Headline

Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.

Penyuluh KostraTani Kawal Produktifitas Petani Cilegon

Wibowo Sangkala
24/8/2020 08:55
Penyuluh KostraTani Kawal Produktifitas Petani Cilegon
Petani memanen melon emas (golden melon) di Kampung Cipocok, Serang, Banten.(ANTARA FOTO/Weli Ayu Rejeki)

SIAPA bilang petani tidak bisa untung besar? Ali Muiz dari Cilegon, Banten bisa meraup laba dua kali lipat dari biaya produksi menanam melon. Modal Rp11 juta, laba yang diraup Rp23,5 juta. Kok bisa? Ya bisa. Petani padi ini menanam varietas Golden Alisha seluas 0,1 hektar. Hasilnya 2,3 ton melon. Jual di ladang Rp15.000 per kg setelah panen kepada pengepul.

Ali Muiz, petani di Kelurahan Pabean, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon didampingi penyuluh dari Dinas Pertanian Kota Cilegon, Dedi Septriyansa melaksanakan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa pertanian tidak boleh berhenti! Tanam, tanam dan tanam meskipun di musim kemarau.

Ali Muiz memilih menanam melon dengan memanfaatkan lahan bekas tanam padi, yang kerap dilakukan petani ketika selesai tanam padi di musim gadu. Diketahui, pengolahan lahan untuk menanam melon tidak rumit. Asal tersedia saluran-saluran air sedalam 30 cm. Kendati begitu, melon sebagai buah komersial menuntut perhatian ekstra lantaran penikmatnya mengutamakan cita rasa bukan sekadar ukuran buah.

Ali Muiz didampingi penyuluh Dedi Septriyansa memilih melon varietas Golden Alisha untuk ditanam pada lahan seluas 1.000 meter. Penyuluh Dedi melaksanakan perannya selaku bagian integral dari Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) di tingkat kecamatan melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP).

"Modal besar. Risiko tinggi. Perawatan ekstra. Ternyata berbanding lurus dengan hasil produksi yang diraih Ali Muiz. Luas tanam 0,1 hektar menghasilkan 2,3 ton melon. Produktifitas tinggi mendorongnya menanam melon hingga ketiga kalinya," terang Dedi dalam keterangan tertulis dirilis oleh Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP), Senin (24/8).

Ali Muiz, anggota kelompok tani (Poktan) Karya Muda Mandiri kembali menangguk laba besar pada panen kedua. Keuntungan tersebut mendorong Ali Muiz menanam melon untuk ketiga kalinya. Saat ini tanaman melonnya telah berumur 45 hari. Rencana panen setelah usia tanam 60 hari. Penyuluh pusat Kementerian Pertanian RI, Susilo Astuti Handayani selaku pendamping kegiatan penyuluhan pertanian di Provinsi Banten melaporkan kegiatan tanam melon tak mengganggu kinerja Ali Muiz menanam padi sebagai komoditas utama, hasil panen melon malahan menambah pendapatan keluarganya.

"Hasil panen melon mencapai 2,3 ton dari luasan lahan 0,1 hektar. Harga jual di ladang Rp15.000 per kg. Total laba kotor sekitar Rp34,5 juta.
Kurangi biaya produksi Rp11 juta maka Ali Muiz raih laba bersih Rp23,5 juta," kata Susilo.

baca juga: Bernilai Tinggi, Petani di Sumsel Didorong Tanam Cabai

Hal itu sebiduk sehaluan dengan arahan Mentan Syahrul bahwa usaha tani harus menguntungkan petani dan berdampak banyak orang akan bertani. Selain itu petani harus paham hukum permintaan dan penawaran untuk mencegah kerugiam saat panen. Dan petani juga harus mengetahui jenis varietas unggul yang mendatangkan hasil maksimal dengan merawat tanaman layaknya merawat bayi. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya