Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pemancingan di Desa Mesu, Bangka Tengah Masih Perlu Berbenah

Rendy Ferdiansyah
22/8/2020 15:00
Pemancingan di Desa Mesu, Bangka Tengah Masih Perlu Berbenah
Pemancingan di Desa Mesu, Bangka Tengah(MI/Rendy Ferdiansyah)

Pemancingan alami di desa Mesu Kabupaten Bangka Tengah kini menjadi salah satu obyek wisata alam yang mulai digandrungi masyarakat di Provinsi Bangka Belitung (Babel).

Tempat rekreasi alam di tengah rimbunan pepohonan memberikan nuansa berbeda dari tempat-tempat rekreasi lainya yang ada di provinsi penghasil timah tersebut.

Pemancingan alami luasnya 10 hektare. Terdapat beberapa spot sebagai daya tarik wisata, di antaranya kolong terapi kaki dengan ribuan ikan nilai dan koi, kolam renang, dan perkebunan anggrek hingga jambu jamaika.

Tempat wisata ini hanya berjarak kurang lebih 15 kilometer dari pusat Kota Pangkalpinang.  Waktu perjalanan kurang lebih 1 jam.

Untuk dapat menikmati berbagai spot wisata di pemancingan alami ini, wisatawan lokal hanya di pungut biaya masuk Rp10 ribu untuk orang dewasa dan Rp5.000 bagi anak-anak.

Ratna, salah satu pekerja di pemancingan alami desa Mesu mengatakan tempat rekreasi alami ini mulai digandrungi masyarakat baru-baru ini.

"Luasnya ada 10 hektare. Tempat wisata ini milik Pak Haji Ajra ini sebenarnya sudah ada sejak 10 tahun lalu, tapi baru mulai ramai dikunjungi wisatawan baru-baru ini. Dulu ini hanya untuk rekreasi keluarga saja," kata Ratna.

Ratna mengaku setiap libur, pemancingan ini setidaknya dikunjungi hampir 300 wisatawan setiap harinya.

Baca juga: Menyemai Energi Bertani di Lahan Sejengkal

"Kita buka dari pukul 8 pagi hingga pukul 18.00 WIB," paparnya.

Di tempat rekreasi alami ini, imbuhnya, kalau ingin terapi dengan ikan nilai dan koi, wisatawan harus membeli pelet dulu per bungkus Rp5.000.

"Sekarang ini baru ada dua kolam alami dan satu kolam renang. Untuk perkebunan jambu Jamaika dan anggrek sedang dipersiapkan," ujarnya.

Wisatawan bernama Fitri mengetahui ada tempat rekreasi pemancingan alami ini dari mulut ke mulut. "Suasananya alami. Kami bosen ke pantai terus, makanya mencoba tempat ini. Di sini kami merasa dekat dengan alam," ujar Fitri.

Namun, menurut Fitri, tempat rekreasi alami ini masih banyak yang harus dibenahi, sehingga semakin menambah daya tarik.

"Jalan masih tanah kuning. Ini perlu perhatian pemerintah agar dapat diaspal, sehingga wisatawan merasa aman dan nyaman saat berkunjung ke tempat tersebut," pungkasnya. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya