Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMERINTAH Kabupaten Banyuasin terus berupaya menjaga ketahanan pangan dengan menjadi sentra produksi beras nomor satu di Provinsi Sumatra Selatan.
Bupati Banyuasin, Askolani, mengatakan wilayah yang dipimpinnya berhasil memproduksi sebanyak 519 ribu ton beras. Karena itu, Banyuasin menjadi lumbung pangan nomor satu di Sumsel dan masuk empat besar dari 10 besar nasional sebagai kabupaten penyumbang pangan di Indonesia.
‘’Sekarang kita dapat produksi beras hingga 519 ribu ton dan akan kita tingkatkan lagi ke depan. Kami pun memang masuk 4 besar dari 10 besar Nasional,’’ ujar Askolani, Kamis (2/7).
Askolani menyebutkan, masih ada sejumlah kendala yang dihadapinya. Namun, nyatanya ini masih belum maksimal. Dari 68 ribu lahan program serasi, baru 80 persen yang maksimal. Kendalanya ada pada pengairan yang belum bagus, pengadaan alsintan, pupuk, dan petugas penyuluh lapangan yang belum memadai.
Ia menjelaskan, dalam pengelolaan lahan pertanian para petani sudah memakai hand traktor roda empat. Sebab itu bisa membajak sawah sampai 4 sampai 5 hektare, karena dengan cara biasa dalam waktu sepekan hanya bisa satu hektare lahan.
‘’Seperti Desa Sungai Pinang, Kecamatan Pantau Bayur ini masih tergantung dengan alam, tentunya dengan teknologi baru ini kita akan perbaiki irigasi dan tanggul, bahkan yang tidak ada akan dibuatkan,’’ tambah dia.
Dikatakan Askolani, dalam hal ini juga ada empat strategi penting. Menurutnya, pertama peningkatan mutu bibit unggul yang diberikan ke para petani di wilayahnya, kemudian pupuk, hingga peralatan yang lebih modern.
Baca juga : Wagub Bali Dorong Pengembangan Desa Jadi Desa Wisata
‘’Selama ini petani pakai tradisional. Berkat bantuan pemda dan pusat, jadinya kita sudah modern. Dimana air laut kita bisa alirkan ke persawahan di Banyuasin, dengan cara sistem pompanisasi,’’ jelasnya.
Pihaknya juga merasa bersyukur meski di tengah pandemi virus korona. Mengingat, Kabupaten Banyuasin masih tetap semangat dan juga tidak mempengaruhi produksi padi.
‘’Terlebih, Mei lalu kita bisa menanam di lahan seluas 288 ribu hektare.Tentunya juga ini tak kalah penting berkat adanya peranan Gubernur Sumsel dan Menteri Pertanian yang datang ke daerah kita, makanya para petani semangat. Ini sangat penting dalam produksi padi,’’ ucap dia.
Sementara itu, Gubernur Sumsel, Herman Deru mengapresiasi atas keberhasilan Kabupaten Banyuasin yang masuk empat besar dari 10 besar Nasional sebagai kabupaten penyumbang pangan di Indonesia.
‘’Kita yakin Kabupaten Banyuasin dapat meningkatkan kembali produksi pangan di Sumsel. Sebagai daerah andalan Sumsel dan daerah penghasil pangan padi, prestasi Banyuasin ini tetap harus dijaga,’’ pungkasnya. (OL-2)
Badan Pangan Nasional (Bapanas) berkomitmen terus membantu pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pangan lokal.
Pemerintah daerah perlu turun tangan. Salah satunya berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menginventarisasi lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan.
Program ketahanan pangan Kostrad sudah dilaksanakan dan berjalan di beberapa daerah seperti di Bogor, Karawang, Sukabumi, Tasikmalaya, Garut, Ciamis dan Pangandaran.
Lokasi ketahanan pangan Kostrad di Gudang Ketahanan Pangan berada di Desa/Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi,
Produksi beras Kabupaten Cianjur mencapai 860 ribu ton lebih. Produksinya terbilang melebihi dari kebutuhan konsumsi rata-rata masyarakat.
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Cirebon berkolaborasi dengan PT Pos Indonesia dan Bulog Cirebon memberikan bantuan pangan berupa beras sebanyak 10 kilogram
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved