Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Pandemi Berimbas Tertundanya Realisasi Proyek Cegah Banjir Kalsel

Denny Susanto
21/7/2020 13:04
Pandemi Berimbas Tertundanya Realisasi Proyek Cegah Banjir Kalsel
Anak-anak bermain di tengah banjir di Kota Banjarmasin, Kalsel awal 2020. Proyek penanggulangan banjir kini direlokasikan untuk pandemi.(ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)


PANDEMI covid-19 yang melanda tanah air juga berimbas pada tertundanya realisasi sejumlah proyek penanggulangan ancaman bencana banjir di Kalimantan Selatan.  Demikian dikemukakan Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kalsel, Masrai Zulzai, Selasa (21/7). 

"Sejumlah proyek terkait penanggulangan bencana banjir jadi tertunda karena anggaran pembangunannya direlokasi guna membantu penanganan pandemi covid-19. Ya disayangkan padahal proyek ini juga penting mengingat ada beberapa wilayah Kalsel yang rawan bencana banjir," tuturnya.

Pihaknya berharap pada anggaran tahun selanjutnya baik APBN maupun APBD dapat dianggarkan kembali. Sejumlah proyek penanggulangan banjir yang tertunda akibat pandemi virus korona antara lain proyek pengendalian banjir Kota Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah tahun 2020, rencananya dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan II, menggunakan dana APBN sebesar Rp30 miliar.

Kemudian proyek perkuatan tebing Sungai Martapura, Kota Banjarmasin untuk mengurangi daya rusak air. Sedianya akan dibangun lewat dana APBD Kalsel 2020 senilai Rp3 miliar. Serta proyek normalisasi Sungai Selok Mati & Sungai Betung di Kabupaten Tanah Bumbu dengan anggaran Rp2,7 miliar. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kalsel sendiri masuk kategori zona merah bencana banjir, ada sekitar 550 desa yang tersebar di 10 kabupaten/kota merupakan daerah langganan banjir.

Sebelumnya Kepala Bappeda Kalsel, Nurul Fajar Desira mengatakan, saat ini Pemprov Kalsel telah membentuk tim khusus terdiri dari Bappeda, Dishut, PUPR , BPBD dan Balai Wilayah Sungai II untuk kajian lapangan penyebab banjir dan mencari solusi penanganan banjir jangka pendek dan jangka panjang. Konsep penanganan banjir Kalsel dilakukan dengan cara penambahan kapasitas sungai, pengalihan debit banjir, pembuatan waduk/bendungan hingga konservasi kawasan DAS.

baca juga: Penumpang di Terminal Lembata Berjubel dan Tanpa Masker

Untuk penambahan kapasitas sungai (normalisasi) dengan cara pengerukan, penggalian maupun pembuatan tanggul dilakukan pada sungai-sungai besar seperti Sungai Balangan, Sungai Tabalong, Sungai Nagara serta sungai lain yang merupakan rawan banjir.

Proyek penanggulangan banjir lainnya yang rencananya akan dibangun adalah pembangunan embung Jaro, Kabupaten Tabalong dengan kapasitas tampung sekitar 500.000 meter kubik air dan perkuatan tebing Sungai Tabalong. Di Kabupaten Hulu Sungai Utara dilakukan normalisasi saluran banjir Kandangjaya dan normalisasi saluran banjir Sungai Pamintangan. (OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya