Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
ANEKA kerajinan perak, mulai dari tea set, wadah sesaji, mangkuk, kotak cerutu, kotak perhiasan, hingga perhiasan, dijejer di ruang pamer Museum Sonobudoyo, Yogyakarta. Barang tersebut merupakan bukti kejayaan kerajinan perak di Yogyakarta. Selain kerajinan batik dan gerabah, Jogja juga dikenal sebagai kota kerajinan perak. Namun, pamor sebagai tempat kerajinan perak mulai meredup setelah krisis ekonomi 1998.
Pameran kerajinan perak tersebut berjudul Rajata: Perak dan Kisah di antaranya. Rajata merupakan sebutan perak dalam bahasa Sanskerta. Pameran ini diselenggarakan oleh Museum Sonobudoyo sejak tanggal 4-24 Agustus 2020 di Gedung Pameran Temporer pukul 09.00-21.00 WIB.
Kurator pameran, Ayudipta Kirana menjelaskan, perak amat lekat dengan Yogyakarta. Jika dilihat pertumbuhan Kotagede sebagai sentra kerajinan perak, kerajinan ini diperkirakan sudah muncul sejak periode Kerajaan Mataram Islam (16 M). Masa keemasan kerajinan perak di Kotagede dimulai pada 1930-an. Semua itu tidak lepas dari peran kelompok masyarakat Eropa yang tinggal di Hindia-Belanda hingga pemerintah kolonial bekerja sama untuk membangun sektor kerajinan perak ini.
Mereka membantu dalam banyak hal, mulai suntikan dana, memasukkan para pengrajin lokal ke perusahaan-perusahaan perak Eropa untuk mengasah kemampuan mereka, ajakan untuk melakukan pameran kesenian, hingga mendirikan sekolah kerajinan.
Industri perak Kotagede bahkan mampu bertahan pada masa Depresi Ekonomi (1929-1939) atau yang dikenal dengan nama Malaise. Di antara tahun 1938-1939, 70 usaha di Kotagede yang mampu mengolah perak dan menyerap banyak tenaga kerja. Di sisi lain, pada 1940an, Kunstambachtsschool atau Sekolah Seni Kerajinan didirikan. Sekolah yang diprakarsai oleh Java Instituut, turut andil dalam
perkembangan ornamen seni hias pada kerajinan perak.
Pendirian Kunstambachtsschool memang bertujuan untuk mendidik masyarakat lokal dalam memproduksi perak sebagai kerajinan maupun perlengkapan makan yang digunakan oleh para bangsawan dan elit kolonial.
"Kunstambachtsschool berdiri dari 1941-1943. Seiring masuknya Jepang ke Indonesia, sekolah ini ditutup," terang Ayu saat pembukaan pameran, Senin (4/8).
Invasi Jepang juga membuat industri perak kembali anjlok. Akibatnya, kerajinan perak yang berkualitas terpinggirkan dengan memunculkan produksi karya yang lebih murah dengan campuran bahan logam lainnya.
Setelah 1945, industri perak di Yogyakarta, khususnya di Kotagede mulai beradaptasi dengan sosial, politik, ekonomi, dan budaya saat itu. Perombakan industri perak tampak pada modernisasi teknik serta pengelolaannya. Bahkan, pada 1972, perak Kotagede berhasil memasarkan produknya ke negara-negara di Asia, Australia, Eropa, hingga benua Amerika.
baca juga: Budidaya Anggur di Perkampungan
Industri perak Kotagede kembali terpukul akibat dua krisis ekonomi, yaitu pada 1997 dan 2008. Di satu sisi, harga bahan baku kian tinggi, sedangkan di sisi lain daya beli masyarakat menurun sehingga industri perak Kotagede menjadi lesu. Cerita tentang pernak dan pernik kerajinan perak di Yogyakarta inilah yang coba dihadirkan di pameran Rajata. Museum Sonobudoyo memiliki sekitar 300 benda kerajinan perak. Untuk pameran ini, pihaknya hanya mengeluarkan sekitar 20 koleksi, termasuk peralatan yang digunakan untuk membuat kerajinan perak.
"Pameran ini menceritakan perjalanan perak sejak berabad-abad silam. Sejarah membawa cerita perak dan Sonobudoyo pada satu benang merah melalui Kunnstambachtsschool," kata Kepala Museum Sonobudoyo, Setyawan Sahli.
Melalui pameran ini, Sonobudoyo berharap industri perak terus lestari di Yogyakarta, khususnya Kotagede. (OL-3)
Di Kelompok Umur (KU) 12, SD Kanisius Duwet menjadi juara setelah menang atas MIS Al Islamiyah Grojogan.
Keberadaan Kopi Sleman pun diharapkan dapat semakin mendukung iklim pariwisata di kabupaten yang berada di kaki Gunung Merapi sisi Selatan.
DINAS Kesehatan Kota Yogyakarta menemukan satu kasus covid-19.
Sebanyak 351 penari terpilih dari Sabang sampai Merauke, kini memasuki masa karantina dan mengikuti latihan intensif untuk mempersiapkan pertunjukan Pagelaran Sabang Merauke.
GO Lucky Bike hanya tersedia untuk tamu Kotta GO Yogyakarta menjadikannya pengalaman eksklusif yang tak bisa Kottalites temukan di tempat lain.
Total ada 1.299 penggerobak sampah dan pasukan kuning DLH Kota Yogyakarta.
CAS (Contractor Art Space), sebuah perusahaan arsitek, kontraktor dan interior dari Indonesia, baru-baru ini melakukan kunjungan ke Suikoushya, workshop carpentry di Kyoto, Jepang.
IFEX 2025 kembali digelar pada 6-9 Maret 2025 di JIExpo, Kemayoran, untuk merayakan satu dekade kontribusi dalam memajukan industri mebel dan kerajinan Indonesia.
Acara Pesona Swarga Bumi ini tidak hanya sekedar wadah promosi, tetapi juga sebagai katalisator bagi pelaku industri kreatif di Kota Sukabumi untuk terus berkarya.
Pameran Kriyanusa dari Smesco sangat penting bagi UKM, khususnya dalam membantu para peserta untuk meningkatkan penjualan dan branding.
Komunitas Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat (AMANAH) mendorong para generasi muda untuk terus berinovasi melalui pelatihan kerajinan tangan di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh
Noken ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dari UNESCO pada 4 Desember 2012 dan digolongkan dalam kategori warisan budaya yang membutuhkan perlindungan mendesak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved