Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Ekspor Kapulaga Sumut Justru Melonjak di Tengah Pandemi

Yoseph Pencawan
15/7/2020 21:07
Ekspor Kapulaga Sumut Justru Melonjak di Tengah Pandemi
Ilustrasi kapulaga(Antara)

HASIL ekspor komoditas kapulaga dari Sumatra Utara cukup mengejutkan kendati di bawah tekanan pandemi korona.

Pengirimannya sepanjang semester pertama 2020 sudah melampaui capaian sepanjang 2019 

Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan Hasrul mengatakan, pihaknya mencatat terjadi lesatan ekspor kapulaga yang melalui wilayah kerjanya.

"Pada semester I tahun 2020 volume ekspor kapulaga dari Sumut meningkat 54,2 persen" ujarnya, Rabu (15/7).

Jumlah ekspor itu meningkat dibandingkan periode Januari Juni 2019 yang hanya 82 ton, menjadi 171 ton dengan nilai Rp12 miliar.

Bahkan berdasarkan data dari sistem IQFAST Badan Karantina Pertanian (Barantan), ekspor Kapulaga Sumut telah melampaui total ekspor 2019
yang hanya sebanyak 168 ton senilai Rp8,2 miliar.

Terdapat tiga negara utama pengimpor Kapulaga Sumut, yaitu Vietnam, Thailand dan Tiongkok. Hingga saat ini tercatat sudah ada 19 eksportir kapulaga dari Sumut, atau bertambah dua eksportir dari tahun lalu.

Ekspor kapulaga menambah daftar ekspor rempah asal Sumut, setelah kincung/combrang, jahe, kunyit, cengkeh dan buah tempayang yang juga laris di pasar global.

Terpisah, Kepala Barantan Ali Jamil mengatakan, ini merupakan capaian yang harus diapresiasi, di tengah kondisi ekonomi yang melamban di dunia akibat pandemi Covid-19.

"Ini menjadi bukti bahwa para eksportir kapulaga asal Sumatera Utara dapat mempertahankan, bahkan meningkatkan volume ekspornya," kata dia.

Kapulaga dan jenis rempah lain dari Sumut sudah menjadi komoditas ekspor yang patut diperhitungkan sebagai penghasil devisa.

Potensi kapulaga di pasar Internasional juga memberikan angin segar bagi petani rempah-rempah asal Sumut untuk terus meningkatkan budidaya tanamannya.

Tidak hanya berpuas diri, dia memastikan karantina pertanian juga akan terus memberikan pendampingan teknis persyaratan ekspor kepada para pelaku usaha agar dapat memenuhi semua persyaratan negara tujuan.

"Peran karantina dalam pendampingan teknis persyaratan ekspor sesuai dengan aturan Sanitary dan Phytosanitary Measures (SPS) dunia Internasional tentu akan berdampak pada peningkatan ekspor," tambahnya.

Ia pun optimistis program Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, yaitu Gerakan Peningkatan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) komoditas pertanian hingga 2024 dapat tercapai di Sumatera Utara. (OL-8).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik