Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Berharap Sinyal Mencrang di Luar Sekolah

Ferdinandus Rabu/N-2
23/4/2020 07:30
Berharap Sinyal Mencrang di Luar Sekolah
Dua murid SD tengah mencari sinyal internet di perbukitan saat menjalani kegiatan belajar di rumah secara daring di Flores Timur, NTT.(MI/FERDINANDUS RABU)

BUKIT kecil Lewokoli jadi saksi kegigihan Susana, 12, dan beberapa teman sekolahnya di tengah ancaman wabah korona. Setiap pagi atau sore hari, mereka harus menaiki bukit yang berada di Desa Aran Sina, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, itu.

Bukan berkebun, tapi untuk mencari sinyal telepon seluler. Payung menjadi kawan mereka karena ada saatnya bukit itu disambangi hujan, atau panas yang kadang datang menyengat.

“Setiap pagi, saya harus mengerjakan tugas yang dikirim guru lewat telepon seluler. Di kampung tidak ada sinyal sehingga kami semua harus naik ke bukit ini,” aku Susana, siswa kelas 6 SD Inpres Lowokoli.

Sama seperti di daerah lain di Tanah Air, belajar di rumah juga diterapkan di sekolah Susana sejak awal bulan ini. Untuk membantu warga, kepala sekolah merelakan sebagian dana bantuan operasional sekolah (BOS) untuk membantu orangtua siswa membeli paket internet atau pulsa.

“Pembelian paket data sudah tidak jadi masalah. Akan tetapi, di lapangan ternyata anak-anak terkendala sulitnya mendapat sinyal internet,” keluh Blasius Dana Soge, guru di SD Inpres Lowokoli.

Bukan semudah membalikkan telapak tangan mencari sinyal internet di Desa Aran Sina. Susana dan teman-temannya harus berjalan ratusan meter dari rumah mereka, mendaki bukit dan terus berharap sinyal mencrang sepanjang mereka belajar.

“Di sini satu-satunya lokasi yang ada sinyalnya. Hanya, untuk ke sini kami harus berjalan kaki sekitar 1 jam setiap hari sehingga tidak ketinggalan pelajaran,” tambah Susana.

Setelah dapat sinyal, persoalan belum selesai. “Sambungan internet sering terputus,” jelasnya.

Kerepotan bukan milik Susana saja. “Karena lokasi bukit jauh dari rumah, saya tidak tega membiarkan Susana pergi bersama teman-temannya. Saya sering menemani mereka, memastikan bahwa mereka aman,” kata Emanuel, ayah Susana.

Susana dan belasan teman-temannya, juga Emanuel dan Blasius, punya satu permintaan yang sama. “Mudah-mudahan di desa kami bisa secepatnya dipasang menara seluler sehingga tidak sulit mencari sinyal lagi.” (Ferdinandus Rabu/N-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik