Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Tahun Ajaran Baru, Pedagang Seragam Sekolah di Sikka Paceklik

Gabriel Langga
25/6/2020 16:55
Tahun Ajaran Baru, Pedagang Seragam Sekolah di Sikka Paceklik
Pedagang seragam sekolah mengeluhkan sepinya pembeli di tahun ajaran baru 2020/2021 karena wabah korona.(MI/Moat Angga)

MENJELANG tahun ajaran baru 2020/2021 di masa pandemi covid-19, sejumlah pedagang seragam sekolah di sejumlah pasar di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, mengeluh karena sepinya pembeli alias paceklik.

Salah seorang pedagang seragam sekolah di Pasar Tingkat Maumere saat ditemui mediaindonesia.com, Yustinus Roy mengatakan menjelang tahun ajaran baru kali ini, seragam sekolah yang ia jual sepi dari pembeli dimasa covid-19 ini.

"Biasanya masuk tahun ajaran baru, bulan Juni begini, ramai sekali orang tua yang datang untuk membeli seragam sekolah untuk anak-anaknya, terutama anaknya baru mau masuk sekolah. Hanya tahun ini saja sepi sekali pembelinya," ungkap Roy

Ia mengaku, dalam sehari biasanya 10-12 potong seragam sekolah yang terjual. Kali ini dimasa covid-19 ini, hanya satu potong seragam sekolah yang terjual. "Kegiatan belajar mengajar di sekolah kah belum jelas. Apalagi ada sekolah yang memberlakukan KBM jarak jauh. Jadi orang tua berpikir tidak perlu seragam sekolah yang baru," jelas dia.

Dengan sepinya pembeli, kata dia, pendapatan pun menurun hingga mencapai 80 peren karena animo orang tua untuk membeli seragam sekolah menurun dratis. "Kalau masuk tahun ajaran baru begini, pendapatan saya itu biasanya dalam sehari Rp1 juta rupiah. Tetapi sekarang dengan tidak ada kejelasan sekolah, hanya Rp100 ribu dalam sehari. Bahkan dalam sehari tidak ada pemasukan," ujar Roy.

Pedagang lainnya Hartono Leo mengatakan, tokonya menjual seragam dan perlengkapan sekolah mulai dari TK-SMA. Memasuki tahun ajaran baru ini, kata dia hanya beberapa orang tua yang datang membeli seragam sekolah dan
alat tulis untuk anaknya.

"Kalau tahun lalu, toko saya ini ramai sekali yang datang untuk membeli seragam dan perlengkapan sekolah. Kadang-kadang saya kewalahan. Tahun ini karena pandemi covid-19, hanya beberapa orang tua saja yang datang membeli
seragam sekolah," ujar Hartono

Hartono menyampaikan, penurunan penjualan seragam dan perlengkapan sekolah mencapai 70-80 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun ia mengaku masih saja orang tua yang datang membeli seragam dan perlengkapan sekolah untuk anaknya.

Hartono menduga, orang tua enggan membeli seragam dan perlengkapan sekolah untuk anaknya, karena sistem pembelajaran siswa selama masa covid-19 dilakukan secara online. Ditambah lagi, masuk tahun ajaran baru belum bisa
dipastikan kapan sekolah dibuka secara normal.

"Sampai saat ini, toko saya belum ada lonjakan pembeli. Mungkin kita lihat dua-tiga minggu kedepan," paparnya

Hartono berharap wabah virus covid-19 ini bisa berakhir, sehingga masyarakat bisa beraktivitas kembali normal terutama, kegiatan pembelajaran di sekolah kembali normal. (OL-13)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya