Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SETELAH menyandera dua petani Desa Sanginora, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, AP dan AB, kelompok MIT diketahui melancarkan aksinya dengan menghadang pegawai Dinas Kesehatan (Dinkes) Poso yang tengah menuju Kota Poso setelah melaksanakan perjalanan dinas di wilayah dataran Napu pada Minggu (9/8) sekitar pukul 19.00 WITA.
"Rombongan pegawai Dinkes itu dihadang saat melintas di jalan Trans Sulawesi antara wilayah pegunungan Hae dan Sanginora," kata Kapolda Sulteng Irjen Pol Syafril Nursal kepada mediaindonesia.com di Palu, Senin (10/8).
Menurutnya, rombongan pegawai Dinkes Poso berjumlah 10 orang menggunakan dua mobil. Mereka dihadang oleh empat anggota kelompok MIT bersenjata lengkap.
"Jadi awalnya pegawai Dinkes mengira diberhentikan di jalan karena adakecelakaan lalu lintas karena kebetulan jalan yang dilintasi memang jalan rusak. Namun, para pegawai itu sadar kalau kelompok MIT setelah kunci mobil mereka disita oleh dua anggota MIT," ungkapnya.
Baca juga : Nasib Pelaku yang Menangkap Ikan Pakai Bahan Peledak Rakitan
Saat dua anggota MIT mengambil kunci mobil pegawai Dinkes, anggota MIT lainnya menanyakan KTP para pegawai Dinkes seraya menanyakan apa agama dari masing-masing pegawai Dinkes.
"Setelah itu angota MIT merampok uang, snack, termasuk jam tangan milik salah satu sopir. Anggota MIT juga semita meminta power bank, namun pegawai Dinkes tidak memberikan karena saat itu memang tidak membawa," papar Kapolda.
Tidak lama setelah menjarah, anggota MIT yang menenteng senjata api laras panjang, laras pendek, dan parang langsung pergi meninggalkan lokasi penghadangan.
Sedangkan rombongan pegawai Dinkes melanjutkan perjalanan ke Kota Poso.
"Dari pengakuan saksi yang kami mintai keterangan dalam kolompok MIT itu, ada yang melihat Ali Kalora. Kita bersyukur karena rombongan pegawai Dinkes bisa selamat," tandas Kapolda. (OL-2)
SELASA, 17 November lalu, dua anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur tewas di tangan Satuan Tugas Tinombala.
DI tengah aksi teror, warga selalu jadi korban. Di Sulawesi Tengah, yang terbaru ialah pembunuhan empat warga dan pembakaran enam rumah di lokasi transmigrasi Levono,
Wilayah Poso identik dengan serangkaian konflik yang berujung pada kericuhan.
NAMANYA Muhammad Basri. Sehari-hari, ia dipanggil Bagong. Pria asal Poso, Sulawesi Tengah, itu juga dikenal sebagai tangan kanan Santoso
Panel 3 tersebut dipimpin oleh Hakim Konstitusi Arief Hidayat, didampingi Enny Nurbaningsih dan Anwar Usman.
Satgas Tinombala temukan barang bukti kelompok Ali Kalora berupa alat komunikasi, amunisi senjata api, hingga peralatan masak
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved