Warga TN Gunung Ciremai Diimbau tidak Lakukan Pembakaran Lahan

Nurul Hidayah
06/8/2020 16:00
Warga TN Gunung Ciremai Diimbau tidak Lakukan Pembakaran Lahan
Seekor Surili (Presbytis comata) mencari makan di Lembah Cilengkrang, kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai, Kuningan(ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

ANCAMAN kebakaran hutan yang bisa terjadi di kawasan Hutan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) dapat membahayakan satwa langka yang ada di dalamnya. Karena itu, patroli hutan pun diintensifkan.

Kapolres Majalengka AKBP Bismo Teguh Prakoso menjelaskan musim kemarau seperti saat ini sangat rentan dengan kebakaran hutan. Bismo mengatakan, kawasan hutan TNGC yang memiliki luas sekitar 15.500 hektare berada di dua wilayah yaitu Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan. Untuk Kabupaten Majalengka berbatasan dengan 20 desa.

"Kami berupaya untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan. Jika sampai terjadi, maka akan mengancam satwa langka yang selama ini hidup di kawasan Gunung Ciremai, seperti macan kumbang, surili dan elang jawa," kata Bismo, Kamis (6/8).

Untuk itu, pihaknya bersama lembaga terkait lainnya termasuk Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) sejak jauh hari memberikan imbauan akan adanya ancaman kebakaran hutan di puncak musim kemarau ini.

"Imbauan kami lakukan melalui spanduk, medsos, radio, hingga sosialisasi yang dilakukan jajaran polsek yang ada di wilayah hukum Kabupaten Majalengka," ungkapnya.

Baca juga: Penutupan Jalur Pendakian Gunung Ciremai Diperpanjang

Bismo mengajak kepada masyarakat terutama yang berdekatan dengan kawasan hutan, untuk senantiasa menjaga lingkungannya dan tidak melakukan pembakaran lahan secara liar.

"Tidak hanya ancaman terhadap satwa dan lingkungan, kebakaran hutan juga berdampak buruk pada masyarakat sekitar," imbuhnya.

Sementara itu, hari ini, jajaran Polsek Sindawangi melakukan patroli hutan dengan menyusuri hutan Perhutani Gunung Pola, Desa Lengkong Wetan, Bumi Perkemahan (Buper) Talaga Pancar di Desa Lengkong Kulon dan kawasan hutan TNGC Awilega di Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi.

Kapolsek Sindangwangi IPTU Udiyanto menjelaskan saat ini kondisi hutan memang sudah mulai mengering.

"Banyak sekali dedaunan kering yang sangat mudah terbakar. Pepohonan juga sudah mulai mengering," ujar Udiyanto.

Kondisi tersebut, menurut Udiyanto, rawan menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Tahun lalu, kebakaran hutan dengan dampak kabut asap tebal terjadi di wilayah hukum Polsek Sindangwangi sehingga mengganggu kesehatan dan aktivitas masyarakat.

Untuk itu, lanjut Udiyanto, jajarannya setiap hari melakukan patroli hutan diiringi dengan sosialisasi dan ajakan kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan mencegah terjadinya kebakaran hutan.(OL-5)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya