Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
BANK Indonesia (BI) Perwakilan Lampung merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Lampung pada April 2020 kembali mengalami deflasi sebesar 0,17% (mtm), setelah bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,35% (mtm). Pencapaian ini di bawah rata-rata historis inflasi April dalam tiga tahun
terakhir sebesar 0,14% (mtm).
Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Lampung Budiharto Setyawan memaparkan, sumber deflasi April dipicu oleh penurunan harga kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan. Kemudian diikuti bahan makanan khususnya pada komoditas hortikultura karena banyaknya pasokan di tengah menurunnya permintaan masyarakat di tengah pandemi covid-19.
Secara spasial dibandingkan 90 kota perhitungan inflasi nasional, inflasi Kota Bandar Lampung dan Kota Metro di bulan April menempati urutan ke-58 dan 67.
Laju inflasi bulanan tersebut tercatat lebih rendah dari laju inflasi Nasional sebesar 0,08% (mtm) namun berada di atas capaian inflasi Sumatera sebesar -0,23% (mtm).
"Secara tahunan inflasi Provinsi Lampung mencapai 2,60% (yoy) atau masih relatif terkendali dibandingkan inflasi Nasional yaitu sebesar 2,67% (yoy), namun masih lebih tinggi dibandingkan inflasi Sumatera yaitu sebesar 1,56% (yoy)," ujar Budiharto melalui siaran pers virtualnya di Bandar Lampung, Rabu (20/5).
Dibandingkan dengan kota lainnya di Sumatera, inflasi yang terjadi di Kota Bandar Lampung 2,50% (yoy) dan Kota Metro 3,47% (yoy) masing-masing menempati peringkat yang relatif tinggi yakni ke-7 dan ke-2 dari 24 kota perhitungan inflasi IHK se-Sumatera.
Ditinjau per komponen, deflasi yang terjadi pada bulan April 2019 didorong oleh penurunan harga kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,09% (mtm) serta penurunan harga pada kelompok bahan makanan 0,07% (mtm).
Budiharto melanjutkan penurunan harga kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan didorong oleh penurunan biaya pulsa ponsel, yaitu sebesar -0,09%.
Penurunan biaya pulsa ponsel ini salah satunya disebabkan oleh beberapa provider telekomunikasi yang menyediakan beberapa pilihan paket internetyang lebih terjangkau guna mendukung kegiatan masyarakat di rumah selama pandemi covid-19.
"Selain itu terkait dengan penurunan pada kelompok bahan makanan,penyumbang terbesar deflasi pada kelompok ini antara lain cabai merah, daging ayam ras, cabai rawit, dan beras dengan andil inflasi masing-masing sebesar -0,21%, -0,06%, -0,05% dan -0,04%," paparnya. (OL-13)
Baca Juga: Kementan Gelar OP Online di Pasar Mitra Tani seluruh Indonesia
Baca Juga: Defisit Transaksi Berjalan Triwulan I 2020 Turun
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pihaknya melihat ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) guna mendorong pertumbuhan kredit.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
Bank Indonesia atau BI menilai keputusan tarif impor Amerika Serikat memberikan dampak positif terhadap pasar keuangan Indonesia, terutama karena memberikan kepastian bagi para investor
Bank Indonesia (BI) pada Selasa-Rabu, 15-16 Juli 2025 memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,25%
Sudah saatnya Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan. Pasalnya, kesepakatan tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sudah terjadi.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin, 14 Juli 2025, diprediksi bergerak menguat dengan ditopang faktor-faktor domestik.
SUMATRA Utara berisiko menghadapi tekanan ekonomi yang lebih dalam jika tren deflasi berlanjut pada Juli 2025.
INFLASI bulanan pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,19%, ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,07 pada Mei menjadi 108,27.
BPS mencatat deflasi Gabungan Kota Indeks Harga Konsumen (IHK) DIY Mei 2025 sebesar -0,15% (mtm), turun dibandingkan realisasi April 2025 yang mengalami inflasi sebesar 1,67% (mtm).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi sebesar 0,37% pada Mei 2025. Angka ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di April 2025 yang mengalami inflasi 1,17%.
BPS mencatat inflasi Jakarta pada April 2025 sebesar 1,44%, terutama bersumber dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kelompok perawatan pribadi dan jasa
PENURUNAN harga sejumlah komoditas pangan dalam sepekan terakhir membuka potensi terjadinya deflasi di Sumatra Utara pada April 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved