Industri Garmen Kini Produksi APD, Penjualan Meningkat 100 Persen

Antara
27/5/2020 05:36
Industri Garmen Kini Produksi APD, Penjualan Meningkat 100 Persen
Ilustrasi industri garmen( ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

DI tengah pandemi covid-19, industri garmen untuk pembuatan alat pelindung diri seperti baju-baju medis meningkat. Seperti diungkapkan oleh Luh Made Diah Ganaki Pusparani, pehgusaha garmen dari Denpasar, Bali yang kini memproduksi alat pelindung diri untuk tenaga kesehatan maupun kebutuhan masyarakat, melonjak sampai 100%.

"Sebelumnya kita menjual segala jenis seragam, seperti polo, kaos baju, kemeja, jaket, perlengkapan wisuda. Namun, karena pandemi, kebutuhan APD dan baju-baju medis meningkat, jadi kita memproduksinya," jelas Diah Ganaki, Selasa (26/5).

Ia mengatakan bahwa pengiriman APD dilakukan tidak hanya di rumah sakit wilayah Bali, melainkan sampai di Sumatera dan Papua. Selain itu, jumlah sudah memproduksi hingga saat ini sebanyak 47.000 masker kain dan APD pengirimannya minimal 100 pcs. Untuk proses pengerjaan dibutuhkan waktu satu sampai tiga hari dengan jumlah pekerja diantaranya untuk dalam ruangan ada 18 orang, dan di bagian luar ada 12 orang.
  
Dengan sistem kerja yaitu sesuai dengan aturan pemerintah jam operasional dari 10.00-21.00 wita, dengan menerapkan standar kesehatan penggunaan masker. Kemudian, sebelum pulang mandi di tempat kerja, pengecekan suhu sebelum bekerja dan penggunaan hand sanitizer serta rutin cuci tangan setelah melakukan aktivitas-aktivitas tertentu.
  
"Sempat alami kerugian, karena target market di awal adalah hotel, jadi beberapa hotel mangkrak dan tidak bisa membayar piutang seragam," tambahnya.
  
Sedangkan terkait baju medis yang diproduksi adalah baju medis yang tidak steril sehingga tidak memerlukan uji medical standar dan hanya cukup untuk standar pemakaian pribadi.

baca juga: Total Kasus Sembuh Covid-19 di Riau Capai 76
  
Diah Ganaki yang juga bertugas sebagai Bendahara Umum BPC HIPMI Klungkung, mengatakan bahwa proses memproduksi baju medis ini dilakukan sejak bulan Februari 2020. Pihaknya berharap agar situasi segera kembali,perekonomian kembali normal dan tidak ada lagi pengangguran. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya