Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Mengasah Taji Tes Usap

Haryanto
28/7/2020 05:15
Mengasah Taji Tes Usap
Pelatih Bali United Stefano Cugurra (kanan) menjalani tes usap (swab test) COVID-19 di kawasan Kuta, Badung, Bali, kemarin.(ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

“KAMI harus melakukan tes usap sebanyak 4.991 sampel setiap hari. Namun, sumber daya manusia dan sarana yang kami miliki, saat ini, hanya bisa melakukan pemeriksaan 4.000 spesimen,” ung­kap Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo di Semarang, kemarin.

Jawa Tengah masih menjadi salah satu daerah penyumbang pasien covid-19 baru terbesar. Ratusan korban baru terus bertambah setiap hari.

Tes usap menjadi salah satu jalan keluar untuk memutus mata rantai penularan. “Kami butuh tambahan 20 tenaga ahli laboratorium untuk mengejar 4.991 spesimen. Selain itu, juga penambahan alat dan reagen tes,” tambah Yulianto.

Gubernur Ganjar Pranowo juga terus berusaha. Kemarin, ia mengundang sejumlah pakar dan guru besar ke kantornya.

“Harus ada rekayasa per­ubahan perilaku sosial sehingga masyarakat lebih masif dalam menaati protokol kesehatan. Kami ingin mendapat masukan dari para ahli agar sosialisasi kepada masyarakat bisa lebih efektif,” ujarnya.

Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah juga dihadapkan pada kondisi serupa. Kemarin, ia menerima kedatangan Kepala Laboratorium Diagnostik Universitas Andalas Padang, Andani Eka Putra, yang sudah menerapkan metode pemeriksaan laboratorium dengan sangat baik.

“Saya mendapat masukan untuk memperbesar kemampuan pemeriksaan di tujuh laboratorium yang ada. Kami belajar dari Padang, untuk memperbesar kapasitas tes usap di laboratorium. Sumbar sudah mampu memeriksa 5.000 sampel per hari, sedangkan Sulsel baru 2.000-an,” tandas Nurdin.

Belum disiplin

Di sejumlah daerah, ketaatan warga mematuhi protokol kesehatan masih jadi soal.

“Tren kesembuhan terus meningkat hingga sudah 50% lebih pasien, tapi penambah­an kasus positif baru juga terus terjadi karena masyarakat abai,” kata Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Kalimantan Selatan, Abdul Haris Makkie.

Kota Palembang juga harus menggebrak warga untuk melaksanakan protokol kesehatan. Pasalnya, Palembang menjadi satu-satunya daerah di Sumatra Selatan yang berada di zona merah.

“Masyarakat harus membantu pemerintah dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Jumlah kasus terus bertambah, ini menjadi bukti warga sudah mulai tidak disiplin,” kata Wali Kota Harnojoyo.

Meski tergolong lebih baik daripada daerah lain, Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno juga mengakui masih banyak warganya yang tidak peduli protokol kesehatan.

“Saya berkeliling. Masalahnya ada di masyarakat. Lebih banyak yang tidak pakai mas­ker, masih berkerumun, tidak ada physical distancing. Ada juga masker dipakai di dagu, tidak disiplin,” keluhnya.

Karena itu, kasus positif harian masih bertambah di wilayah tersebut meski tidak banyak. “Dalam penanganan, Sumbar sudah pada trek yang benar. Kedisiplinan warga sangat menentukan,” lanjut Irwan. (LN/DW/YH/BB/MY/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik