Tidak Surut, Pekalongan Darurat Rob

Ahmad Sapuan
07/6/2020 06:25
Tidak Surut, Pekalongan Darurat Rob
Foto udara kondisi pemukiman padat penduduk terdampak banjir rob di Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (4/6/2020).(ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra)

BANJIR akibat air laut pasang (rob) terus menggenangi kawasan pesisir pantai utara (pantura) Pulau Jawa. *Karena kondisi itu, Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menetapkan darurat rob hingga 14 hari ke depan.

Bencana rob tersebut muncul di saat pemerintah dan warga tengah berjuang memutus rantai penyebaran virus korona baru (covid-19). Menurut pemantauan, kemarin, kawasan pesisir yang masih dilanda rob, seperti Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak, dan Jepara dengan ketinggian air antara 20 sampai 100 cm.

Di daerah-daerah itu, banjir merendam tambak, sawah, dan permukiman warga. Akibatnya, puluhan ribu keluarga terkena dampaknya.

Arus lalu lintas juga terganggu karena jalan raya pantura dari Semarang sampai Demak terendam setinggi 30 cm. Di Pekalongan, jalan-jalan utama terendam banjir rob, seperti Jalan Surabaya, Jalan Semarang, Jalan Patiunus, Jalan WR Supratman, Jalan Kusuma Bangsa, dan Jalan Merak.

Dalam menghadapi banjir rob yang terus berlangsung, Wali Kota Pekalongan, M Saelany Mahfudz, mengambil langkah dengan menetapkan darurat bencana banjir rob.

Langkah itu diambil untuk memudahkan penanganan agar anggaran darurat bencana dapat segera turun.

“Saya sudah tetapkan sebagai darurat bencana banjir rob supaya segera dilakukan penanganan dengan cepat karena sudah 7.700 keluarga terdampak di kota ini,” kata Saelany.

Karena keterbatasan anggaran, lanjut Saelany, sulit melakukan penanganan, terutama memperbaiki sarana dan prasarana yang rusak akibat diterjang banjir.

Selain infrastruktur rusak, beberapa tanggul sungai, yaitu Bremi, Meduri, Pasir Sari, dan Slamaran juga jebol dan menyebabkan air laut merendam tiga kecamatan.


Nihil upaya

Pemerintah Kota Semarang dalam mengatasi banjir rob yang merendam area Pelabuhan Tanjung Emas, seperti kawasan Industri Terboyo, Tambaklorok, Bandarharjo, Pelindo, Mangunharjo, dan Madukoro memasang pompa air berkapasitas 250 liter per detik.

Selain itu, di beberapa titik sumber masuknya air rob, dibendung dengan menggunakan karung berisi tanah, batu, dan pasir. “Kami juga melakukan penyedotan untuk menguras banjir,” kata Kepala Seksi Pengelolaan dan Pengembangan Drainase Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang, Mochamad Hisam Ashari.

Kondisi berbeda terjadi di Demak. Meskipun termasuk daerah terparah dan menjadi langganan banjir rob, tidak terlihat upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak untuk mengatasi dampak yang diakibatkan bencana itu.

“Telah disampaikan ke gubernur dan pemerintah pusat karena kita tidak memiliki anggaran cukup,” kata Wakil Bupati Demak, Joko Sutanto.

Ia mengakui sepanjang 45 kilometer wilayah pantura di Demak terendam banjir rob dan ada puluhan ribu warga di sana terdampak. Namun, Pemkab Demak belum dapat berbuat apa-apa.

Selain di kawasan pantura Jawa, puluhan rumah warga di pesisir pantai di Bebeng, Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, juga terendam banjir akibat rob.

Di daerah pesisir Kecamatan Tapak Tuan, Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 22 rumah warga rusak akibat diterjang banjir setinggi tiga meter. (GL/MR/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya