Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
HASIL ekspor komoditas kapulaga dari Sumatra Utara cukup mengejutkan kendati di bawah tekanan pandemi korona.
Pengirimannya sepanjang semester pertama 2020 sudah melampaui capaian sepanjang 2019
Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan Hasrul mengatakan, pihaknya mencatat terjadi lesatan ekspor kapulaga yang melalui wilayah kerjanya.
"Pada semester I tahun 2020 volume ekspor kapulaga dari Sumut meningkat 54,2 persen" ujarnya, Rabu (15/7).
Jumlah ekspor itu meningkat dibandingkan periode Januari Juni 2019 yang hanya 82 ton, menjadi 171 ton dengan nilai Rp12 miliar.
Bahkan berdasarkan data dari sistem IQFAST Badan Karantina Pertanian (Barantan), ekspor Kapulaga Sumut telah melampaui total ekspor 2019
yang hanya sebanyak 168 ton senilai Rp8,2 miliar.
Terdapat tiga negara utama pengimpor Kapulaga Sumut, yaitu Vietnam, Thailand dan Tiongkok. Hingga saat ini tercatat sudah ada 19 eksportir kapulaga dari Sumut, atau bertambah dua eksportir dari tahun lalu.
Ekspor kapulaga menambah daftar ekspor rempah asal Sumut, setelah kincung/combrang, jahe, kunyit, cengkeh dan buah tempayang yang juga laris di pasar global.
Terpisah, Kepala Barantan Ali Jamil mengatakan, ini merupakan capaian yang harus diapresiasi, di tengah kondisi ekonomi yang melamban di dunia akibat pandemi Covid-19.
"Ini menjadi bukti bahwa para eksportir kapulaga asal Sumatera Utara dapat mempertahankan, bahkan meningkatkan volume ekspornya," kata dia.
Kapulaga dan jenis rempah lain dari Sumut sudah menjadi komoditas ekspor yang patut diperhitungkan sebagai penghasil devisa.
Potensi kapulaga di pasar Internasional juga memberikan angin segar bagi petani rempah-rempah asal Sumut untuk terus meningkatkan budidaya tanamannya.
Tidak hanya berpuas diri, dia memastikan karantina pertanian juga akan terus memberikan pendampingan teknis persyaratan ekspor kepada para pelaku usaha agar dapat memenuhi semua persyaratan negara tujuan.
"Peran karantina dalam pendampingan teknis persyaratan ekspor sesuai dengan aturan Sanitary dan Phytosanitary Measures (SPS) dunia Internasional tentu akan berdampak pada peningkatan ekspor," tambahnya.
Ia pun optimistis program Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, yaitu Gerakan Peningkatan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) komoditas pertanian hingga 2024 dapat tercapai di Sumatera Utara. (OL-8).
Para ilmuan baru-baru ini telah menemukan virus corona baru pada kelelawar di Brasil yang memiliki kemiripan dengan virus MERS yang dikenal mematikan.
Hal itu meningkatkan kemungkinan bahwa virus tersebut suatu hari nanti dapat menyebar ke manusia, demikian yang dilaporkan para peneliti Tiongkok.
"Saat dunia semakin tidak menentu, kalau dibilang pusing tujuh keliling. Tapi saya yakin badai pasti berlalu. Paling penting karyawan semua sehat, dan bisa kerja" ujar Chandra.
"Tentu ini bantuan yang luar biasa, yang sangat kita butuhkan saat ini. Masker pelindung dengan spesipikasi yang bagus."
Diinformasikan pihak keluarga, saat ini dokter Handoko masih dalam kondisi sadar meski komunikasi sangat dibatasi.
Pasien positif korona ini adalah bagian dari rombongan umrah berjumlah 24 orang. Saat ini pengawasan terhadap 23 orang lainnya sedang dilakukan sampai 19 Maret atau masa inkubasi virus berakhir
BPS mencatat sektor perdagangan pertanian kedua negara mengalami pertumbuhan positif pada tahun ini, dengan pertumbuhan volume ekspor 8% hingga 11% dibandingkan tahun 2022.
Selain menjadi eksportir gula teratas, Brasil merupakan produsen tebu paling banyak di dunia dengan margin yang besar.
Dalam kegiatan tersebut, para pengusaha walet mendeklarasikan pembentukan Forum Komunikasi Pengusaha Burung Walet. Ketua PP KBSWI Panda Nababan dipilih secara aklamasi sebagai Ketua Forum.
Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), melepas ekspor 1,78 ton dengan nilai Rp 35,38 miliar sarang burung walet produksi PT. Anugerah Citra Walet Indonesia ke Tiongkok.
Indonesia harus secepatnya membangun sistem pertanian modern yang ramah lingkungan, terutama menghadapi ancaman ketahanan pangan dan krisis global.
Riset ilmiah secara mendalam penggunaan puouk batu bara pada tanaman jagung dan kedelai saat ini sedang dilakukan oleh tim peneliti di Purdue University.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved