolah sebelum minum tablet tambah darah (TTD), meningkatkan cakupan dan kualitas minum TTD bagi remaja putri di sekolah, meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja putra dan putri melalui sesi literasi aksi bergizi, serta memperkuat sistim monitoring, pencatatan dan 
pelaporan TTD.

baca juga: Pengentasan Stunting di Masa Pandemi Butuh Inovasi 

Berdasarkan pengalaman pelaksanaan Aksi Bergizi yang sama di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat dan Klaten, Jawa Tengah, menurut Blandina, Kabupaten Kupang turut mengalokasikan anggaran di tahun 2020 untuk perluasan kegiatan penurunan dan pencegahan stunting tersebut dengan dukungan teknis dari UNICEF.

"Kegiatan ini searah dengan satu dari 25 komposit indikator penyebab stunting di NTT, yakni meningkatan cakupan dan kualitas remaja putri yang mendapatkan TTD. Serta promosi perubahan perilaku demi meningkatkan pengetahuan dan kesedaran remaja dalam aspek gizi spesifik dan gizi sensitif. Sehingga mereka diharapkan dapat tumbuh menjadi remaja dan calon orang tua yang berpengetahuan dan sehat," ujarnya. (OL-3)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik