Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
GUBERNUR Jawa Tengah Ganjar Pranowo memerintahkan seluruh rumah sakit di Jateng memperhatikan pengelolaan limbah medis. Terlebih dengan merebaknya COVID-19, jumlah limbah dipastikan meningkat tinggi. Ganjar mengatakan, sejak munculnya kasus Antraks, TBC, SARS dan MERS pengelolaan limbahnya memang dilakukan secara khusus. Dari tempat pembuangan sampai proses pengolahan.
"Jadi kalau mereka masuk biasanya ada tempat sampahnya, biasanya berwarna kuning. Terus diolah, yang biasanya dilakukan oleh profesional dari penyedia jasa yang sudah teruji," kata Ganjar, Kamis (2/4).
Untuk kasus COVID-19 yang telah mewabah ini, Ganjar telah menginstruksikan seluruh rumah sakit rujukan untuk melakukan pengawasan secara khusus. Terlebih setiap hari ada penambahan pasien, yang berimbas langsung pada kuantitas limbah.
"Seluruh rumah sakit harus mengawasi ini karena pasti ada kenaikan kuantitasnya. Maka harus hati-hati," katanya.
Sampai saat ini, Ganjar mengatakan, belum ada kendala berarti terkait limbah medis di Jawa Tengah selama penanganan Covid-19 ini. Artinya semua limbah masih terkelola dengan semestinya. Namun, Ganjar juga tidak ingin kecolongan nantinya, jika kondisi semakin memburuk.
"Kita mendisiplinkan dan melakukan kontrol agar tidak bocor. Makanya harus disiapkan betul-betul agar tidak bocor," kata Ganjar.
Salah satunya menjaga agar tidak terjadi kebocoran dengan pemanfaatan ulang limbah-limbah medis. Ganjar mengungkapkan, dirinya telah menerima aduan pemanfaatan limbah medis, berupa masker. Setelah dibuang, masker-masker yang telah digunakan itu dicuci kemudian diperjual belikan.
"Makanya tadi saya tanya ke dokter, bagaimana maskernya? Lebih baik digunting setelah digunakan. Sehingga tidak bisa dipakai atau diolah dan dijual," katanya.
baca juga: Pemprov Siapkan Tiga Rumah Sakit Rujukan
Lebih jauh Ganjar menjelaskan, pemanfaatan ulang limbah-limbah medis tersebut juga sangat membahayakan. Terlebih jika dilakukan oleh pihak yang tidak memiliki kompetensi serta didukung peralatan yang memadai.
"Karena yang mengambil berbahaya, yang mengolah dan apalagi yang memakai ulang itu berbahaya. Karena pasti pengolahannya tidak seperti di dunia kedokteran atau di rumah sakit. Di sana kan canggih ada pembunuh kumannya, virus dengan cara dan alat-alat yang canggih," katanya.(OL-3)
Para ilmuan baru-baru ini telah menemukan virus corona baru pada kelelawar di Brasil yang memiliki kemiripan dengan virus MERS yang dikenal mematikan.
Hal itu meningkatkan kemungkinan bahwa virus tersebut suatu hari nanti dapat menyebar ke manusia, demikian yang dilaporkan para peneliti Tiongkok.
Pemberian berbagai bansos diperlukan untuk menjaga daya beli masyarakat.
“Saya beserta jajaran anggota DPRD DKI Jakarta turut berduka cita sedalam-dalamnya atas berpulang ke Rahmatullah sahabat, rekan kerja kami Hj. Umi Kulsum."
Para peneliti melengkapi setiap relawan dengan pelacak kontak untuk merekam rute mereka di arena dan melacak jalur aerosol, partikel kecil yang dapat membawa virus.
Mensos Juliari berharap bantuan ini berdampak signifikan terhadap perputaran perekonomian lokal.
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved