Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Revolusi Hijau Ubah Perilaku Masyarakat untuk Peduli Lingkungan

Denny Susanto
02/8/2020 10:32
Revolusi Hijau Ubah Perilaku Masyarakat untuk Peduli Lingkungan
Menteri LHK Siti Nurbaya didampingi Gubernur Kalsel Sahbirin Noor saat berkunjung ke Taman Hutan Hujan Tropis di kawasan Perkantoran Pemprov(MI/Denny Susanto)

RATUSAN mahasiswa, pelajar dan organisasi masyarakat ikut serta dalam aksi penanaman pohon di kawasan Taman Hutan Hujan Tropis Indonesia yang berada di areal perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.

Taman Hutan Hujan Tropis Indonesia yang diresmikan Presiden RI Joko Widodo ini di dalamnya berisi spesies endemik flora dari seluruh daerah di Indonesia. Bahkan presiden memiliki pohon jenis Mersawa yang tumbuh subur di kawasan hutan perkantoran Pemprov Kalsel.

Aksi penanaman pohon beragam jenis ini merupakan bagian Gerakan Revolusi Hijau yang digalakkan Pemprov Kalsel guna mengubah perilaku masyarakat untuk lebih peduli lingkungan hidup melalui kegiatan menanam.

"Tanam, tanam dan tanam untuk masa depan dan generasi mendatang" menjadi semboyan yang selalu disuarakan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor. Gerakan Revolusi Hijau menjadi komitmen utama Sahbirin sejak menjadi gubernur pada 2015 dalam upaya perbaikan kualitas lingkungan hidup di Kalsel.

Berdasarkan data Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel, Revolusi Hijau telah berhasil memperbaiki Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dalam lima tahun terakhir dari posisi 29 pada 2015 saat ini naik menjadi posisi 19 dari 34 provinsi di Indonesia.

Gerakan penanaman pohon besar-besaran yang disebut Revolusi Hijau menjadi salah satu capaian utama keberhasilan pembangunan bidang kehutanan di Kalsel. Bahkan pemerintah pusat (Kementerian LHK) telah menjadikan program penghijauan ini sebagai percontohan (pilot project) program pelestarian lingkungan secara nasional dan ditonjolkan di dunia internasional.

Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan konsep dari gerakan revolusi hijau adalah bagaimana menciptakan hutan dan potensi di dalamnya dapat mensejahterakan masyarakat dengan mengedepankan pelestarian lingkungan.

"Gerakan ini juga berkaitan dengan mengubah prilaku masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan hidup," ucap Hanif.

Baca juga:  Kampung Tangguh di Kalsel Miliki Tempat Karantina

BP Daerah Aliran Sungai (DAS) Kalsel mencatat luas lahan kritis pada 2016 seluas 640.708 hektare telah berhasil dikurangi menjadi 511.594 hektare pada 2018 melalui gerakan revolusi hijau (rehabilitasi DAS-hutan dan lahan). Meski demikian, kondisi laju kerusakan hutan juga perlu menjadi perhatian karena masih ada kawasan hutan di Kalsel yang masuk kategori sangat kritis seluas 132.468 hektare dan kategori kritis seluas 379.126 hektare.

Selama ini program rehabilitasi hutan dan lahan di Kalsel kurang maksimal, dimana pada periode 2012-2015 capaian kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan hanya 8.700 hektare. Sejak Gerakan Revolusi Hijau digalakkan terjadi penambahan luas tanam dan pengurangan luas lahan kritis yang cukup signifikan.

Sepanjang periode 2016-2020 Pemprov Kalsel telah berhasil melakukan penanaman lebih dari 86 ribu hektare. Penanaman yang melibatkan semua elemen masyarakat, swasta, pemerintah, TNI-Polri berhasil menanam di areal seluas 5.559 hektare pada 2016, kemudian 16.188 hektare pada 2017.

Pada 2018 program revolusi hijau berhasil mencapai luas tanam 29.591 hektare dan 29.007 hektare pada 2019. Sedangkan hingga Juni 2020 kegiatan tanam sudah seluas 7.697 hektare. Kegiatan penanaman pohon ini dilakukan di 13 kabupaten/kota khususnya pada 183 DAS yang tersebar di wilayah Kalsel.

Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor, mengatakan yang tak kalah penting dari program revolusi hijau adalah pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat sekitar hutan. Tujuan lain dari pemulihan kerusakan kawasan hutan dan lahan ini sebagai bagian upaya menjadikan Kalsel sebagai salah satu paru-paru dunia. Sejalan dengan itupula Pemprov Kalsel juga berupaya menerapkan pembangunan berbasis kehutanan yang disebut Forest City.(OL-5)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya