Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Warga Terdampak Rob Mulai Keluhkan Masalah Ekonomi

Amiruddin Abdullah Reubee
15/7/2020 06:51
Warga Terdampak Rob Mulai Keluhkan Masalah Ekonomi
Warga membenahi rumahnya yang rusak akibat dihantam gelombang pasang di Desa Gampong Belakang, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat.(ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

SETELAH dilanda banjir rob pekan lalu di Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh kini mulai berdampak kepada masyarakat di kawasan pesisir. Danpak ekonomi dan sosial mulai mengusik warga yang bermukim di perkampungan dekat Samudra Hindia itu, karena banjir rob telah merusak rumah mereka. Sekitar 1.641 jiwa warga Kecamatan Johan Pahlawan telah terdampak banjir purnama itu. Para korban banjir tersebut tersebar di empat desa sepanjang pesisir Samudera Hindia itu. Rob sudah melanda wilayah itu sejak 7 Juli dan puncaknya pada 11 Juli saat banyak rumah warga rusak terendam rob. 

Masing-masing adalah di Desa Pasir 512  jiwa (121 keluarga), Desa Kampung Belakang 450 jiwa (120 keluarga), Desa Suak Indrapuri 317 jiwa (98 keluarga), dan Desa Ujong Kalak 362 jiwa (98 keluarga). Ada sekitar 60 unit rumah milik warga rusak akibat rob. Kini warga di empat desa ini mengungsi di tenda darurat atau menumpang di rumah keluarga. Warga mulai mengeluh kesulitan ekonomi dan stress melihat rumah mereka rusak karena abrasi pantai. 

"Kami sedang melakukan verifikasi data laporan masyarakat terdampak rob," kata Kabid Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Aceh Barat, Masyhuri, Rabu (15/7) 

baca juga: Banjir Bandang, Korban Jiwa Berjatuhan

Sebelumnya Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Aceh (DPRA) Fuadri berharap pemerintah pusat mengatasi banjir rob atau banjir air laut pasang di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat. Ia juga mengharapkan agar pemerintah pusat bisa mengalokasikan anggaran yang memadai agar musibah banjir rob tersebut bisa secepatnya teratasi.
  
"Memang pada tahun 2020 ini pemerintah membangun tanggul pemecah ombak di Meulaboh, namun panjangnya cukup kecil yakni sekitar 120 meter," kata Fuadri didampingi anggota DPRA Edi Kamal di Meulaboh.
  
Padahal, kata dia, kebutuhan tanggul yang harus dibangun oleh pemerintah pusat agar bisa mengatasi musibah tersebut mencapai tiga kilometer. (Ant/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya