Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Jateng Khawatirkan Klaster Pendidikan

Akhmad Safuan
25/8/2020 05:30
Jateng Khawatirkan Klaster Pendidikan
Guru memberikan materi pelajaran saat uji coba pembelajaran tatap muka di SMAN 1 Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (19/8/20).(ANTARA FOTO/Saiful Bahri)

SETELAH merasa sukses di Probolinggo, Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali melanjutkan uji coba tatap muka di wilayah Kabupaten Nganjuk. Gubernur Khofifah Indar Parawansa me­ninjau langsung tiga sekolah yang menggelar uji coba di tengah pandemi covid-19.

Sekolah yang ditinjau kemarin, yaitu SMKN 1 Tanjung Anom, SMAN 2, dan SLB Shanti Kosala Mastrip. Ketiga sekolah itu uji coba tatap muka sejak 18-31 Agustus dengan batasan 25% dari jumlah siswa normal.

“Semua sesuai protokol kesehatan dan pengawasan dilakukan sangat ketat agar siswa terjaga kesehatanya,” terang Khofifah di Surabaya, kemarin.

Laporan dari Dinas Kesehatan Nganjuk menyebutkan posisi median rate of transmission (Rt) daerahnya tergolong aman pada 0,86 atau di bawah 1.

Selain itu, Nganjuk telah melakukan stratifikasi risiko berdasarkan 15 indikator epidemiologis gugus tugas covid-19 pusat. Penilaian ini turut serta menjadi pertimbangan untuk uji coba pembelajaran tatap muka.

Sebaliknya, di Jawa Tengah, klaster pendidikan mengkhawatirkan. Sekolah yang semula sudah tatap muka kembali meniadakan setelah klaster pendidikan muncul di Rembang, Pati, dan Tegal.  

Pondok pesantren di Pati misalnya, sebanyak 35 santri terpapar covid-19, serta seorang guru SD di Kabupaten Pati meninggal akibat virus korona sehingga daerah tersebut akhirnya memutuskan menunda rencana pembelajaran tatap muka.

Wilayah Jawa Tengah (Jateng) yang memutuskan menunda pembelajaran tatap muka, antara lain Grobogan, Jepara, Kudus, Demak, Klaten, Kota Semarang, dan Kota Salatiga. “Kami masih akan memperpanjang pembelajaran jarak jauh melalui daring,” tutur Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Gunawan Saptogiri.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo kepada Media Indonesia mengatakan seluruh sekolah yang tidak siap melakukan protokol kesehatan secara ketat diinstruksikan tetap bertahan di jalur pembelajaran secara daring.

“Saya minta pemerintah daerah dan sekolah tidak terburu-buru dan memaksakan diri untuk belajar secara tatap muka jika tidak siap dengan protokol kesehatan ketat,” tandas Ganjar Pranowo.

Guru terpapar

Di beberapa kota dan daerah lainnya, sebelum pembelajaran tatap muka dimulai, sejumlah siswa dan guru bahkan sudah terpapar. Tim Gugus Tugas Covid-19 Kota Payakumbuh, Sumatra Barat, mengumumkan sembilan guru positif korona (covid-19).

“Seluruhnya guru,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh Bakhrizal didampingi Kalaksa BPBD Yufnani Away dan Kadiskominfo Jhon Kendi, Kadis Pendidikan Agustion, Kakankesbanpol Budhy D Permana, dan Kacabdisdikwil IV Provinsi Sumbar Asricun.

Sementara itu, di Bangka Belitung sudah 20 pelajar dinyatakan positif meski kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka belum dilaksanakan. Ketua Sekretariat Pusdalops Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Babel Mikron Antariksa menyebutkan 20 pelajar ada yang terpapar di asrama SMAN 1 Pemali Bangka, Ponpes Temboro Jatim, dan sebagian dari orangtua mereka.

Masih rawannya klaster pendidikan membuat DI Yog­yakarta belum memutuskan KBM tatap muka. Banyumas juga menunggu Rt di bawah 1, sedangkan Sumedang, Jawa Barat, juga menunda setelah dua guru dan dua siswa SD terpapar. Sementara itu, Kabupaten Sikka memutuskan membuka KBM tatap muka pada September. (FL/RF/YH/AT/LD/JS/Tjp/GL//MG/DG/ N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik